Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Rindu
13
Suka
13,878
Dibaca

Aroma kolak pisang menguar ke seluruh penjuru rumah. Kulirik jam yang tergantung di dinding ruang tengah. Tiga puluh menit lagi menuju waktu berbuka. Rasanya sudah tak sabar menikmati kolak buatan Ibu yang memang terkenal paling lezat sedunia.

Kutatap satu-persatu wajah kelima kakakku yang sedari tadi sudah berkumpul di ruang tengah ini. Sambil menunggu waktu berbuka tiba, kami saling bercengkerama penuh canda tawa, membuat suasana rumah menjadi hangat dan meriah. Raut mereka sama sepertiku, ingin segera menyantap kolak pisang buatan Ibu.

Sayup-sayup terdengar suara adzan berkumandang dari mesjid dekat rumah.

Assholatu hoirumminannauum

Aku tersentak, lantas refleks bangkit dari atas pembaringan. Kuusap wajah serta peluh yang membasahi dahi. Lagi-lagi, aku memimpikan hal yang sama. Kulirik jam meja di atas nakas. Waktu menunjukkan pukul 04.35.

Kupandangi lekat wajah suami yang masih terlelap dengan perasaan yang teramat bersalah. Karena, bukan kali ini saja aku terlambat bangun.

"Abi, maaf. Kita nggak sahur lagi hari ini." Pandanganku seketika mengabur oleh bulir bening yang menganak sungai di pelupuk mata.

Sungguh, Ramadan kali ini sangat berbeda. Hari demi hari terlewati dengan setumpuk kerinduan ingin berjumpa keluarga. Namun, sejak pandemi merebak, pertemuan itu hanya menjelma dalam angan saja.

"Kenapa, Dik? Kangen Ibu dan Kakak-kakak?”

Aku mengangguk, lalu menghambur ke dalam pelukannya. Tanpa diperintah, bulir bening terjun bebas membanjiri pipi. Dadaku bergemuruh seiring dengan rasa sesak yang semakin mendera. Rasanya, raga ini semakin ringkih menanggung beban rindu yang kian berjelaga.

"Sudah, Dik, sudah. Aku juga rindu mereka. Kita kirim doa, ya."

Aku mengangguk lemah disertai helaan napas berat dan air mata yang jatuh semakin menderas.

Corona, mengapa kau tega merenggut keluargaku?

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
sabar, ya... video call aja deh
@Jeneeta @Oliphiana @Rini @Rina @Hanifa @Adhy terima kasih Kakak-Kakak sudah singgah 🙏
sedih eh >.<
Pas baca, emosinya ikut kebawa. Bagus 😭
Air mataku pun ikut menderas
syedihhhh
Ceritanya mengandung bawang, hiks ..
Mewek flashfictionnya
@elkutuby, iya, Kak 😢
Memang, Corona itu sungguh tega. Huff.
Rekomendasi dari Drama
Flash
Rindu
Suci Asdhan
Novel
Best Friend
William Oktavius
Novel
Ribet!
Ulya Nura
Novel
Ruas Rusuk
angsakeling
Novel
Anak rantau diujung Bagan
Suyanti
Skrip Film
Tentang Hidup
Indra Putra Riyanto
Novel
Bronze
Tanpa Nama
Paul Sim
Skrip Film
Sesayat Munajat Cinta (Sebuah Skenario Film)
Imajinasiku
Novel
Bronze
Beranda ( Kitab Puisi Asmaradhana )
RENDRA ABIMANYU
Novel
Bronze
Si Anak Yatim
Azmi1410
Novel
TIME IS GONE
Dwi Budiase
Skrip Film
SKETSA JODOH
Kim Hakimi
Novel
Bronze
Binder Biru
Erica Agustina
Skrip Film
Di Bawah Langit yang Sama
Eko S. Ayata
Flash
WHO ARE YOU?
I | N
Rekomendasi
Flash
Rindu
Suci Asdhan
Novel
Cinta Kedua Bu(Li)nda
Suci Asdhan
Flash
Main Bola
Suci Asdhan
Flash
Yang Terlupakan
Suci Asdhan
Flash
Petak Umpet
Suci Asdhan
Skrip Film
Jodoh Atau Bukan?
Suci Asdhan
Novel
Bronze
Duo Kacamata (Sahabat Jadi Saudara)
Suci Asdhan
Flash
Surat Cinta
Suci Asdhan
Flash
Dompet Kulit
Suci Asdhan
Flash
Akhir Sebuah Penantian
Suci Asdhan