Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Istri Pemakan Bangkai
19
Suka
8,638
Dibaca

Aku bergidik. Jantungku berdetak tak karuan. Benarkah apa yang dikatakan orang-orang yang pernah dijamu makan malam di rumahnya? Kami duduk berhadap-hadapan. Dari tempatku duduk dapat dengan jelas melihat Sum di dapur. Dia menyapaku sembari memasukkan bumbu-bumbu ke dalam masakannya.

 

Rencananya tak ingin bertamu berlama-lama. Menyampaikan salam dan parsel buah dari managerku, lalu pulang. Sekadar menunaikan kewajibanku dari Manager, menjenguk Manto. Sebab rumahku searah dengannya. Hanya berbeda lima gang saja. Suami Sum, rekan kerjaku itu, sakit sejak tiga hari yang lalu.

 

Namun, mendadak hujan turun begitu deras. Bahkan sudah lima menit berlalu, hujan belum kunjung reda. Manto menawarkanku makan malam di rumahnya. Aku ragu. Manto memaksa. Akhirnya aku diajaknya ke ruang makannya.

 

Lagi, kulirik Sum di dapur. Ternyata benar apa yang selama ini kudengar dari orang-orang. Sum, perempuan yang selalu memakai riasan menor itu pemakan daging manusia. Kali ini aku menyaksikannya sendiri di depan mata.

 

 Betapa terkejutnya aku saat dia mencicipi seiris daun telinga. Manto hanya terdiam dengan kelakuan istrinya. Bahkan selang beberapa detik kemudian saat Sum mengiris-iris tipis seonggok kaki lalu mengunyahnya. Sum terlihat begitu menikmati bahkan hingga menjilati jari-jarinya. Padahal, baunya saja sudah membuatku mual ingin muntah. Tambah lagi belatung-belatung yang berjatuhan saat Sum mengirisnya, membuat selera makanku hilang seketika.

Sejujurnya aku sudah tak tahan. Aku ingin segera pulang.

Beruntung hujan reda. Tambah lagi ada telepon masuk dari ibu yang menanyakan keberadaanku. Ada alasan untukku meninggalkan jamuan Manto di rumahnya. Aku pamit pulang.

 

Setiba di rumah, kuceritakan semua. Ibuku tak percaya saat kuceritakan bahwa Sum pemakan bangkai manusia.

 

Sambil memasak Sum tak henti mencibir tetangga baru sebelah rumahnya. Sum mencebik tetangga barunya yang sebelah telinganya cacat dengan daun telinga yang tidak sempurna karena pincang kaki kanannya. Sum begitu telaten membicarakan aib sang tetangga. Suatu perbuatan yang tidak disenangi orang yang mendengarnya. Ghibah. Seperti kita memakan bangkai manusia.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (16)
Rekomendasi dari Religi
Novel
Bronze
Dari Syukur Hingga Syakur
Sukma El-Qatrunnada
Flash
Istri Pemakan Bangkai
Hadis Mevlana
Novel
Bukan Ayat-ayat Cinta
Nikmatul Choeriah
Novel
Gold
Membela Islam, Membela Kemanusiaan
Mizan Publishing
Novel
Hijab Pelacur
Donto Hade
Novel
Bronze
KISAH DARI TENGGARA
Ragiel JP
Novel
Gold
Takkan Pernah Menyerah
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Faisal & Nisa ~ Karena Cinta Bukan Sebatas Kata-kata
Ummu Salamah Ali
Novel
One (Hundred) Percent
Sri Sulastri
Novel
Bronze
ISTIQOMAH CINTA
fitriyanti
Novel
Ramadan Terakhir Ludwig: Ibu Teladan, Ayah Petualang, Anak Istimewa
Mahabb Adib-Abdillah
Novel
Bronze
Godaan Sang Mantan
Biru Tosca
Novel
Bronze
Cinta Tapi Diam
Indriastori_
Novel
Selepas Hujan
Makrifatul Illah
Novel
Bronze
Mencintaimu Karena Allah
Irhen Dirga
Rekomendasi
Flash
Istri Pemakan Bangkai
Hadis Mevlana
Cerpen
Setangkai Mawar Untuk Lelaki Istimewa
Hadis Mevlana
Novel
Bumi yang Dihujani Rindu
Hadis Mevlana
Novel
Madah Rindu Maria
Hadis Mevlana
Novel
Imperfect Family
Hadis Mevlana
Cerpen
Aku Bukan Maria
Hadis Mevlana
Novel
Bronze
Wellang
Hadis Mevlana
Novel
Ketika Embun Merindukan Cahaya
Hadis Mevlana
Cerpen
Sri : Elegi Cinta Sang Penari Serimpi
Hadis Mevlana
Skrip Film
Hujan Paling Jujur di Matamu - Skrip Film
Hadis Mevlana
Novel
Bronze
Embun di Atas Daun Maple
Hadis Mevlana
Cerpen
Undangan Misterius Kazumi Untuk Hiroshi
Hadis Mevlana
Novel
Hujan Paling Jujur Di Matamu
Hadis Mevlana
Novel
Serejang Rindu yang Tak Kunjung Reda
Hadis Mevlana
Flash
Pada Hitungan Ketiga
Hadis Mevlana