Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Thriller
Kali Pertama
6
Suka
6,051
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Tupai melesat di depan Tommy. Jaraknya yang begitu dekat, membuat pemuda itu nyaris tersandung langkah kakinya sendiri.

"Ini bukan pertanda baik." Ia mendecakkan lidahnya. Kesal. "Tapi sudah terlanjur basah. Aku harus melakukannya agar tidak penasaran lagi."

Langkah kakinya yang semula pelan secara perlahan semakin cepat. Tidak sabar menyesakkan dadanya. Ingin rasanya cepat sampai ke kabin di tepi hutan itu untuk berduaan dengannya. Setelah melakukannya, Tommy yakin, dia akan menjadi pria baru yang tangguh.

Saat kabin itu mulai terlihat di hadapannya, pemuda itu menghentikan langkahnya sejenak. Mendongak ke arah bulan dan menghirup udara malam yang lembab dalam-dalam.

Memperbaiki letak ransel yang dipanggulnya, Tommy kembali berjalan. Mengetuk pintu dengan sopan sebelum membukanya.

"Selamat malam," Sapanya lembut. "Maaf aku meninggalkanmu sekian lama. Aku harus mengurus sesuatu dulu. Aku hanya ingin meyakinkan apa yang akan kita lakukan ini berjalan lancar."

"Tommy menurunkan ranselnya dan mengeluarkan bungkusan berisi makanan dan minuman.

"Apa kau mau makan dulu?" Tommy mengulurkan sebuah nasi bungkus. "Aku tidak mau kau lemas kehabisan tenaga. Tidak mau? Kau yakin? Benar juga, ya. Aku tidak mau nanti jadi berantakan. kalau begitu kita mulai saja."

Tommy membelai rambut gadis itu dengan lembut sebelum berjalan ke sudut ruangan. merngambil sebuah tas tabung berukuran besar dan berat isinya.

"Apa kau tahu, saat ini banyak orang yang mencarimu." Sambil mengeluarkan isi tas tabung itu Tommy berkata, "kau sangat beruntung, kedua orang tuamu sangat menyayangimu. Sementara aku ...."

Tommy tertawa.

"Anggap saja aku kebalikan darimu." Tommy memandang lawan bicaranya dengan lembut. "Kabin ini berada di tepi hutan. jauh dari keramaian. Kau boleh berteriak dan menjerit semaumu. Malah aku ingin mendengarnya. Suaramu menambah gairah bagiku."

Setelah memastikan seluruh anggota badan gadis itu terikat erat, Tommy melepaskan selotip lem karet dari mulut sang gadis.

"Kita mulai dari kakimu." Tommy tersenyum seraya mengangkat sebuah martil yang terlihat masih baru. "Aku tidak ingin kau pergi sebelum puas main denganmu."

TAMAT

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Thriller
Novel
The Wintergreen
Iis Susanti
Flash
Kali Pertama
Roy Rolland
Flash
Monster-Monster di Jendela
Rimadian
Novel
Romero dan Eleni
waliyadi
Novel
Bronze
Pramuria (Waitress)
Awang Nurhakim
Novel
Bronze
CETIK
Bakasai
Komik
EVANESCENCE
Magnific Studio
Novel
Lubang Kunci
Randy Arya
Novel
F[R]IKSI
Mas AldMan113
Novel
Bronze
JAHAT
Cantik Rizqy
Flash
TERAPIS
N.A. Pertiwi
Novel
Bronze
Ayam Betina yang Menelan Anak Kucing Hidup-Hidup
brobin
Novel
Bronze
Misterius LOVE
Yattis Ai
Novel
Bronze
Ranting
Ariya Gesang
Novel
Like a Boar to a Flame
Endri Irfanie
Rekomendasi
Flash
Kali Pertama
Roy Rolland
Flash
Jahat
Roy Rolland
Novel
Wuri: Kutukan Wewe Gombel
Roy Rolland
Flash
Jalan Angker
Roy Rolland
Novel
Fright and Fear
Roy Rolland
Novel
Cursed on the Witching Hours
Roy Rolland
Flash
Belum Mati
Roy Rolland
Novel
Wolves Heart
Roy Rolland
Flash
Di Tengah Ilalang
Roy Rolland
Novel
Last Kiss from a Vampire
Roy Rolland
Novel
Primal Gene
Roy Rolland
Flash
Bertemu Klien
Roy Rolland
Flash
Fajirah
Roy Rolland
Novel
Kisah di Akhir November
Roy Rolland
Flash
Tawa Kuntilanak
Roy Rolland