Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
JAS REMBULAN
4
Suka
16,335
Dibaca

"Mau ke mana, Sayang?" Ros terkejut melihat suaminya bersiap berangkat di dekat pintu rumah.

Dev mengenakan stelan jas berwarna perak, dasi vintagedan kini sedang mengancingkan ujung lengan kemejanya. 

"Lagian ini tengah malam, kota sudah tidur dalam kesunyiannya," tambah Ros menengok ke luar jendela dan mendapati langit di luar gulita.

"Ada perayaan yang harus kuhadiri, tak akan aku memaksamu ikut." 

Dev tahu-- bahwa Ros pastinya tak ingin ikut bersamanya. Sudah sejak setahun lalu, Ros tak pernah ingin keluar rumah, semenjak di mana-mana orang terancam dalam kerumunan. 

Jadi, Dev melangkahkan kakinya tanpa memerdulikan apakah istrinya menyahut atau tidak.

"Sayang, kamu kenapa? Tak ada pesta di sana! Jangankan acara perayaan, bahkan sudah tak ada siapa-siapa."

Dev hanya menjawab dengan menutup pintu dan membuat Ros akhirnya harus bergegas mengambil sweter yang sudut ruang tamu. Ros bersusulan dengan waktu, takut kehilangan jejak suaminya.

Di depan rumahnya, Dev terhenti. Rupanya ia mengeluarkan sebuah undangan berwarna coklat dari saku kiri lantas diipandangi. Dalam terang rembulan, setelah membuka lipatannya, ia tersenyum manis. 

"Tuh kan, sudah sepi Dev. Ayo masuk, malu sama tetangga!" Ros seolah puas menuduh tingkah suaminya kekanak-kanakan.

"Aku harus menghadiri perayaan ini, Istriku. Aku tak bisa menunda-nundanya lagi." Nada Dev meninggi, seakan menantang Ros. 

Wajah Dev begitu antusias, ia langsung menunjukkan alamat yang tertera di undangan itu. Yang tidak lain, sebuah peta memperlihatkan lokasi di mana rumahnya berdiri sekarang.

"Ini pernikahannya, dan aku akan menjadi walinya! Kamu mana ngerti Ros." Dev terengah-engah berebut napas di antara suhu udara dingin dan amarahnya. 

"Sudahlah, Dev! Kamu harus menerima kenyataannya, ini bukan salahmu. Ini sudah hampir setahun berlalu." Kalimat Ros membuat Dev bungkam. 

Hening. Hanya ada cahaya rembulan, terserap seluruh permukaan jas kebanggaan Dev itu. 

"Ia sudah tenang, jangan kamu ungkit-ungkit lagi rasa penyesalanmu!"

Dev semakin teringat lagi ponakannya yang meninggal, sebelum akad pernikahan terlaksanakan. Hanya gara-gara dulu, Dev ingin menunda pestanya, menunggu bencana reda dan bisa dilaksanakan dengan iring-iringan seperti pada umumnya. 

"Maut telah lebih dulu menjadikanmu mempelai, aku malah tak sempat mengenakan jas ini, sayang. Maafkan aku, maafkan aku!"***

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Sepi dan Emosi
Senna Simbolon
Novel
Bronze
Numpang Lewat
Okhie vellino erianto
Flash
JAS REMBULAN
Faisal Syahreza
Cerpen
Secret Heart
Windri Citrawardhani
Cerpen
Sepi yang merawat
halimatussadiah
Novel
Bronze
Tentang Sebuah Cerita
AlifatulM
Novel
THE PAIN
St. Aisyah
Novel
Bronze
Tak Sambat
Nuel Lubis
Novel
Ketika Kami Kehilangan Dua Bintang
Alfania Vika
Komik
Strata
Bayu M. I.
Skrip Film
DI BALIK LAYAR
Didiiswords
Novel
Bronze
BUMI Ajari Aku Kematian
Nofi Yendri Sudiar
Novel
MATA MATA
M Chafid Marzuki
Flash
Bronze
Diagnosis
Gia Oro
Cerpen
Hujan di bulan juni
Nurul Ainun
Rekomendasi
Flash
JAS REMBULAN
Faisal Syahreza
Skrip Film
Yang Lupa Diajarkan Cinta
Faisal Syahreza
Flash
ES AIRMATA BAHAGIA
Faisal Syahreza
Flash
PELUKAN SETENGAH ABAD
Faisal Syahreza
Flash
SERAT-SERAT SUARA
Faisal Syahreza