Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
Sembilan
6
Suka
6,056
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Sudah tiga hari berturut-turut Adnan harus pulang nyaris tengah malam. Laporan akhir tahun memaksa ia dan timnya untuk bekerja lebih lama, mengakibatkan waktu istirahat yang berantakan. Sebenarnya ia tak keberatan karena kesibukannya justru dapat mengalihkan pikirannya dari hal-hal yang belakangan ini mengganggu; dosa masa lalu yang tak henti-henti ia sesali.

Pria itu melirik jam tangan yang melingkari pergelangan kirinya.

"Pukul 11 malam," gumam Adnan. Ia keluar dari kendaraan, menjinjing tas berisi laptop lalu berjalan menuju lift di sisi barat lahan parkir apartemen.

Telunjuk kiri Adnan menekan tombol pada lift, namun matanya sibuk menelusuri pesan-pesan yang baru masuk pada ponsel hitam dalam genggaman. Ia bahkan sama sekali tak melihat saat masuk ke dalam lift yang baru saja membuka, menampakkan remang jingga yang amat kontras dengan suasana lahan parkir.

Adnan akhirnya mengalihkan sejenak pandangannya ke panel pada sisi kanan lift guna menekan tombol 8, lantai di mana kediamannya berlokasi. Tak berapa lama, ponsel yang masih digenggamnya berdering. Adnan yang terkejut buru-buru menggeser ikon hijau pada layar tanpa sempat membaca nama kontak yang meneleponnya.

"Ya, halo?"

Adnan menunggu respon dari sang penelepon, namun yang memenuhi pendengarannya hanya gerisik disertai gumam tak jelas.

"Halo?" ulang Adnan. Gumam samar kini berubah menjadi suara seseorang merapal sesuatu. Panel lift menunjukkan bahwa ia sudah nyaris tiba di lantai 8. Tinggal tiga lantai lagi. Adnan merasakan tengkuknya dingin, dan kakinya kaku. Ia juga tak dapat menjauhkan ponsel dari telinganya saat suara janggal itu makin jelas.

"Sembilan... Sembilan... Sembilan... Sembilan..." Suara itu semakin jelas.

Adnan menatap lekat lekat panel di hadapannya, dan tiba-tiba, layar menunjukkan angka 9 setelah angka 7. Adnan merasakan bulu kuduknya meremang saat bisik mengganggu berubah menjadi lolongan mengerikan berulang-ulang memenuhi pendengarannya.

Seketika pintu lift terbuka, menampilkan sosok seorang perempuan yang memegang benda kotak berwarna hitam, meneriakkan 'SEMBILAN' berkali-kali, lalu tertawa keras-keras hingga memenuhi seisi bangunan apartemen sebelum menghambur ke arah Adnan, membuang benda kotak tadi, lalu mengguncang-guncang pundak pria yang kini tak sadarkan diri.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Ini maksudnya apa ya? 🤔 Si Adnan ketakutan terus pingsan ini yang saya pahami 🤭.
Can
bingung. kok aku gak ngerti ya😅
Huaa awalnya bikin tegang kak, penasaran siapa yang nelpon dan siapa perempuan ituu
Rekomendasi dari Horor
Flash
Sembilan
Fajar R
Novel
Bronze
Lenting
A.R. Rizal
Novel
Mambaul Hikmah
NUR C
Novel
Bronze
Perjanjian~Novel~
Herman Sim
Novel
Bronze
KISAH CINTA
Endah Wahyuningtyas
Novel
Bronze
Rama's Story : Mey Ling - Dark Castle
Cancan Ramadhan
Novel
Bronze
My Boyfriend Is A Ghost
zozana zozane
Novel
Gold
Fantasteen Injurious
Mizan Publishing
Novel
Gold
Fantasteen Pangeran Mimpi Zera
Mizan Publishing
Novel
Thalatha
Devichy
Novel
LOST
Imelda A. Sanjaya
Novel
GARIS MERAH
Rizqy Kurniawan
Flash
Wanita Tua dan Tangisnya
Lebah Bergantung
Novel
Bronze
Putri Kiai yang Tak Berhijab
Yuli Yastri
Novel
Bronze
Penjara Sukma
Ravistara
Rekomendasi
Flash
Sembilan
Fajar R
Flash
Mati Lebih Baik
Fajar R
Novel
The Playmaking Defender
Fajar R
Flash
Pulang
Fajar R
Novel
Bronze
TERRAFORMERS
Fajar R
Flash
Anomali
Fajar R
Flash
Ghostwing
Fajar R
Flash
Gelap
Fajar R
Flash
Sarjana Pandemi
Fajar R
Flash
Penjaga Gawang
Fajar R