Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
SUARA LEBAH
13
Suka
12,068
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Perut kenyang, cuaca mendukung. Tidak ada hal lain yang ingin Susi lakukan selain tidur sampai jam istirahat berakhir. Tapi baru saja matanya terpejam, terdengar suara ribut seperti gaungan lebah. Sungguh memuakkan!

“Beneran, Rin?”

Susi melirik tak minat pada kerumunan lebah.

“Serius! Ana yang bilang sendiri ke aku sebelum dia pingsan,” ujar seorang wanita muda yang dipanggil Rin. Meyakinkan sekali. Tanpa sumpah, dia seolah berani bertaruh tersambar gledek di siang bolong.

Susi tidak kenal dia. Apalagi sampai tahu bekerja di area apa. Yang dia tahu, wanita itu tampak begitu menikmati menjadi pusat perhatian. Susi menyebutnya sebagai si Ratu Lebah.

“Apa, sih?” Ninda menyodok pinggang Susi. Penasaran.

“Tau!” Susi menyahut ketus.

“Ada penampakan katanya,” Isna yang menjawab.

“Penampakan? Di mana?”

“Area proses sih katanya.”

Susi mencibir, menggeleng pelan dan kembali memejamkan mata. Berusaha merayu lena agar menyumbat suara lebah di telinga.

“Ayo! Sepatunya digantung! Tata yang rapi!”

“Seragamnya dimasukin!”

Suara para petugas ruang ganti seperti tak kenal lelah. Tidak pula ambil pusing saat dikatai cerewet. Itu memang tugas mereka.

Sesudah Susi, Ninda dan Isna selesai memakai seragam, mereka menuju ruang sepatu boot. Dengan seragam lengkap, hanya tinggal bagian mata dan telapak tangan saja yang terlihat. Jika tidak lengkap, tentu saja dilarang masuk ke area kerja.

Susi berjalan yang paling akhir. Sedang Ninda dan Isna sudah menghilang di balik pintu bertirai plastik. Susi melangkah agak tergesa dan berusaha tidak bertabrakan dengan pekerja yang berlalu-lalang. Tapi saat hendak mencapai pintu, langkah Susi terhenti.

Diantara para pekerja yang sibuk, menyelip seorang wanita yang tidak mematuhi aturan. Wanita itu berambut sebahu, mengenakan dress putih tulang dan bertelanjang kaki. Berdiri membelakangi posisi Susi berada.

Susi bermaksud menegur, tapi urung. Dia merasa itu bukan urusannya, melainkan pengawas area. Susi pun kembali melangkah.

Namun, baru beberapa langkah, dia berhenti lagi. Keringat dingin terasa mengucur di balik seragam kerjanya. Otaknya kian melambat. Sedang suara-suara lebah bergaung dalam kepalanya. Hingga kemudian menjadi gelap. Susi tak sadarkan diri.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Ih. Ih. Kenapa coba?🤔
Oh oh 😱😱
Hai Mbak Gita ...
Trims ya ...
🤩keren
Rekomendasi dari Horor
Flash
SUARA LEBAH
Wiji Lestari
Cerpen
Bronze
Kepala Hantu di Motel Sumatra
Silvarani
Flash
KATA-KATA YANG BERNAFAS ( HYPNO WRITING )
Alwinn
Novel
Bronze
Rahasia Kematian
Herman Sim
Flash
Malam Jum'at
Arlindya Sari
Novel
Kisah Penyap dari Rimbun Bambu di Belakang Taubah
Ariyanto
Novel
Malam satu suro
Pradiky winata
Novel
Rumah Amora
Rosi Ochiemuh
Novel
"NETRA" Jejak Kematian
Apresia Ardina
Novel
Gold
Like Water for Chocolate
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Hizib
Topan We
Novel
Bronze
Mystery Books Factory
Ananda Putri Safitri
Flash
Panggilan
Galdev
Flash
Setangkai Mawar Biru
Tazkia Irsyad
Novel
Gold
Fantasteen Haunted School
Mizan Publishing
Rekomendasi
Flash
SUARA LEBAH
Wiji Lestari
Flash
DANYANG (Penunggu)
Wiji Lestari
Novel
Bronze
LAYUNG Puru Sotama
Wiji Lestari
Cerpen
Modus Operandi
Wiji Lestari
Flash
MUSTIKA ULAR
Wiji Lestari
Flash
BUJANGAN BAJINGAN
Wiji Lestari
Flash
PETELOT (Jawa)
Wiji Lestari
Flash
Kopi & Gorengan
Wiji Lestari
Flash
Kalau Bukan Jodoh
Wiji Lestari
Flash
PONSEL
Wiji Lestari
Flash
PETELOT (PENSIL / INDO)
Wiji Lestari
Flash
CERMIN ANTIK
Wiji Lestari
Flash
SHAMPOO
Wiji Lestari
Flash
KADO TERBAIK
Wiji Lestari