Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Nina kini berada di sebuah angkot menuju ke rumahnya. Suasana angkot penuh dengan para penumpang. Saat berada di pertigaan jalan, Nina memberikan instruksi sopir untuk menghentikan angkot. Gadis berkepang dua itu turun dari angkot dan tak lupa membayar pada sopir.
Langkah Nina terhenti saat ada seseorang nenek-nenek tua menghampirinya.
"Kamu akan mati, " ucapnya.
Nina mengedikkan bahu. Dia tidak paham maksud nenek-nenek tersebut. Nina terdiam, tak merespons sedikitpun ucapan nenek itu.
"Kamu akan mati, " ucapnya lagi.
Nina menggaruk kepalanya. "Maksud nenek apa, ya?"
"Kamu akan mati, " ucapnya lagi dan lagi.
Nina memilih mengabaikan perkataan nenek tadi. Gadis itu terus berjalan, tanpa dia sadar nenek itu mengikutinya dari belakang.
"Kamu akan mati, " ucapnya.
Nina membalikkan badan. Rasa kesal mulai menyerang batinnya.
"Nek, jangan sok tahu tentang kematian saya, " ucap Nina, kesal.
Nenek itu malah tertawa-tawa. Dia mengacungkan jari telunjuknya. "Kamu akan mati, Nak."
Tiba-tiba ada dua orang laki-laki memakai baju putih menghampiri nenek itu.
"Maaf, Mbak, " ucap salah satu dari mereka. "Nenek ini gila."
Nina menghela napas panjang. Ternyata nenek itu gila. Nina tak perlu memikirkan ramalan nenek gila itu tentang kematiannya.
"Baik, Mas, " jawab Nina, santai.
Selepas kedua laki-laki itu membawa nenek tersebut, Nina hendak menyeberang. Karena kurang memperhatikan jalan, Nina tertabrak motor yang sedang melaju kencang. Tubuh Nina terpental lumayan jauh dan kepalanya membentur trotoar. Sekerumunan orang yang mengetahui kejadian itu mengerumuni Nina yang sudah tewas seketika.
Nenek yang dibawa petugas RSJ membalikkan badan. "Apa saya bilang, kamu akan mati." Nenek itu tertawa. Ramalannya benar.