Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Selisih
21
Suka
5,751
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Terakhir kali, pertemuan kami dihiasi perdebatan sengit tentang apakah kami harus pindah ke rumah ibunya yang tinggal sendiri atau ke rumah ayahku yang baru saja ditinggal ibu? Jadi, wajar saja jika sepulang kantor hari ini, dia mengabaikanku.

Dia berjalan ke sana kemari tanpa selera. Seakan langit mau runtuh. Memang benar, malam ini hujan turun begitu lebat. Bahkan sejak tadi siang, saat aku memacu mobil untuk bertemu klien. Tentu saja, sebelumnya dihiasi dengan mendung kelabu yang tampak berat ditanggung langit.

Siang tadi, dalam perjalanan, aku memikirkan jalan tengah tentang perdebatan kami. Aku akhirnya menemukan sebuah solusi. Kepada rumah siapa kami akan pergi. Mungkin sudah saatnya kukatakan sekarang. Sebelum dia semakin marah. Lihat saja, dia tanpa basa-basi mengemas pakaianku dari lemari ke dalam koper besar yang kubawa pertama kali dari rumah ibuku saat mengemas pakaian untuk tinggal bersamanya.

"Kamu pasti sangat marah?" ucapku mengawali.

Dia diam. Justru mengemas buku-buku favoritku dan memasukkannya ke koper. Istriku memang begitu saat sedang marah.

"Aku sudah memikirkan jalan keluar masalah kita," lanjutku.

Istriku bergeming. Dia menangis tanpa suara, lalu jemarinya serta merta mengusap kasar basah di pipinya. Ya, dia pasti sangat marah jika bersikap seperti itu. Ibu mertuaku selalu bercerita bahwa istriku memang agak sensitif sehingga aku harus lebih melapangkan dada dalam menghadapinya.

"Bagaimana jika ...,"

Bunyi ponsel istriku membuatku terpaksa berhenti bicara. Istriku menjawab panggilan itu beberapa detik dan langsung lari keluar. Lagi-lagi tanpa memedulikanku.

"Ada apa?"

Bahkan pertanyaanku diabaikan dan membuatku terpaksa mengikutinya.

Sebuah ambulans memasuki halaman rumah kami. Dibarengi mobil polisi yang dari dalamnya turun ayahku. Di belakangnya lagi, datang sebuah mobil yang mengantar ibu mertuaku. Mereka semua berwajah sedih. Lantas, pintu belakang ambulans terbuka. Petugas mengeluarkan seseorang dari dalamnya. Seseorang yang tak lagi bernyawa. Sialnya, aku melihat tubuhku terbaring di sana.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@khiyarotunnisa : Hihihi ....
Enak-enak baca, dan ... bum!🤣🤣🤣
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
LOVE, ANDRA
Embun Pagi Hari
Flash
Selisih
Sika Indry
Novel
Bronze
H S R
Hitam dan Biru
Novel
Bronze
Boundaries
ayurinp
Novel
Gold
Northanger Abbey
Noura Publishing
Novel
Aloanamnesa
Nurjanah
Novel
Rectify
Cloverbean
Flash
Rahara
Andini Pradya Savitri
Cerpen
Gadis Dibawah Payung
Arief Pramudya
Novel
Bronze
Sebuah Subuh di Lawang
Redhite K.
Novel
Bronze
Never Same
Sabelia
Novel
Bronze
Anak-anak Surya : kisah anak bangsawan dan nostalgia 90an
Alwinn
Novel
(Not) Sister
Yamsyina Hawnan
Flash
Bronze
Sitti Nurbaya di Abad Milenium
Abdi Husairi Nasution
Novel
Gold
KKPK Two Beautiful Princess
Mizan Publishing
Rekomendasi
Flash
Selisih
Sika Indry
Flash
Rumah Tanpa Suami
Sika Indry
Novel
YAPPA MARADDA
Sika Indry
Novel
Jejak Umbu di Tanah Bertuah
Sika Indry
Flash
Gerbong Kereta No 3
Sika Indry
Skrip Film
Anak Ibu
Sika Indry