Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Thriller
Kali Pertama
6
Suka
6,097
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Tupai melesat di depan Tommy. Jaraknya yang begitu dekat, membuat pemuda itu nyaris tersandung langkah kakinya sendiri.

"Ini bukan pertanda baik." Ia mendecakkan lidahnya. Kesal. "Tapi sudah terlanjur basah. Aku harus melakukannya agar tidak penasaran lagi."

Langkah kakinya yang semula pelan secara perlahan semakin cepat. Tidak sabar menyesakkan dadanya. Ingin rasanya cepat sampai ke kabin di tepi hutan itu untuk berduaan dengannya. Setelah melakukannya, Tommy yakin, dia akan menjadi pria baru yang tangguh.

Saat kabin itu mulai terlihat di hadapannya, pemuda itu menghentikan langkahnya sejenak. Mendongak ke arah bulan dan menghirup udara malam yang lembab dalam-dalam.

Memperbaiki letak ransel yang dipanggulnya, Tommy kembali berjalan. Mengetuk pintu dengan sopan sebelum membukanya.

"Selamat malam," Sapanya lembut. "Maaf aku meninggalkanmu sekian lama. Aku harus mengurus sesuatu dulu. Aku hanya ingin meyakinkan apa yang akan kita lakukan ini berjalan lancar."

"Tommy menurunkan ranselnya dan mengeluarkan bungkusan berisi makanan dan minuman.

"Apa kau mau makan dulu?" Tommy mengulurkan sebuah nasi bungkus. "Aku tidak mau kau lemas kehabisan tenaga. Tidak mau? Kau yakin? Benar juga, ya. Aku tidak mau nanti jadi berantakan. kalau begitu kita mulai saja."

Tommy membelai rambut gadis itu dengan lembut sebelum berjalan ke sudut ruangan. merngambil sebuah tas tabung berukuran besar dan berat isinya.

"Apa kau tahu, saat ini banyak orang yang mencarimu." Sambil mengeluarkan isi tas tabung itu Tommy berkata, "kau sangat beruntung, kedua orang tuamu sangat menyayangimu. Sementara aku ...."

Tommy tertawa.

"Anggap saja aku kebalikan darimu." Tommy memandang lawan bicaranya dengan lembut. "Kabin ini berada di tepi hutan. jauh dari keramaian. Kau boleh berteriak dan menjerit semaumu. Malah aku ingin mendengarnya. Suaramu menambah gairah bagiku."

Setelah memastikan seluruh anggota badan gadis itu terikat erat, Tommy melepaskan selotip lem karet dari mulut sang gadis.

"Kita mulai dari kakimu." Tommy tersenyum seraya mengangkat sebuah martil yang terlihat masih baru. "Aku tidak ingin kau pergi sebelum puas main denganmu."

TAMAT

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Thriller
Flash
Kali Pertama
Roy Rolland
Novel
Meja Bundar
Hendra Purnama
Flash
Cincin batu akik
Mahmud
Komik
PKK ( PULAU KURA - KURA)
Voni lilia
Novel
Sri
Trajourney
Flash
Kakak
Rimadian
Novel
GRIM GAME
moris avisena
Novel
Bronze
Jurnal Para Arwah: ATMA
Bakasai
Novel
Bronze
Dua Sejiwa
hyu
Flash
Bad Innocent Girl
Sathya Vahini
Novel
DIADEM
Al Szi
Novel
Bronze
Eagle Dust
I. Majid
Flash
Pengantin
Arzen Rui
Novel
Behind The Window
Rayi Nanda Siti
Flash
Bronze
TAKUT
Lirin Kartini
Rekomendasi
Flash
Kali Pertama
Roy Rolland
Flash
Jangan Khianati Aku
Roy Rolland
Flash
Belum Mati
Roy Rolland
Flash
Memori
Roy Rolland
Flash
Serenade
Roy Rolland
Flash
Tawa Kuntilanak
Roy Rolland
Novel
Wuri: Kutukan Wewe Gombel
Roy Rolland
Novel
Wolves Heart
Roy Rolland
Novel
Last Kiss from a Vampire
Roy Rolland
Flash
Jahat
Roy Rolland
Flash
Saat Benar Jadi Salah
Roy Rolland
Flash
Fajirah
Roy Rolland
Flash
Pudar
Roy Rolland
Novel
Dead Girl's Diary
Roy Rolland
Novel
Cursed on the Witching Hours
Roy Rolland