Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
TAKDIR PEREMPUAN
8
Suka
5,794
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

    Dengan langkah cepat, aku berjalan menuju dapur dengan rambut yang masih berantakan serta wajah khas bangun tidur. Saat melewati ruang tengah, mataku melirik jam dinding. Tepat pukul 08.00.

       “Jika bangun di waktu siang begini, lebih baik tidak usah bangun saja,” ucapnya.

       “Sudah ku duga. Kau akan mengatakan hal kasar lagi.”

       “Apa salah?”

       “Tidak, kau tidak pernah salah, Suamiku. Akulah yang tidak pernah becus mengurus segala kebutuhanmu.”

       “Bagus jika kau memahami kesalahanmu,” timpalnya dengan membawa gelas berisi kopi yang dibuat sendiri olehnya.

       Aku merutuki diri berulang kali di dapur. Sambil menyiapkan sarapan, tanpa sengaja air mataku terjatuh. Mataku mendadak sembab. Bukan kali pertama ia menyindirku. Ucapannya selalu terdengar biasa saja, tetapi sialnya aku selalu saja terbawa perasaan dan akhirnya berujung pada deraian air mata.

       Ketika pagi, perempuan-perempuan harus segera bangun sebelum matahari terbit. Jika tidak, mereka akan menjadi buah bibir tetangga atau bahkan Ibu mertua. Aku seorang wanita karir, bekerja mulai pagi hingga sore hari. Saat malam tiba, aku harus mengurus rumah dan segala keperluan suami serta anakku yang sekarang sudah berumur 5 tahun. Hariku sungguh sudah sesak, meskipun tanpa pagi. Tapi tidakkah mereka mengerti akan hal itu.

       “Jika dinasehati suami jangan hanya nangis saja kerjanya. Gimana bisa becus ngurus suami.”

       “Tidakkah kau penasaran kenapa aku bangun terlambat?”

       “Yang membuatku penasaran hanyalah kesungguhanmu menjadi seorang istri, menjadi seorang Ibu. Sudah ku bilang belajarlah membuat kopi seperti Ibuku, memasak nasi seperti masakan Ibuku, atau mencuci baju seperti cara Ibuku. Biar kamu menjadi istri yang benar-benar istri. Bukan hanya label status ktp belaka.”

       Aku terdiam sambil memandangnya. Bukan kali pertama ia mengatakan hal itu. Namun entah mengapa, mataku kembali berkaca-kaca tidak sabar untuk mengeluarkan cairan hangat dari dalam sana. Seperti sedang mengupas bawang, mataku mendadak perih. Dan hanya tangis yang membuatnya sedikit lega sekarang.

       “Aku adalah Istrimu mas, bukan Ibumu. Jika kau ingin aku melakukan semua pekerjaan rumah seperti Ibumu, maka tukarlah tanganku dengan tangan Ibumu. Tukarlah kepalaku dengan kepala Ibumu. Atau jika perlu, tukarlah rahimku dengan rahim Ibumu.”

       Mas Arya seketika bungkam. Napasnya tertahan di udara. Bahkan kopi yang sedang berada di dalam mulutnya pun enggan untuk turun di tenggorokannya. Mungkin ia kaget sekaligus tidak percaya dengan ucapanku barusan.

       Dengan langkah pasti aku berjalan menuju kamar untuk mengambil bingkisan yang ada di sana.

       “Ini, ambillah. Jika tahu kamu akan memakiku seperti ini, aku mungkin tidak akan membuatnya untukmu semalaman.”

       Aku berlalu pergi. Sementara Mas Arya, matanya masih terpaku pada kemeja biru yang kini ada di hadapannya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Nyesek 😭
Solilokui.
Rekomendasi dari Drama
Flash
TAKDIR PEREMPUAN
Rafasirah
Flash
Aku Dan Bapak
Ummy Wachida
Flash
Bronze
Jangan Pernah Percaya Gosip
Alfian N. Budiarto
Flash
Bronze
Gadis Kecil Penyendiri
Nita Roviana
Cerpen
Bronze
Kerudung Putih
Agus Fahri Husein
Novel
Our Dreams Together
Emma N.N
Novel
Bronze
Aib anitaku
Yuwo
Novel
Bronze
TODAY
Martha Z. ElKutuby
Flash
Anak Panah Ke Sebelas
Rainzanov
Flash
PERTANYAAN DEMI PERTANYAAN
Apri Ajijunanto Saputra
Novel
Bronze
Rasanya Seperti Mimpi
Rahma Nanda Sri Wahyuni
Novel
Bronze
Aku Ingin Ayahku Mati!
Putri Zulikha
Novel
Bronze
Unforgettable Story
Ayzahran
Novel
Gold
Sidney`s Dream
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Tak Lekang oleh Waktu
Endah Purwaningsih
Rekomendasi
Flash
TAKDIR PEREMPUAN
Rafasirah
Novel
Teka-Teki Mimpi
Rafasirah
Skrip Film
Wisata Rasa
Rafasirah