Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Thriller
Kali Pertama
6
Suka
9,642
Dibaca

Tupai melesat di depan Tommy. Jaraknya yang begitu dekat, membuat pemuda itu nyaris tersandung langkah kakinya sendiri.

"Ini bukan pertanda baik." Ia mendecakkan lidahnya. Kesal. "Tapi sudah terlanjur basah. Aku harus melakukannya agar tidak penasaran lagi."

Langkah kakinya yang semula pelan secara perlahan semakin cepat. Tidak sabar menyesakkan dadanya. Ingin rasanya cepat sampai ke kabin di tepi hutan itu untuk berduaan dengannya. Setelah melakukannya, Tommy yakin, dia akan menjadi pria baru yang tangguh.

Saat kabin itu mulai terlihat di hadapannya, pemuda itu menghentikan langkahnya sejenak. Mendongak ke arah bulan dan menghirup udara malam yang lembab dalam-dalam.

Memperbaiki letak ransel yang dipanggulnya, Tommy kembali berjalan. Mengetuk pintu dengan sopan sebelum membukanya.

"Selamat malam," Sapanya lembut. "Maaf aku meninggalkanmu sekian lama. Aku harus mengurus sesuatu dulu. Aku hanya ingin meyakinkan apa yang akan kita lakukan ini berjalan lancar."

"Tommy menurunkan ranselnya dan mengeluarkan bungkusan berisi makanan dan minuman.

"Apa kau mau makan dulu?" Tommy mengulurkan sebuah nasi bungkus. "Aku tidak mau kau lemas kehabisan tenaga. Tidak mau? Kau yakin? Benar juga, ya. Aku tidak mau nanti jadi berantakan. kalau begitu kita mulai saja."

Tommy membelai rambut gadis itu dengan lembut sebelum berjalan ke sudut ruangan. merngambil sebuah tas tabung berukuran besar dan berat isinya.

"Apa kau tahu, saat ini banyak orang yang mencarimu." Sambil mengeluarkan isi tas tabung itu Tommy berkata, "kau sangat beruntung, kedua orang tuamu sangat menyayangimu. Sementara aku ...."

Tommy tertawa.

"Anggap saja aku kebalikan darimu." Tommy memandang lawan bicaranya dengan lembut. "Kabin ini berada di tepi hutan. jauh dari keramaian. Kau boleh berteriak dan menjerit semaumu. Malah aku ingin mendengarnya. Suaramu menambah gairah bagiku."

Setelah memastikan seluruh anggota badan gadis itu terikat erat, Tommy melepaskan selotip lem karet dari mulut sang gadis.

"Kita mulai dari kakimu." Tommy tersenyum seraya mengangkat sebuah martil yang terlihat masih baru. "Aku tidak ingin kau pergi sebelum puas main denganmu."

TAMAT

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Thriller
Flash
Kali Pertama
Roy Rolland
Novel
Bronze
DELANGGUNG
Era Ari Astanto
Novel
Bronze
Delapan Bidak
Jimmy Alexander
Flash
Bronze
Kampung Kelahiran
Farida Zulkaidah Pane
Novel
Bronze
Impian dan Dendam
Riswandi
Novel
Bocah dari Lembah Pesakitan
Auli Inara
Novel
Rahasia Tante Nina
Johanes Gurning
Novel
DIADEM
Al Szi
Skrip Film
Shadow Self
Mega
Flash
Bronze
Selembar Selimut Merah
Afri Meldam
Novel
Bronze
Perempuan yang Menari dengan Kepala Tertikam
Katarina Retno Triwidayati
Cerpen
Pengantin Bara
Vanillanil
Flash
The Untold Chip
Syashi Ammar
Flash
teman teman
Raja Alam Semesta
Flash
All is Over
Trippleju
Rekomendasi
Flash
Kali Pertama
Roy Rolland
Flash
Serenade
Roy Rolland
Flash
Pudar
Roy Rolland
Flash
Di Tengah Ilalang
Roy Rolland
Novel
Last Kiss from a Vampire
Roy Rolland
Flash
Tawa Kuntilanak
Roy Rolland
Flash
Jangan Khianati Aku
Roy Rolland
Novel
Cursed on the Witching Hours
Roy Rolland
Flash
Fajirah
Roy Rolland
Novel
Dead Girl's Diary
Roy Rolland
Novel
Kisah di Akhir November
Roy Rolland
Novel
Fright and Fear
Roy Rolland
Flash
Jahat
Roy Rolland
Flash
Memori
Roy Rolland
Novel
Wolves Heart
Roy Rolland