Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Aksi
PONSEL
4
Suka
9,659
Dibaca

Laila mengetuk pintu rumah Siska. Sebenarnya, dia ragu kalau ada orang di rumah. Bisa jadi pemiliknya masih ngelencer. Walau hari sudah sore, tapi sudah hal biasa saat lebaran begini yang muda-muda ngelencer. Bahkan bisa lanjut sampai larut malam.

"Mbak Siska pulang sih, Mbak. Tapi PP," kata adiknya.

Pulang-pergi?

"Kalau Risna?"

Gadis kecil itu hanya menggeleng.

Laila pun permisi. Kembali menapaki jalanan desa yang mulai agak lengang. Walau hatinya sedih, Laila tetap menebar senyum pada yang lewat. Dia juga berhenti dan bersalaman, jika sebelumnya belum bersua.

"Lahir-batin, ya."

Laila juga ingin bersalaman dan mengucapkan kalimat itu secara langsung pada Siska dan Risna. Dua sahabatnya sejak kecil. Tapi sejak perselisihan itu, hubungan mereka tak hanya sekedar renggang.

"Kalau kamu emang nyuri, ngaku aja lho, Ris!" bentak Siska waktu itu.

"Aku nggak nyuri ponselmu, Sis," ucap Risna sesenggukan.

"Udahlah, Sis. Cuma ponsel ini," bisik Laila.

"Enak aja bilang cuma! Ponselku harganya lima juta! Aku nabung setahunan buat beli itu! Toh, kakekmu sendiri kok yang nerawang pencurinya. Ya, dia ini yang keliatan wajahnya! Nggak nyangka kamu tega nyuri ponsel sahabat sendiri!" tuding Siska ke wajah Risna.

"Kok kakekmu gitu, La?" Risna semakin sesenggukan. Menyalahkan. "Aku tu nggak nyuri."

Laila begitu serba salah.

Sejak saat itu, persahabatan mereka pun patah. Mereka seperti berada dalam lingkaran alasan untuk saling membenci dan menyalahkan satu sama lain.

Siska sengaja PP saat lebaran dari kontrakan ke rumahnya demi menghindari kedua sahabatnya. Sebenarnya, dia begitu menyesal. Semestinya dia lebih mementingkan persahabatan. Sedang Laila begitu kesepian tanpa adanya teman ngelencer lebaran ini.

Lalu Risna? Dia memang sengaja tidak pulang kampung.

Dalam sebuah bus, Risna menatap ke luar jendela. Saat bus berhenti, penumpang di sebelahnya turun. Dia tidak, bus pun lanjut. Barusan, Risna menyadari kalau ponsel milik penumpang di sebelahnya tadi tertinggal di kursi.

Risna meneguk ludah. Batinnya bergejolak hebat! Dadanya nyaris sesak. Dia menatap ponsel keluaran baru itu dengan mata berkaca-kaca.

Harganya sangat mahal. Bahkan dengan menjual sepuluh ponsel yang didapatnya dari berbagai tempat dan pemilik, belum tentu bisa mendapatkan ponsel impiannya itu.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Aksi
Flash
PONSEL
Call Me W
Novel
Fallen Angels
Silah Fauzun Akbar
Skrip Film
RESIGN (Script)
Hesti Ary Windiastuti
Cerpen
Cyber Security
Vitri Dwi Mantik
Flash
Bronze
World War Samurai
Silvarani
Skrip Film
REVENGE
Ahmad Junaedi
Cerpen
Bayang Bayang Di Lorong Gelap
Irvan D
Flash
Bronze
Ada yang Merdeka dari Kantong-kantong Jas
Choirunisa Ismia
Skrip Film
LEGION : CHAPTER TWO
Delta
Novel
AKU BUKAN BERANDALAN
Sufaat pranduwinata
Novel
Yakuza van Java
A.M.E chan
Novel
Mockingbird
Madina_hld
Cerpen
Bronze
Koloni Kutu
Kemal Ahmed
Novel
Sang Petarung
Zulfan Fauzi
Cerpen
Bronze
Detik Penentu
Refy
Rekomendasi
Flash
PONSEL
Call Me W
Flash
BUJANGAN BAJINGAN
Call Me W
Flash
KADO TERBAIK
Call Me W
Flash
Kalau Bukan Jodoh
Call Me W
Flash
PETELOT (Jawa)
Call Me W
Flash
SUARA LEBAH
Call Me W
Flash
Kopi & Gorengan
Call Me W
Flash
CERMIN ANTIK
Call Me W
Cerpen
Modus Operandi
Call Me W
Flash
PETELOT (PENSIL / INDO)
Call Me W
Flash
MUSTIKA ULAR
Call Me W
Novel
Sang Penyihir
Call Me W
Flash
SHAMPOO
Call Me W