Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Aku malaikat pelindungmu. Kan kubawa engkau ke masa lalu,sekarang, dan masa depan. Dengarlah kata-kataku supaya aku bisa menuntunmu. Baca kisahnya pelan-pelan.
Tenang. Apabila ibumu tiada, aku akan menghantarmu ke dunia pararel saat beliau masih hidup. Sekarang pejamkan matamu dan tenangkanlah jiwamu. Dalam hitungan ketiga bukalah matamu.
1, 2, 3.... buka!
Sekarang kita ada di masa lalu.
Matamu yang mungil melihat cahaya akbar bersinar di depanmu.Jangan takut. Itu aku, malaikat penjagamu. Sekarang kita ada di tempat pertama kali kau dilahirkan. Bagaimanakah suasananya?
Ceritakan.
Lihatlah ke samping, ada wanita pejuang yang terkulai lemas, telah berjuang keras agar kau selamat. dia ibumu. 9 bulan ia mengandungmu, dan seumur hidup akan mencintaimu.
Menangisah yang keras agar dia tahu engkau bernafas.
Bagus. Ibumu ikut menangis, air mata bahagia keluar karena kau terlahir sehat dan kuat. Biarkan tangisnya. Jemari kecilmu, takkan pernah sanggup menghapus tangisnya.
Lihat sekelilingmu, ayahmu tersenyum melihatmu . Dia lah sosok kedua yang harus kau hormati setelah ibumu,ibumu, dan ibumu.
Lihat ayahmu, dan dengarkan suaranya, ia sedang memberimu sebuah nama : mantra dan harapan orangtua teruntuk anaknya tercinta.
Tengoklah kembali surgamu. Senyumnya begitu syahdu. Jangan diam saja,tarik garis senyummu, tersenyumlah dengan lebar.
Bagus. Dia tersenyum bahagia, kamu berhasil membahagiakannya. 3 point untukmu.
Lihat.
Ia melepaskan kancing bajunya,lalu mengeluarkan buahnya. Itu buah dada: bukti seorang betina, senjata para wanita, teruntuk suami dan anak tercinta.
Lihat. Dia menawarkannya padamu. Saatnya menyusu. itu rejekimu. Awas jangan hisap yang sebelah kanan —beracun. Bau rokok. Aa...Buka mulut mungillmu, dan rasakan sensasinya, hisap pelan-pelan, pijit-pijit biar deras, jangan gigit terlalu keras, kasihan bundamu.
Nikmati pelan-pelan, jangan terlalu banyak, nanti kamu olab. Syukuri saja, karena tak semua anak bisa menikmatinya. Jika sudah kenyang tidurlah dipangkuannya.
Aku telah menghantarkanmu ke masa sekarang
Bangunlah anak pembangkang!
Sekarang kamu ada di titik terendah dihidupmu,Kamu menunduk malu, takut dengan ibumu.
Dengarkan keluh kesahnya, tapi jangan dendam. Kata-katanya memang mengekang itu karena dia sayang.
Cepat. Sekarang kita pergi ke masa depan, sebelum Izrail menjemputnya.
Awas! Jangan tatap malakul maut jika kau menatap matanya kamu bakalan mati.
Pejamkan matamu, tarik nafas yang dalam, lalu hembuskan. Buka matamu perlahan-perlahan.
Lihatlah wanita tua itu, ia bukan kakak tua tapi giginya tinggal dua, bukan pula siput tapi kulitnya mengkerut, bukan malaikat, tapi begitu hebat walau ajalnya sudah dekat.
Astaga, ibumu sekarat! tubuhnya terkulai lemas, matanya terpejam, tapi dia masih bisa mendengarmu.Bicaralah lewat batin. Genggamlah erat tangannya, dan rasakanlah,dengarkan baik-baik ucapanya.
Lihat, dengar, dan rasakan betapa mulianya bundamu. Dekat atau jauh, kamulah yang dia pikirkan ; sehat atau sakit, kaulah yang dipedulikan ; gagal atau sukses, dia selalu mendoakan. Bahkan saat maut menjemputnya hanya kamulah yang paling dia khawatirkan.
Dengarkan. ia mengucapkan wasiat terakhirnya.Coba katakan padaku, apa wasiat terakhirnya? komentar sekarang.
Kita sudah sejauh ini, kita akhiri sampai disini.Kamu takkan sanggup melihat kematiannya.Sekarang simpan lah handphonemu,dan kembali lah ke dunia nyata. Temui ibumu sekarang.
Jika ibunda ada di dekatmu, menunduklah lalu basuhlah kakinya,minta maaf sekarang ; jika dia jauh telepon lah dia, katakan keluh kesahmu ; Jika dia telah tiada lalu kunjungi makamnya,doakan ibunda dengan doa-doa terbaikmu.
Lihat dengar rasakan.