Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
Sembilan
6
Suka
6,126
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Sudah tiga hari berturut-turut Adnan harus pulang nyaris tengah malam. Laporan akhir tahun memaksa ia dan timnya untuk bekerja lebih lama, mengakibatkan waktu istirahat yang berantakan. Sebenarnya ia tak keberatan karena kesibukannya justru dapat mengalihkan pikirannya dari hal-hal yang belakangan ini mengganggu; dosa masa lalu yang tak henti-henti ia sesali.

Pria itu melirik jam tangan yang melingkari pergelangan kirinya.

"Pukul 11 malam," gumam Adnan. Ia keluar dari kendaraan, menjinjing tas berisi laptop lalu berjalan menuju lift di sisi barat lahan parkir apartemen.

Telunjuk kiri Adnan menekan tombol pada lift, namun matanya sibuk menelusuri pesan-pesan yang baru masuk pada ponsel hitam dalam genggaman. Ia bahkan sama sekali tak melihat saat masuk ke dalam lift yang baru saja membuka, menampakkan remang jingga yang amat kontras dengan suasana lahan parkir.

Adnan akhirnya mengalihkan sejenak pandangannya ke panel pada sisi kanan lift guna menekan tombol 8, lantai di mana kediamannya berlokasi. Tak berapa lama, ponsel yang masih digenggamnya berdering. Adnan yang terkejut buru-buru menggeser ikon hijau pada layar tanpa sempat membaca nama kontak yang meneleponnya.

"Ya, halo?"

Adnan menunggu respon dari sang penelepon, namun yang memenuhi pendengarannya hanya gerisik disertai gumam tak jelas.

"Halo?" ulang Adnan. Gumam samar kini berubah menjadi suara seseorang merapal sesuatu. Panel lift menunjukkan bahwa ia sudah nyaris tiba di lantai 8. Tinggal tiga lantai lagi. Adnan merasakan tengkuknya dingin, dan kakinya kaku. Ia juga tak dapat menjauhkan ponsel dari telinganya saat suara janggal itu makin jelas.

"Sembilan... Sembilan... Sembilan... Sembilan..." Suara itu semakin jelas.

Adnan menatap lekat lekat panel di hadapannya, dan tiba-tiba, layar menunjukkan angka 9 setelah angka 7. Adnan merasakan bulu kuduknya meremang saat bisik mengganggu berubah menjadi lolongan mengerikan berulang-ulang memenuhi pendengarannya.

Seketika pintu lift terbuka, menampilkan sosok seorang perempuan yang memegang benda kotak berwarna hitam, meneriakkan 'SEMBILAN' berkali-kali, lalu tertawa keras-keras hingga memenuhi seisi bangunan apartemen sebelum menghambur ke arah Adnan, membuang benda kotak tadi, lalu mengguncang-guncang pundak pria yang kini tak sadarkan diri.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Ini maksudnya apa ya? 🤔 Si Adnan ketakutan terus pingsan ini yang saya pahami 🤭.
Can
bingung. kok aku gak ngerti ya😅
Huaa awalnya bikin tegang kak, penasaran siapa yang nelpon dan siapa perempuan ituu
Rekomendasi dari Horor
Flash
Sembilan
Fajar R
Novel
Bronze
Luk Thep ~Novel~
Herman Sim
Flash
Sosok Hitam
Rahma Pangestuti
Novel
Bronze
Rumah Seribu Jendela
Randy Arya
Komik
Time to Seek
ubi aja
Novel
Ada Penampakan di Pesantren
Hargo Trapsilo
Novel
Sekolah Berhantu (END)
Faizal Ablansah Anandita, dr
Novel
Bulan Madu Pengantin
Rosi Ochiemuh
Novel
Bronze
Petaka Tambang Emas Berdarah
Achmad Benbela
Novel
Bronze
KEMPONAN
Hesti Ary Windiastuti
Flash
Bronze
Kutukan kastil tua
HERLIYAN BERCO
Novel
Gadis Jelmaan Parakang
Muhammad Taufiq
Novel
AVENDOR
Kilauan Pena
Flash
Bronze
Hujan
Lirin Kartini
Novel
JASAD DI DASAR JEMBATAN
Heru Patria
Rekomendasi
Flash
Sembilan
Fajar R
Flash
Penjaga Gawang
Fajar R
Flash
Ghostwing
Fajar R
Flash
Sarjana Pandemi
Fajar R
Novel
The Playmaking Defender
Fajar R
Novel
Bronze
TERRAFORMERS
Fajar R
Flash
Pulang
Fajar R
Flash
Gelap
Fajar R
Flash
Mati Lebih Baik
Fajar R
Flash
Anomali
Fajar R