Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Thriller
Akhir Sebuah Penantian
18
Suka
8,855
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Kekeringan melanda hampir sejumlah daerah di Indonesia selama musim kemarau ini. Air menjadi barang langka. Warga desa yang punya uang lebih, membeli galon-galon air bersih untuk persediaan.

Namun, Anindya tak seberuntung mereka yang berduit. Sudah hampir sebulan gadis berusia tiga puluhan itu, harus bolak-balik mendaki bukit untuk mengambil air bersih. Bukan hanya badannya yang lelah, tetapi jiwa Anindya pun ikut merasakan gersang.

Benar kata orang, menanti itu adalah pekerjaan yang melelahkan. Anindya tengah merasakannya saat ini. Ketika Rama yang punya cita-cita ingin jadi pejabat dan memutuskan untuk melanjutkan kuliah di kota, kekasihnya itu seolah-olah menghilang bak ditelan bumi. Sama sekali tak terdengar kabar berita darinya. Begitu pula dengan orang tua Rama. Mereka memutuskan untuk pindah ke kota, menyusul putra tercinta.

***

Nin, kalau aku sukses menjadi orang besar nanti, kamulah satu-satunya perempuan yang akan aku jemput ke pelaminan.

Lima tahun berlalu, sejak Rama mengucap janji itu, Anindya masih tetap setia dalam penantiannya. Padahal, banyak lelaki yang mengantre untuk mempersuntingnya. Namun, perempuan cantik itu selalu menolak. Bahkan, Bu Dinar pun sering membujuk putrinya untuk mulai membuka diri. Namun, tentu saja tak berhasil. Anindya telah sepenuhnya menutup hati dari lelaki lain demi Rama seorang.

"Nin, itu bukannya Rama?" tanya Ibu, ketika Anindya tengah membantu menyiapkan menu makan malam.

Anindya berhenti mengiris-iris tipis bawang merah, kemudian mulai memerhatikan dengan saksama layar kaca yang memperlihatkan kekasihnya tengah diwawancara.

Rama Prasetya, Bupati termuda Kabupaten xxxx kini tengah berbahagia. Pasalnya, Amanda Aulia, istrinya, sedang mengandung. Pasangan yang baru satu tahun menikah ini, tampak sibuk mempersiapkan segalanya untuk menyambut kelahiran anak pertama mereka yang diperkirakan sekitar satu bulan lagi.

Dadanya begemuruh. Sekujur tubuh gadis itu bergetar hebat. Anindya tak mampu menahan bulir yang tumpah ruah membanjiri pipi. Usai sudah penantian panjangnya selama ini. Pisau dalam genggaman yang semula ia gunakan untuk mengiris-iris bawang, kini mulai beralih fungsi.

"Astagfirullah, Nin! Nyebut, Nin, nyebut!" teriak Ibu histeris, berusaha mencegah aksi putrinya memotong urat nadi sendiri.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Can
tuh nyerinya kalau ngarep sama manusia
@Lirin, nyesek, ya, Kak
ketika janji terucap tuk diingkari hiks :'(
Terima kasih, Kak @Janeeta sudah singgah
Endingnya ngeri
Terima kasih, Kak @leeana sudah mampir
Makasih, Kak @alan sudah mampir
🥶 SEREM EH
Rekomendasi dari Thriller
Flash
Akhir Sebuah Penantian
Suci Asdhan
Novel
Bronze
Tumpah Darah
Bisma Lucky Narendra
Novel
Merah Putih
Kenny Marpow
Flash
Satu Hal
Nisaul Mardiah
Novel
BUKAN KISAH SINETRON
Rudie Chakil
Novel
Social media killer
Pradiky winata
Novel
Ame
Haifa Artanti
Novel
Bronze
Ranting
Ariya Gesang
Novel
Bidadari Kedua
Ara Pelangi
Novel
Bronze
Please
IguanaTertawa_
Novel
Liana Casablanca
Ariya Gesang
Novel
Bronze
ARSENIK
Dito Aditia
Komik
SPIRIT EATER
Sofianti Anggraini
Novel
The Last Dinner
Hari Basuki
Flash
Bronze
I CAN'T STOP LOVING YOU
Citra Rahayu Bening
Rekomendasi
Flash
Akhir Sebuah Penantian
Suci Asdhan
Novel
Bronze
Duo Kacamata (Sahabat Jadi Saudara)
Suci Asdhan
Novel
Cinta Kedua Bu(Li)nda
Suci Asdhan
Flash
Yang Terlupakan
Suci Asdhan
Flash
Petak Umpet
Suci Asdhan
Flash
Surat Cinta
Suci Asdhan
Flash
Rindu
Suci Asdhan
Flash
Main Bola
Suci Asdhan
Flash
Dompet Kulit
Suci Asdhan
Skrip Film
Jodoh Atau Bukan?
Suci Asdhan