Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Wisuda
8
Suka
6,006
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Alarm berbunyi tepat pukul enam pagi. Sarah bangun dengan senyum di bibirnya. Setelah perjuangannya selama empat tahun, bulan lalu dia mendapatkan kabar kelulusan, dan hari ini akan wisuda. Online tentu saja. Covid-19 membuat semuanya berubah.

Sambil mengeringkan rambutnya, Sarah mengingat omongan orang tuanya beberapa tahun lalu saat dia hampir tidak lulus SMA.

“Pulang malam, nilai jelek, mau jadi apa? Lihat kakakmu!”

Mereka juga tidak percaya saat ntah bagaimana Sarah bisa diterima di kampus yang bagus ini.

“Kamu cuma beruntung, dari cadangan bisa lolos. Kalau lebih dari empat tahun, bayar sendiri kuliahmu. Lihat kakakmu!”

Ketika Sarah membaurkan eyeshadow, perjuangan selama kuliah kembali terputar di kepalanya. Tugas, ujian, makalah, ah … senang akhirnya semua terbayarkan.

Karena terlalu bersemangat, tadi malam dia membereskan semua di kamar kos ini dan memandangi toga selama berjam-jam. Toga yang tidak pernah disangka bisa didapatkannya.

Sarah mengatur rambut panjangnya dengan cepol atas yang mudah. Dia malas membuat konde modern yang sulit. Orang tuanya sekarang pasti bangga, anaknya yang selalu dianggap bodoh ini bisa lulus tepat waktu dengan nilai yang bagus.

Setelah mengoleskan lipstik, Sarah mengatur meja dan laptopnya. Toga hitam itu akhirnya bisa dia pakai. Toga yang selama ini hanya bisa dia lihat saja.

Wisuda akhirnya dimulai. Sarah duduk dengan senyum paling lebar, jantungnya berdegup kencang. Setelah pembukaan, nama teman-temannya mulai dipanggil satu persatu.

“Diandra Puspita.”

“Febrian Maulana.”

“Ika Wijaya.”

“Poppy Sudrajat.”

Sudah huruf P, sebentar lagi namanya. Dia tidak tahu teman seangkatannya ternyata sebanyak ini. Sarah menggeser duduknya, posisinya terasa tidak nyaman.

Kakinya mendorong sesuatu yang mengganggu. Sebuah badan yang tergeletak dengan darah dari kepalanya.

Wanita itu menggunakan piyama ungu dan memiliki wajah yang sama dengannya. Sarah hanya melihat sekilas lalu fokus kembali ke layar laptop. Huruf S mulai dipanggil.

“Saras Safitri.”

Sarah tersenyum, akhirnya dia wisuda. Walapun dengan identitas Saras.

Ujian dan skripsi terlalu sulit, dengan kemampuannya Sarah baru akan lulus tiga tahun lagi. Apalagi sejak Covid-19 dan harus kuliah online. Konsentrasinya berantakan.

Akan lebih cepat dengan membunuh kakak kembarnya.

Lagipula orangtuanya selalu bilang untuk melihat kakaknya. Saras, kakak kembarnya yang pintar dan sempurna. Yang selalu bilang Sarah pasti bisa, yang selalu membantunya, yang percaya jika Sarah datang tengah malam untuk menemaninya bersiap untuk wisuda.

Oh, satu hari Ibunya juga pernah bilang,

“Bisa nggak sih, sekali aja … sekali … jadi kaya kakak kamu!”

Jika nanti Ibunya menangis melihat Saras, dia tinggal bilang, “Aku cuma ngikutin apa mau Ibu kok."

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Weits....
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Euphoria to Past
Diva Sabrina putri
Novel
Jurnal Biru
A. Nurul Annisa
Novel
Gold
Sophia and Pink
Mizan Publishing
Flash
Wisuda
Annisa Diandari Putri
Flash
Laras Hebat!
Yutanis
Novel
Terima Kasih Sudah Menjadi Istriku
Mario Matutu
Novel
Mi Jowo
Bla
Novel
Bronze
Sayat-Sayat Rindu Bidadari (Sebuah Novelette Psikologi Penggugah Jiwa)
Khairul Azzam El Maliky
Novel
Love, Lavender
Melia
Cerpen
Broken Promise
Lirin Kartini
Cerpen
Bronze
Dua Hati Dua Dunia
Julian
Novel
Bronze
The Badboy
Fidya Damayanti
Novel
Gold
Stephanie The Baker
Mizan Publishing
Novel
Semesta Kita
Elivia Nor
Novel
Gold
KKPK Me and My Cute Cat
Mizan Publishing
Rekomendasi
Flash
Wisuda
Annisa Diandari Putri
Novel
KPR (Kapan Pindah Rumah?)
Annisa Diandari Putri
Novel
Cerita Kopi
Annisa Diandari Putri
Skrip Film
Halo Hala
Annisa Diandari Putri