Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Aksi
PONSEL
4
Suka
11,094
Dibaca

Laila mengetuk pintu rumah Siska. Sebenarnya, dia ragu kalau ada orang di rumah. Bisa jadi pemiliknya masih ngelencer. Walau hari sudah sore, tapi sudah hal biasa saat lebaran begini yang muda-muda ngelencer. Bahkan bisa lanjut sampai larut malam.

"Mbak Siska pulang sih, Mbak. Tapi PP," kata adiknya.

Pulang-pergi?

"Kalau Risna?"

Gadis kecil itu hanya menggeleng.

Laila pun permisi. Kembali menapaki jalanan desa yang mulai agak lengang. Walau hatinya sedih, Laila tetap menebar senyum pada yang lewat. Dia juga berhenti dan bersalaman, jika sebelumnya belum bersua.

"Lahir-batin, ya."

Laila juga ingin bersalaman dan mengucapkan kalimat itu secara langsung pada Siska dan Risna. Dua sahabatnya sejak kecil. Tapi sejak perselisihan itu, hubungan mereka tak hanya sekedar renggang.

"Kalau kamu emang nyuri, ngaku aja lho, Ris!" bentak Siska waktu itu.

"Aku nggak nyuri ponselmu, Sis," ucap Risna sesenggukan.

"Udahlah, Sis. Cuma ponsel ini," bisik Laila.

"Enak aja bilang cuma! Ponselku harganya lima juta! Aku nabung setahunan buat beli itu! Toh, kakekmu sendiri kok yang nerawang pencurinya. Ya, dia ini yang keliatan wajahnya! Nggak nyangka kamu tega nyuri ponsel sahabat sendiri!" tuding Siska ke wajah Risna.

"Kok kakekmu gitu, La?" Risna semakin sesenggukan. Menyalahkan. "Aku tu nggak nyuri."

Laila begitu serba salah.

Sejak saat itu, persahabatan mereka pun patah. Mereka seperti berada dalam lingkaran alasan untuk saling membenci dan menyalahkan satu sama lain.

Siska sengaja PP saat lebaran dari kontrakan ke rumahnya demi menghindari kedua sahabatnya. Sebenarnya, dia begitu menyesal. Semestinya dia lebih mementingkan persahabatan. Sedang Laila begitu kesepian tanpa adanya teman ngelencer lebaran ini.

Lalu Risna? Dia memang sengaja tidak pulang kampung.

Dalam sebuah bus, Risna menatap ke luar jendela. Saat bus berhenti, penumpang di sebelahnya turun. Dia tidak, bus pun lanjut. Barusan, Risna menyadari kalau ponsel milik penumpang di sebelahnya tadi tertinggal di kursi.

Risna meneguk ludah. Batinnya bergejolak hebat! Dadanya nyaris sesak. Dia menatap ponsel keluaran baru itu dengan mata berkaca-kaca.

Harganya sangat mahal. Bahkan dengan menjual sepuluh ponsel yang didapatnya dari berbagai tempat dan pemilik, belum tentu bisa mendapatkan ponsel impiannya itu.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Aksi
Flash
PONSEL
Call Me W
Flash
KUMPULAN TATIKA
Citra Rahayu Bening
Flash
Bronze
Twinflame
Ron Nee Soo
Novel
Bronze
Rimba Jaya
E. Precious
Skrip Film
Titik Gelap
Amir Kusuma Wardhana
Skrip Film
KILAU
Reiga Sanskara
Novel
Underground Fire
kimchiroll
Cerpen
Bronze
Senan Dan Elina
Shinta Larasati Hardjono
Flash
Bronze
Plugeon
Okhie vellino erianto
Novel
Gold
Dari Gestapu ke Reformasi
Mizan Publishing
Novel
Gold
HYPNOSIS FOR CAREER
Mizan Publishing
Skrip Film
Titisan Siluman Harimau Putih
Teguh Santoso
Cerpen
Bronze
Bayang Bayang Di Lorong Gelap
Irvan D
Cerpen
Bronze
Odyssey: Melintasi Dimensi Waktu
Shinta Larasati Hardjono
Flash
Bronze
KUMPULAN FLASH FICTION
Citra Rahayu Bening
Rekomendasi
Flash
PONSEL
Call Me W
Flash
Kalau Bukan Jodoh
Call Me W
Flash
Kopi & Gorengan
Call Me W
Novel
Bronze
Sang Penyihir
Call Me W
Flash
KADO TERBAIK
Call Me W
Flash
PETELOT (PENSIL / INDO)
Call Me W
Flash
CERMIN ANTIK
Call Me W
Flash
BUJANGAN BAJINGAN
Call Me W
Flash
SHAMPOO
Call Me W
Flash
PETELOT (Jawa)
Call Me W
Flash
MUSTIKA ULAR
Call Me W
Cerpen
Modus Operandi
Call Me W
Flash
SUARA LEBAH
Call Me W