Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Wisuda
8
Suka
5,962
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Alarm berbunyi tepat pukul enam pagi. Sarah bangun dengan senyum di bibirnya. Setelah perjuangannya selama empat tahun, bulan lalu dia mendapatkan kabar kelulusan, dan hari ini akan wisuda. Online tentu saja. Covid-19 membuat semuanya berubah.

Sambil mengeringkan rambutnya, Sarah mengingat omongan orang tuanya beberapa tahun lalu saat dia hampir tidak lulus SMA.

“Pulang malam, nilai jelek, mau jadi apa? Lihat kakakmu!”

Mereka juga tidak percaya saat ntah bagaimana Sarah bisa diterima di kampus yang bagus ini.

“Kamu cuma beruntung, dari cadangan bisa lolos. Kalau lebih dari empat tahun, bayar sendiri kuliahmu. Lihat kakakmu!”

Ketika Sarah membaurkan eyeshadow, perjuangan selama kuliah kembali terputar di kepalanya. Tugas, ujian, makalah, ah … senang akhirnya semua terbayarkan.

Karena terlalu bersemangat, tadi malam dia membereskan semua di kamar kos ini dan memandangi toga selama berjam-jam. Toga yang tidak pernah disangka bisa didapatkannya.

Sarah mengatur rambut panjangnya dengan cepol atas yang mudah. Dia malas membuat konde modern yang sulit. Orang tuanya sekarang pasti bangga, anaknya yang selalu dianggap bodoh ini bisa lulus tepat waktu dengan nilai yang bagus.

Setelah mengoleskan lipstik, Sarah mengatur meja dan laptopnya. Toga hitam itu akhirnya bisa dia pakai. Toga yang selama ini hanya bisa dia lihat saja.

Wisuda akhirnya dimulai. Sarah duduk dengan senyum paling lebar, jantungnya berdegup kencang. Setelah pembukaan, nama teman-temannya mulai dipanggil satu persatu.

“Diandra Puspita.”

“Febrian Maulana.”

“Ika Wijaya.”

“Poppy Sudrajat.”

Sudah huruf P, sebentar lagi namanya. Dia tidak tahu teman seangkatannya ternyata sebanyak ini. Sarah menggeser duduknya, posisinya terasa tidak nyaman.

Kakinya mendorong sesuatu yang mengganggu. Sebuah badan yang tergeletak dengan darah dari kepalanya.

Wanita itu menggunakan piyama ungu dan memiliki wajah yang sama dengannya. Sarah hanya melihat sekilas lalu fokus kembali ke layar laptop. Huruf S mulai dipanggil.

“Saras Safitri.”

Sarah tersenyum, akhirnya dia wisuda. Walapun dengan identitas Saras.

Ujian dan skripsi terlalu sulit, dengan kemampuannya Sarah baru akan lulus tiga tahun lagi. Apalagi sejak Covid-19 dan harus kuliah online. Konsentrasinya berantakan.

Akan lebih cepat dengan membunuh kakak kembarnya.

Lagipula orangtuanya selalu bilang untuk melihat kakaknya. Saras, kakak kembarnya yang pintar dan sempurna. Yang selalu bilang Sarah pasti bisa, yang selalu membantunya, yang percaya jika Sarah datang tengah malam untuk menemaninya bersiap untuk wisuda.

Oh, satu hari Ibunya juga pernah bilang,

“Bisa nggak sih, sekali aja … sekali … jadi kaya kakak kamu!”

Jika nanti Ibunya menangis melihat Saras, dia tinggal bilang, “Aku cuma ngikutin apa mau Ibu kok."

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Weits....
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
10% : Sepuluh Persen
Hendra Setiawan
Novel
Bronze
Lentera
silvi budiyanti
Novel
Gold
Frederica
Noura Publishing
Novel
Bronze
Dan Si Tragedi Itu Bercerita
Nayla F.M.
Flash
Wisuda
Annisa Diandari Putri
Flash
Bronze
Maafkan aku ibu
Rahmayanti
Flash
Sandwich
Sofia A.
Novel
The Liar and His Flower
Sf_Anastasia
Novel
Gold
KKPK Millie Sang Idola
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Warna-warna Hidup Casya
@Fatamorgana16
Novel
Bronze
Portrait of Yesterday
Febriyanti Putri Ruspandi
Flash
Janji Palsu
Ariq Ramadhan Nugraha
Novel
Gold
PCPK I Will Always Love You
Noura Publishing
Novel
Bronze
Simfoni Hitam
Fatma Hida
Novel
Bronze
Dari Kisah Ke Kisah
Dian Kartika Hardiyanti
Rekomendasi
Flash
Wisuda
Annisa Diandari Putri
Novel
KPR (Kapan Pindah Rumah?)
Annisa Diandari Putri
Novel
Cerita Kopi
Annisa Diandari Putri
Skrip Film
Halo Hala
Annisa Diandari Putri