Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Rindu
13
Suka
9,844
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Aroma kolak pisang menguar ke seluruh penjuru rumah. Kulirik jam yang tergantung di dinding ruang tengah. Tiga puluh menit lagi menuju waktu berbuka. Rasanya sudah tak sabar menikmati kolak buatan Ibu yang memang terkenal paling lezat sedunia.

Kutatap satu-persatu wajah kelima kakakku yang sedari tadi sudah berkumpul di ruang tengah ini. Sambil menunggu waktu berbuka tiba, kami saling bercengkerama penuh canda tawa, membuat suasana rumah menjadi hangat dan meriah. Raut mereka sama sepertiku, ingin segera menyantap kolak pisang buatan Ibu.

Sayup-sayup terdengar suara adzan berkumandang dari mesjid dekat rumah.

Assholatu hoirumminannauum

Aku tersentak, lantas refleks bangkit dari atas pembaringan. Kuusap wajah serta peluh yang membasahi dahi. Lagi-lagi, aku memimpikan hal yang sama. Kulirik jam meja di atas nakas. Waktu menunjukkan pukul 04.35.

Kupandangi lekat wajah suami yang masih terlelap dengan perasaan yang teramat bersalah. Karena, bukan kali ini saja aku terlambat bangun.

"Abi, maaf. Kita nggak sahur lagi hari ini." Pandanganku seketika mengabur oleh bulir bening yang menganak sungai di pelupuk mata.

Sungguh, Ramadan kali ini sangat berbeda. Hari demi hari terlewati dengan setumpuk kerinduan ingin berjumpa keluarga. Namun, sejak pandemi merebak, pertemuan itu hanya menjelma dalam angan saja.

"Kenapa, Dik? Kangen Ibu dan Kakak-kakak?”

Aku mengangguk, lalu menghambur ke dalam pelukannya. Tanpa diperintah, bulir bening terjun bebas membanjiri pipi. Dadaku bergemuruh seiring dengan rasa sesak yang semakin mendera. Rasanya, raga ini semakin ringkih menanggung beban rindu yang kian berjelaga.

"Sudah, Dik, sudah. Aku juga rindu mereka. Kita kirim doa, ya."

Aku mengangguk lemah disertai helaan napas berat dan air mata yang jatuh semakin menderas.

Corona, mengapa kau tega merenggut keluargaku?

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
sabar, ya... video call aja deh
@Jeneeta @Oliphiana @Rini @Rina @Hanifa @Adhy terima kasih Kakak-Kakak sudah singgah 🙏
sedih eh >.<
Pas baca, emosinya ikut kebawa. Bagus 😭
Air mataku pun ikut menderas
syedihhhh
Ceritanya mengandung bawang, hiks ..
Mewek flashfictionnya
@elkutuby, iya, Kak 😢
Memang, Corona itu sungguh tega. Huff.
Rekomendasi dari Drama
Novel
MUSKIL
Seto Yuma
Flash
Rindu
Suci Asdhan
Novel
Bronze
JAM MAHAL
Didiiswords
Novel
Bronze
10% : Sepuluh Persen
Hendra Setiawan
Novel
Bronze
Dawuh
Sena N. A.
Novel
Livskamp
Andhika Rivani
Novel
Perempuan Merah
Alfian N. Budiarto
Novel
Bronze
Rainbow In My Love
ArsheilaW
Novel
Bronze
WEDDING SCHOOL
Okino ojoeng
Novel
Bronze
AGATHA
Nimas Aksan
Novel
Bronze
Langkah Parau
Khairunnisa
Flash
Bronze
Janji Palsu
Nabil Bakri
Novel
Bronze
The Badboy
Fidya Damayanti
Novel
Bronze
Korupsi Dalam Puisi Sepotong Roti
Arroyyan Dwi Andini
Novel
Retorika Mimpi Kapal Kertas
Muhammad Salim Supriatna
Rekomendasi
Flash
Rindu
Suci Asdhan
Novel
Bronze
Duo Kacamata (Sahabat Jadi Saudara)
Suci Asdhan
Flash
Petak Umpet
Suci Asdhan
Flash
Yang Terlupakan
Suci Asdhan
Flash
Surat Cinta
Suci Asdhan
Flash
Dompet Kulit
Suci Asdhan
Flash
Main Bola
Suci Asdhan
Flash
Akhir Sebuah Penantian
Suci Asdhan
Novel
Cinta Kedua Bu(Li)nda
Suci Asdhan
Skrip Film
Jodoh Atau Bukan?
Suci Asdhan