Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Aksi
PONSEL
4
Suka
5,709
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Laila mengetuk pintu rumah Siska. Sebenarnya, dia ragu kalau ada orang di rumah. Bisa jadi pemiliknya masih ngelencer. Walau hari sudah sore, tapi sudah hal biasa saat lebaran begini yang muda-muda ngelencer. Bahkan bisa lanjut sampai larut malam.

"Mbak Siska pulang sih, Mbak. Tapi PP," kata adiknya.

Pulang-pergi?

"Kalau Risna?"

Gadis kecil itu hanya menggeleng.

Laila pun permisi. Kembali menapaki jalanan desa yang mulai agak lengang. Walau hatinya sedih, Laila tetap menebar senyum pada yang lewat. Dia juga berhenti dan bersalaman, jika sebelumnya belum bersua.

"Lahir-batin, ya."

Laila juga ingin bersalaman dan mengucapkan kalimat itu secara langsung pada Siska dan Risna. Dua sahabatnya sejak kecil. Tapi sejak perselisihan itu, hubungan mereka tak hanya sekedar renggang.

"Kalau kamu emang nyuri, ngaku aja lho, Ris!" bentak Siska waktu itu.

"Aku nggak nyuri ponselmu, Sis," ucap Risna sesenggukan.

"Udahlah, Sis. Cuma ponsel ini," bisik Laila.

"Enak aja bilang cuma! Ponselku harganya lima juta! Aku nabung setahunan buat beli itu! Toh, kakekmu sendiri kok yang nerawang pencurinya. Ya, dia ini yang keliatan wajahnya! Nggak nyangka kamu tega nyuri ponsel sahabat sendiri!" tuding Siska ke wajah Risna.

"Kok kakekmu gitu, La?" Risna semakin sesenggukan. Menyalahkan. "Aku tu nggak nyuri."

Laila begitu serba salah.

Sejak saat itu, persahabatan mereka pun patah. Mereka seperti berada dalam lingkaran alasan untuk saling membenci dan menyalahkan satu sama lain.

Siska sengaja PP saat lebaran dari kontrakan ke rumahnya demi menghindari kedua sahabatnya. Sebenarnya, dia begitu menyesal. Semestinya dia lebih mementingkan persahabatan. Sedang Laila begitu kesepian tanpa adanya teman ngelencer lebaran ini.

Lalu Risna? Dia memang sengaja tidak pulang kampung.

Dalam sebuah bus, Risna menatap ke luar jendela. Saat bus berhenti, penumpang di sebelahnya turun. Dia tidak, bus pun lanjut. Barusan, Risna menyadari kalau ponsel milik penumpang di sebelahnya tadi tertinggal di kursi.

Risna meneguk ludah. Batinnya bergejolak hebat! Dadanya nyaris sesak. Dia menatap ponsel keluaran baru itu dengan mata berkaca-kaca.

Harganya sangat mahal. Bahkan dengan menjual sepuluh ponsel yang didapatnya dari berbagai tempat dan pemilik, belum tentu bisa mendapatkan ponsel impiannya itu.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Aksi
Flash
PONSEL
Wiji Lestari
Flash
Bronze
Tak Akan Pernah Terlupakan
silvi budiyanti
Novel
Bronze
Para Joki
Farida Zulkaidah Pane
Novel
Jagoan Karate
Handi Yawan
Flash
Brahma Menghancurkan Semesta
Nur Khafidhin
Novel
Gold
Wundersmith
Noura Publishing
Flash
Yang tak nyata
Suyanti
Novel
Gold
The Young Elites
Mizan Publishing
Novel
Godwin Agency
FS Author
Novel
COVID-19 (Ego, Stigma, Praduga)
Revia
Cerpen
Bronze
Bagaimana Makelar Suara Pilkada Bekerja
Habel Rajavani
Flash
Ketika Gerimis Bermula
Cheri Nanas
Flash
Jalan Bareng Bule Jerman
Luca Scofish
Flash
Bronze
Desa Naga Logam
Silvarani
Novel
Bronze
MUDRA
Mega Yohana
Rekomendasi
Flash
PONSEL
Wiji Lestari
Flash
BUJANGAN BAJINGAN
Wiji Lestari
Flash
DANYANG (Penunggu)
Wiji Lestari
Flash
PETELOT (Jawa)
Wiji Lestari
Flash
KADO TERBAIK
Wiji Lestari
Cerpen
Modus Operandi
Wiji Lestari
Flash
Kalau Bukan Jodoh
Wiji Lestari
Flash
MUSTIKA ULAR
Wiji Lestari
Novel
Bronze
LAYUNG Puru Sotama
Wiji Lestari
Flash
CERMIN ANTIK
Wiji Lestari
Flash
SUARA LEBAH
Wiji Lestari
Flash
Kopi & Gorengan
Wiji Lestari
Flash
PETELOT (PENSIL / INDO)
Wiji Lestari
Flash
SHAMPOO
Wiji Lestari