Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
“Sudah berapa lama kau disini?” tanyaku kepada wanita yang sendirian di sebuah jalan yang terkenal angker. Saat ini langit benar – benar gelap, hanya sedikit cahaya lampu yang menerangi jalan yang cukup besar ini.
Wanita itu tidak menjawab pertanyaanku dan hanya memandangku dengan tatapan yang sayu. Aku tidak mau bertanya lagi karena percuma juga aku melakukannya. Selama keberadaan dia tidak mengganggu, maka akan kubiarkan dia berada di sana. Melihat dari darah yang mengalir di tubuhnya, tampaknya dia adalah korban pembunuhan yang mayatnya dibuang di wilayah itu. Lagipula, lokasi ini memang cocok untuk membuang mayat karena selalu sepi di malam hari. Aku pergi meninggalkannya.
Aku mulai melangkahkan kakiku menelusuri jalan raya ini. Seperti biasa, aku membawa catatanku kemanapun aku berada.
Langkahku terhenti ketika aku melihat sosok wanita tadi yang berdiri di depanku. Tidak jauh dari posisiku berdiri. Posisinya persis di tepi jalan.
Sebuah mobil melintas dengan kecepatan tinggi ke arah kami berdua. Wanita itu tiba – tiba menyeberang jalan yang membuat mobil tersebut melakukan rem mendadak. Tidak butuh waktu lama, ban mobil pun selip dan terjadi kecelakaan yang menewaskan pengemudinya. Asap dari mobil membumbung tinggi.
Aku melihat catatanku dan nama pengemudi itupun telah terhapus dari lembaran. Aku senang karena tugasku sudah selesai. Aku juga senang karena wanita itu telah membantuku dan kemudian aku menyapanya, “Jadi ini yang setiap hari kau lakukan?”
“Aku suka melihat manusia ketakutan…”, jawabnya.
“Berarti giliran dirimu yang harus merasa takut saat ini…”, balasku.
Dia tidak mengerti ucapanku dan tanpa dia sadari sosoknya perlahan memudar seperti asap yang kemudian masuk ke dalam tubuhku.
“TIDAAAK!!”, jeritnya mengikuti hilangnya dia.
Kembali kulihat catatanku. Nama wanita itu telah menghilang dari lembaran. Lumayan, dia menjadi santapanku hari ini.