Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Thriller
Kali Pertama
6
Suka
6,056
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Tupai melesat di depan Tommy. Jaraknya yang begitu dekat, membuat pemuda itu nyaris tersandung langkah kakinya sendiri.

"Ini bukan pertanda baik." Ia mendecakkan lidahnya. Kesal. "Tapi sudah terlanjur basah. Aku harus melakukannya agar tidak penasaran lagi."

Langkah kakinya yang semula pelan secara perlahan semakin cepat. Tidak sabar menyesakkan dadanya. Ingin rasanya cepat sampai ke kabin di tepi hutan itu untuk berduaan dengannya. Setelah melakukannya, Tommy yakin, dia akan menjadi pria baru yang tangguh.

Saat kabin itu mulai terlihat di hadapannya, pemuda itu menghentikan langkahnya sejenak. Mendongak ke arah bulan dan menghirup udara malam yang lembab dalam-dalam.

Memperbaiki letak ransel yang dipanggulnya, Tommy kembali berjalan. Mengetuk pintu dengan sopan sebelum membukanya.

"Selamat malam," Sapanya lembut. "Maaf aku meninggalkanmu sekian lama. Aku harus mengurus sesuatu dulu. Aku hanya ingin meyakinkan apa yang akan kita lakukan ini berjalan lancar."

"Tommy menurunkan ranselnya dan mengeluarkan bungkusan berisi makanan dan minuman.

"Apa kau mau makan dulu?" Tommy mengulurkan sebuah nasi bungkus. "Aku tidak mau kau lemas kehabisan tenaga. Tidak mau? Kau yakin? Benar juga, ya. Aku tidak mau nanti jadi berantakan. kalau begitu kita mulai saja."

Tommy membelai rambut gadis itu dengan lembut sebelum berjalan ke sudut ruangan. merngambil sebuah tas tabung berukuran besar dan berat isinya.

"Apa kau tahu, saat ini banyak orang yang mencarimu." Sambil mengeluarkan isi tas tabung itu Tommy berkata, "kau sangat beruntung, kedua orang tuamu sangat menyayangimu. Sementara aku ...."

Tommy tertawa.

"Anggap saja aku kebalikan darimu." Tommy memandang lawan bicaranya dengan lembut. "Kabin ini berada di tepi hutan. jauh dari keramaian. Kau boleh berteriak dan menjerit semaumu. Malah aku ingin mendengarnya. Suaramu menambah gairah bagiku."

Setelah memastikan seluruh anggota badan gadis itu terikat erat, Tommy melepaskan selotip lem karet dari mulut sang gadis.

"Kita mulai dari kakimu." Tommy tersenyum seraya mengangkat sebuah martil yang terlihat masih baru. "Aku tidak ingin kau pergi sebelum puas main denganmu."

TAMAT

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Thriller
Flash
Kali Pertama
Roy Rolland
Novel
The Candles and Their Owners
Aning Lacya
Komik
Lubang Hilum
Priy Ant
Flash
Ulang Tahun
Galdev
Novel
Bronze
Phantom Lily
Joselind Sienydea Salim
Novel
Gold
The Good Neighbor
Noura Publishing
Novel
Empat Puluh Detik
Nana Tauran Sidik
Novel
Bronze
Melankoli
Mr.taaaa
Flash
Soul
Desinta Laras
Cerpen
KABUT MERAH
moris avisena
Cerpen
Bronze
Para Tanah yang Menyimpan Api
Fazil Abdullah
Novel
Bronze
BEHIND THE STAGE
I. Majid
Novel
Gold
Origin
Mizan Publishing
Flash
Invisible Prick
Syashi Ammar
Novel
Bronze
Saat Reuni Usai
Erva Eriyanti
Rekomendasi
Flash
Kali Pertama
Roy Rolland
Novel
Kisah di Akhir November
Roy Rolland
Flash
Serenade
Roy Rolland
Flash
Jangan Khianati Aku
Roy Rolland
Novel
Last Kiss from a Vampire
Roy Rolland
Flash
Fajirah
Roy Rolland
Novel
Wolves Heart
Roy Rolland
Flash
Jalan Angker
Roy Rolland
Novel
Cursed on the Witching Hours
Roy Rolland
Novel
Fright and Fear
Roy Rolland
Flash
Di Tengah Ilalang
Roy Rolland
Novel
Wuri: Kutukan Wewe Gombel
Roy Rolland
Novel
Primal Gene
Roy Rolland
Flash
Tawa Kuntilanak
Roy Rolland
Flash
Belum Mati
Roy Rolland