Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
KOTO - Calling of Heaven
4
Suka
17,166
Dibaca

Hagu, gadis kecil berumur 9 tahun. Dia duduk di bantalan. Ia menyaksikan neneknya dan teman-teman neneknya bermain Koto.

Suara Koto berhenti. Tepuk tangan memeriahkan ruangan.

Hagu berlari memeluk neneknya.

Setelah acara selesai mereka masuk ke kamar.

Hagu duduk di depan neneknya yang sedang mengusap koto.

"Hagu-chan," panggilnya.

"Iya, nenek," sahut Hagu semangat.

"Kau tau apa ini?"

"Koto, papa bilang nenek tampil bermain koto." ujar Hagu ceria.

"Benar ini koto. Apalagi yang kamu tau?"

"Hagu, baru tau kalau koto besar sekali!"

"Koto besar melambangkan kokohnya naga."

"Naga?"

"Naga, binatang yang dipercaya sebagai dewa, penghubung dunia dan surga."

"Apa itu benar?" wajah Hagu berharap-harap.

Neneknya tersenyum, "Jika kau memainkan ini maka kamu terhubung dengan surga."

"Mama! Apa Hagu bisa telepon Mama pakai koto, nenek?" semangat Hagu.

"Tentu saja,"

Sejak saat itu Hagu belajar koto dengan neneknya selama liburan musim panas.

Waktunya ia habiskan di kamar. Jemarinya sampai terluka.

Hagu berusaha keras namun Hagu tidak bisa memainkannya.

Hagu menemui neneknya.

Ia berdiri diambang pintu neneknya.

"Hagu-chan," sambut neneknya.

Hagu meremas ujung bajunya.

"Nenek," panggil Hagu menahan tangis.

"Ada apa, sini masuk beritau nenek."

Hagu menggelengkan kepalanya.

"Hagu tidak bisa bermain." isaknya.

"Hagu selalu salah memetik senar."

Airmata Hagu menetes.

"Jari Hagu sakit, hsk," isak Hagu sesegukan.

Nenek mendekati Hagu. Ia duduk di depan Hagu. Nenek mengusap airmata Hagu dengan sapu tangan.

"Nenek dulu juga begini, awalnya memang tidak bisa, tapi nenek terus berlatih sampai bisa." tegur nenek lembut.

"Apa nanti Hagu bisa?" tangis Hagu lalu sang nenek memeluk Hagu.

Sang nenek pun lebih perhatian dengan Hagu. Ia mengajari Hagu dengan sabar dan lembut.

Sampai Hagu berusia 17 tahun.

Neneknya meninggal dunia.

Setelah pemakaman neneknya, Hagu membawa koto di tepi jurang pantai

Dia duduk, menaruh koto di depannya.

Pemandangan laut tenang dan langit cerah.

Hagu memejamkan matanya.

'Tolong sampaikan! Tolong sampaikan!"

Hagu mulai memetik kotonya. Bermain sepenuh hati.

Air laut yang awalnya tenang menjadi ganas. Angin berhembus kencang.

Hagu tetap bermain sepenuh hati.

'Tolong sampaikan.'

Hagu membuka matanya. Ia melihat seekor naga di depannya.

Naga itu menatap Hagu. Mereka saling bertukar pandangan.

Hagu tersenyum lalu sang naga menari-nari di langit seolah membuka pintu surga.

Dari situ Hagu yakin teleponnya sampai pada Neneknya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
PTSD
diana rahmatika
Novel
Gold
Dear Martin
Mizan Publishing
Flash
KOTO - Calling of Heaven
Donquixote
Cerpen
Bronze
PERAWAN TUA
Iman Siputra
Cerpen
Seperti Laju Sampan
Lily N. D. Madjid
Cerpen
Ayahku yang Terbaik
Muqhamar Ali khadhafi
Novel
Fake Friend
Wahyu NirmaningTyas
Skrip Film
Ghosting - A love story
Abdurrahman Frengki Abas
Skrip Film
LOVE IS MAGICAL
Okhie vellino erianto
Cerpen
Rumah
AdisCill20
Novel
Bronze
Friends
Arinaa
Novel
Ruang Kata
Firsty Elsa
Novel
DISTANCE
Juan Aliandro
Novel
SARU [Kumpulan Cerita]
Rizky Anna
Skrip Film
Delusi (write on title)
MiiraR
Rekomendasi
Flash
KOTO - Calling of Heaven
Donquixote
Flash
Doctor Modercai-Kasus kematian CP0421
Donquixote
Flash
Kekuatan Super
Donquixote
Flash
MORNING LOG
Donquixote
Flash
Terahasia
Donquixote
Flash
Fantasy Cewek
Donquixote
Flash
Pengawal Putri
Donquixote
Flash
Toxic
Donquixote
Flash
A Little Thing You Do
Donquixote
Novel
PENCIL 2B
Donquixote
Flash
SRIKANDI - Brave Warrior of Pandawa
Donquixote
Flash
Sigma
Donquixote
Flash
Betina Bodoh
Donquixote
Flash
THE DEATH
Donquixote
Flash
Massage
Donquixote