Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Rindu
13
Suka
10,070
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Aroma kolak pisang menguar ke seluruh penjuru rumah. Kulirik jam yang tergantung di dinding ruang tengah. Tiga puluh menit lagi menuju waktu berbuka. Rasanya sudah tak sabar menikmati kolak buatan Ibu yang memang terkenal paling lezat sedunia.

Kutatap satu-persatu wajah kelima kakakku yang sedari tadi sudah berkumpul di ruang tengah ini. Sambil menunggu waktu berbuka tiba, kami saling bercengkerama penuh canda tawa, membuat suasana rumah menjadi hangat dan meriah. Raut mereka sama sepertiku, ingin segera menyantap kolak pisang buatan Ibu.

Sayup-sayup terdengar suara adzan berkumandang dari mesjid dekat rumah.

Assholatu hoirumminannauum

Aku tersentak, lantas refleks bangkit dari atas pembaringan. Kuusap wajah serta peluh yang membasahi dahi. Lagi-lagi, aku memimpikan hal yang sama. Kulirik jam meja di atas nakas. Waktu menunjukkan pukul 04.35.

Kupandangi lekat wajah suami yang masih terlelap dengan perasaan yang teramat bersalah. Karena, bukan kali ini saja aku terlambat bangun.

"Abi, maaf. Kita nggak sahur lagi hari ini." Pandanganku seketika mengabur oleh bulir bening yang menganak sungai di pelupuk mata.

Sungguh, Ramadan kali ini sangat berbeda. Hari demi hari terlewati dengan setumpuk kerinduan ingin berjumpa keluarga. Namun, sejak pandemi merebak, pertemuan itu hanya menjelma dalam angan saja.

"Kenapa, Dik? Kangen Ibu dan Kakak-kakak?”

Aku mengangguk, lalu menghambur ke dalam pelukannya. Tanpa diperintah, bulir bening terjun bebas membanjiri pipi. Dadaku bergemuruh seiring dengan rasa sesak yang semakin mendera. Rasanya, raga ini semakin ringkih menanggung beban rindu yang kian berjelaga.

"Sudah, Dik, sudah. Aku juga rindu mereka. Kita kirim doa, ya."

Aku mengangguk lemah disertai helaan napas berat dan air mata yang jatuh semakin menderas.

Corona, mengapa kau tega merenggut keluargaku?

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
sabar, ya... video call aja deh
@Jeneeta @Oliphiana @Rini @Rina @Hanifa @Adhy terima kasih Kakak-Kakak sudah singgah 🙏
sedih eh >.<
Pas baca, emosinya ikut kebawa. Bagus 😭
Air mataku pun ikut menderas
syedihhhh
Ceritanya mengandung bawang, hiks ..
Mewek flashfictionnya
@elkutuby, iya, Kak 😢
Memang, Corona itu sungguh tega. Huff.
Rekomendasi dari Drama
Novel
ARADHEA
Rudie Chakil
Flash
Rindu
Suci Asdhan
Novel
Bronze
IF YOU REMEMBER
Tari Oktavian
Novel
Your Stupid Girls
Gracia Wee
Novel
Kata Mamak
elesia maria tamba
Novel
SIGRAH
metanoia
Novel
Bronze
Ujung Tombak
Dzakayfat Aizawa
Novel
Bronze
SCRABEO
Adi Rizaldi
Cerpen
Bronze
Putri Beras Cokelat
Silvarani
Novel
Bronze
Angel's Diary
Angelina Beribe
Novel
Bronze
Saranghaeyo
Karin dan Arum
Novel
Bronze
ANGEL WITHOUT WING
Angie Wiyaniputri
Novel
Bronze
Soledad
Anindya Oli
Novel
Bronze
Lensa Argan
rekhasandy
Flash
Bronze
Musik hits 2000 an
ELmahira
Rekomendasi
Flash
Rindu
Suci Asdhan
Flash
Surat Cinta
Suci Asdhan
Flash
Petak Umpet
Suci Asdhan
Flash
Dompet Kulit
Suci Asdhan
Novel
Bronze
Duo Kacamata (Sahabat Jadi Saudara)
Suci Asdhan
Flash
Main Bola
Suci Asdhan
Skrip Film
Jodoh Atau Bukan?
Suci Asdhan
Novel
Cinta Kedua Bu(Li)nda
Suci Asdhan
Flash
Yang Terlupakan
Suci Asdhan
Flash
Akhir Sebuah Penantian
Suci Asdhan