Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Namanya Ahmad Bejo. Bapak dan Ibu menamainya demikian agar hidup dia selalu bejo alias beruntung. Namun, Boy, teman sekantor yang berbeda divisi malah sering memanjangkan kata bejo menjadi bertahan jomlo. Entah mengapa, meski pun dia selalu diejek, tetapi Boy adalah satu-satunya teman yang sangat akrab dengannya. Padahal, perbedaan sifat Boy dan Bejo sungguh sangat mencolok.
Contohnya saja, Boy, sudah sangat berpengalaman dalam hal pacaran. Hampir semua karyawati di perusahaan ini pernah dekat dengan dirinya. Entah mantra apa yang dipakai lelaki itu, hingga semua wanita dengan mudah bertekuk lutut pada si raja tebar pesona.
Sungguh sangat berbeda dengan Bejo yang lebih suka mengakrabkan diri dengan tumpukan berkas, hingga sampai saat ini belum pernah berpacaran sama sekali. Itulah mengapa, Boy menjuluki dia dengan istilah bertahan jomlo atau disingkat bejo.
Namun, the best day of Bejo's life akhirnya datang juga. Allah telah mengabulkan doa-doa yang selalu dipanjatkannya di sepertiga malam. Hari ini Bejo akan menikah dengan Aisyah, wanita pertama dan terakhir yang akan menemani perjalanan hidup seorang Ahmad Bejo, lelaki yang selama hidupnya bertahan jomlo alias ogah pacaran karena takut dosa.
"Kamu yang fokus, jangan sampai salah sebut nama," ujar Bapak mengingatkan supaya Bejo konsentrasi saat mengucapkan ijab qobul.
Bejo tertawa dalam hati. Mana mungkin dirinya salah sebut, mantan saja tak punya. Alhamdulillah, kekhawatiran Bapak tak terbukti. Bejo mengucap ijab qobul dengan sangat lancar, semulus mobil yang tengah meluncur di jalan tol. Usai ijab qobul, acara dilanjutkan dengan resepsi. Bejo dan Aisyah yang telah sah menjadi pasangan suami istri, duduk di pelaminan, bagaikan raja dan ratu saja. Para tamu undangan mulai terlihat mengantre, menunggu giliran untuk memberi selamat pada kedua mempelai yang tengah berbahagia.
"Selamat, ya, Bro," ucap Boy seraya menjabat tangan Bejo.
"Makasih, Boy. Doakan kami cepat dapat momongan, ya." Bejo melirik Aisyah yang tersipu malu mendengar penuturannya barusan. Boy memeluk Bejo lalu membisikkan sesuatu.
"Kalau elo mau cepat punya anak, elo ingat, kan, pesan gue, dua minggu yang lalu?"
Bejo mengangguk sembari mengangkat kedua jempol ke arah lelaki tampan itu.
"Santai saja. Jangan tergesa-gesa. Lakukan pemanasan dulu, agar permainannya lebih asyik. Buktikan, Bro, walau elo selama ini bejo alias bertahan jomlo, tapi elo itu lelaki sejati," ujarnya setengah berbisik.
Sekali lagi Bejo hanya membalas saran Boy dengan anggukan mantap dan kedua jempol terangkat.
***
Usai resepsi, Bejo dan Aisyah kini berada dalam kamar pengantin bernuansa pink dan putih yang di setiap sudutnya terdapat rangkaian mawar merah, membuat suasana semakin romantis. Bejo sudah berganti pakaian dan mulai loncat-loncat, menunggu Aisyah yang tengah berganti pakaian di kamar mandi dengan kaus yang diberikannya.
"Sudah, siap? Bantu aku menggeser ini."
Asiyah mengangguk dan mulai membantunya menggeser semua isi kamar ke sudut. Bejo mengajak istrinya pemanasan alias loncat-loncat seperti yang dilakukannya ketika menunggu sang istri berganti pakaian tadi.
"Mas, kita mau ngapain?" Dahi Aisyah berkerut menyaksikan suaminya mempersiapkan sejumlah alat yang dibutuhkan.
"Seperti yang dilakukan semua mempelai saat malam pertama."
"Apa?"
"Bermain bola. Kata temanku, lelaki sejati adalah yang berhasil menyarangkan gol di babak pertama," kata Bejo sembari bersiap menendang bola. Dan Aisyah pun pingsan.