Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Thriller
Akhir Sebuah Penantian
19
Suka
11,479
Dibaca

Kekeringan melanda hampir sejumlah daerah di Indonesia selama musim kemarau ini. Air menjadi barang langka. Warga desa yang punya uang lebih, membeli galon-galon air bersih untuk persediaan.

Namun, Anindya tak seberuntung mereka yang berduit. Sudah hampir sebulan gadis berusia tiga puluhan itu, harus bolak-balik mendaki bukit untuk mengambil air bersih. Bukan hanya badannya yang lelah, tetapi jiwa Anindya pun ikut merasakan gersang.

Benar kata orang, menanti itu adalah pekerjaan yang melelahkan. Anindya tengah merasakannya saat ini. Ketika Rama yang punya cita-cita ingin jadi pejabat dan memutuskan untuk melanjutkan kuliah di kota, kekasihnya itu seolah-olah menghilang bak ditelan bumi. Sama sekali tak terdengar kabar berita darinya. Begitu pula dengan orang tua Rama. Mereka memutuskan untuk pindah ke kota, menyusul putra tercinta.

***

Nin, kalau aku sukses menjadi orang besar nanti, kamulah satu-satunya perempuan yang akan aku jemput ke pelaminan.

Lima tahun berlalu, sejak Rama mengucap janji itu, Anindya masih tetap setia dalam penantiannya. Padahal, banyak lelaki yang mengantre untuk mempersuntingnya. Namun, perempuan cantik itu selalu menolak. Bahkan, Bu Dinar pun sering membujuk putrinya untuk mulai membuka diri. Namun, tentu saja tak berhasil. Anindya telah sepenuhnya menutup hati dari lelaki lain demi Rama seorang.

"Nin, itu bukannya Rama?" tanya Ibu, ketika Anindya tengah membantu menyiapkan menu makan malam.

Anindya berhenti mengiris-iris tipis bawang merah, kemudian mulai memerhatikan dengan saksama layar kaca yang memperlihatkan kekasihnya tengah diwawancara.

Rama Prasetya, Bupati termuda Kabupaten xxxx kini tengah berbahagia. Pasalnya, Amanda Aulia, istrinya, sedang mengandung. Pasangan yang baru satu tahun menikah ini, tampak sibuk mempersiapkan segalanya untuk menyambut kelahiran anak pertama mereka yang diperkirakan sekitar satu bulan lagi.

Dadanya begemuruh. Sekujur tubuh gadis itu bergetar hebat. Anindya tak mampu menahan bulir yang tumpah ruah membanjiri pipi. Usai sudah penantian panjangnya selama ini. Pisau dalam genggaman yang semula ia gunakan untuk mengiris-iris bawang, kini mulai beralih fungsi.

"Astagfirullah, Nin! Nyebut, Nin, nyebut!" teriak Ibu histeris, berusaha mencegah aksi putrinya memotong urat nadi sendiri.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (15)
Rekomendasi dari Thriller
Flash
Akhir Sebuah Penantian
Suci Asdhan
Flash
Bronze
BURST!!!
Shabrina Farha Nisa
Flash
Aku Sekarat
lidia afrianti
Skrip Film
The Hell Inside Me
Rizal Nurhadiansyah
Cerpen
ELIZA: Ups, Aku Ketahuan!
Yutanis
Flash
Bronze
Bahkan Matahari dan Bulan Iri Kepadamu
Jie Jian
Flash
Ulat
Ragiel JP
Novel
The Silent Gods of Srivijaya
Endri Irfanie
Novel
Bronze
Mimpi dalam Mimpi
Nita Roviana
Cerpen
Masih Sembunyi
Mawly Yazeed
Novel
Munyerau
Rizky aditya
Novel
Kehidupan Rahasia Dosen Pembunuh
Adlet Almazov
Cerpen
Bronze
KKSF #5 Desir Angin, Gemuruh, Langkah Kaki
Adnan Fadhil
Flash
Sebuah Pesan Singkat Masuk
Nurai Husnayah
Skrip Film
Serasa Dunia Milik Berdua
Muhammad Yunus
Rekomendasi
Flash
Akhir Sebuah Penantian
Suci Asdhan
Flash
Main Bola
Suci Asdhan
Flash
Surat Cinta
Suci Asdhan
Flash
Rindu
Suci Asdhan
Novel
Cinta Kedua Bu(Li)nda
Suci Asdhan
Flash
Yang Terlupakan
Suci Asdhan
Skrip Film
Jodoh Atau Bukan?
Suci Asdhan
Flash
Dompet Kulit
Suci Asdhan
Novel
Bronze
Duo Kacamata (Sahabat Jadi Saudara)
Suci Asdhan
Novel
The Call(er)
Suci Asdhan
Flash
Petak Umpet
Suci Asdhan