Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
Pohon Kematian
6
Suka
5,577
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

“Itu adalah pohon kematian. Kalau kamu bingung nyari tempat untuk mati, maka di sanalah yang paling tepat!” Arga menunjuk pada pohon beringin tua yang hidup sebatang kara di atas bukit kecil di balik ladang jagung dan gandum.

“Ah…” Neima manggut seraya menatap pohon tersebut.

Jika dilihat, tidak ada yang aneh pada beringin tersebut. Ia tumbuh baik dengan akar-akar besar yang timbul ke permukaan tanah. Batang-batangnya banyak dan terlihat segar hingga daunnya rimbun.

“Kenapa disebut pohon kematian?” Neima terlihat penasaran, sekalipun matanya tak lepas dari beringin tersebut.

“Dulu saat pembantaian terjadi, semua korbannya ditimbun dalam satu liang. Di atasnya ditanami pohon itu dan pernah juga ada seorang wanita hamil besar yang gantung diri di sana.”

“Ih ngeri.” Neima bergidik ngeri. Gadis delapan tahun itu masih menatap ke arah beringin meski sudah merasa merinding setelah mendengar cerita Argan, teman sebayanya.

“Argan! Neima!” teriak seorang wanita yang berada di balik rimbunya pohon jagung.

“Ayo pulang!” Argan menarik lengan Neima karena hari sudah sore. Ibunya pun sudah berteriak mengajak pergi, “Neima…” Bocah lelaki itu menggeram saat permintaannya tak kunjung di gubris, terlebih ditarik pun tetap diam saja.

“Argan! Neima!” Suara ibunya kembali terdengar, jika dilihat sedang berada di kawasan dilarang tersebut, ibunya pasti akan marah besar.

“Neima, ayo balik!” Argan semakin mempererat cengkramannya dan berusaha menyeret gadis itu yang tak bisa di gerakkan barang secenti pun, “Neima apa-apaan, sih!” grutunya kesal dan melepaskan lengan gadis itu dengan kasar.

Si gadis akhirnya menggerakan lehernya diiringi bunyi retakan yang memekakkan telinga. Arga menatap wajah Neima yang pucat dengan seringai senyum menghiasi bibirnya. Kedua mata Neima terlihat kosong hingga membuat Arga makin panik.

“Mari main!” ucap Neima dengan anggukan, namun suaranya terdengar lebih cadel dan agak berbeda dari suara Naima yang cempreng.

“Jangan seperti itu Neima.” Arga meletakan kedua lengannya di atas kedua bahu Neima, lalu menggoyang-goyangkannya dengan keras. Tak berselang lama tahu-tahu Neima tertawa dengan suara orang dewasa. Wajahnya mengadah kelangit dengan mulut terbuka lebar. Kedua tangan Neima bergerak-gerak tak karuan di samping tubuhnya yang mengejang. Arga tersentak kaget hingga tubuhnya terjungkal saat itu terjadi.

“Astagfirullah!” sentak seseorang bergegas menghampiri. Pria berpeci putih dengan sorban senada itu membantu Arga untuk bangun, kemudian menyimpan telapak tangan kirinya di puncak kepala Neima sementara satu tangannya mengadah setengah dada, “Berdoa, ya,” pintanya menatap Arga sekilas. Bocah itu menurut, melafalkan surat pendek yang di hafalnya.

Beberapa saat kemudian, angin kencang berhembus. Daun-daun kering berterbangan di sekitar bukit, suara jeritan membungbung tinggi ke langit. Arga menatap Neima yang terlihat kesakitan, ia menangis dalam doanya karena takut terjadi hal buruk pada kawannya itu. Kemudian, semuanya kembali normal dengan langit yang mulai gelap.

“Pulanglah dan jangan kembali. Lurus saja jangan lihat ke belakang. Ingat, ya.”

Arga mengangguk sesegukan, ia berbalik dan menggendong Neima di atas punggungnya. Entah dari mana kekuatan itu berasal, tubuh Neima terasa ringan saat ia berjalan menuruni bukit untuk pulang.

Sesampainya di jalan setapak menuju rumah, semua berhamburan menghampiri Arga dan membantunya. Di rumah, bocah lelaki itu menceritakan yang terjadi, namun tak ada yang tahu siapa sosok pria berpeci tersebut.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Sosok pria itu adalah malaikat penolong ;)
@english : terima kasih hehe
Openingnya to the point....menghentak...suka
Rekomendasi dari Horor
Flash
Pohon Kematian
Desi Ra
Novel
Bronze
Charlie, Charlie Are You There?
Lewi Satriani
Novel
Bronze
Makhluk Tak Kasat Mata Peliharaan Ibuku
Erma Sari
Cerpen
BONEKA KAYU
Rian Widagdo
Novel
Bronze
Surti
Herman Sim
Novel
Bronze
JERITAN HATI SANG KUNTILANAK
Triboy Mustiqa
Flash
Pagi yang Sempurna
Nurai Husnayah
Novel
Gold
Fantasteen Double R
Mizan Publishing
Novel
Di Antara Rumah yang Kosong
Imajiner
Cerpen
Bronze
Rahasia Hamidah
Jariah Publishing
Novel
GARIS MERAH
Rizqy Kurniawan
Flash
Cerita Tentang Kedai Bakso
Mahaloha
Novel
Bronze
Kuda Bisik~Novel~
Herman Sim
Cerpen
Bronze
Membunuh Benci
Aneidda
Novel
Komplotan Tidak Takut Hantu
Mohamad Novianto
Rekomendasi
Flash
Pohon Kematian
Desi Ra
Flash
Wanita Berbaju Putih
Desi Ra
Flash
Givers Of Death
Desi Ra
Novel
A Thousand Lights
Desi Ra
Flash
a Thousand Years
Desi Ra
Novel
April's Diary
Desi Ra