Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
SUARA LEBAH
13
Suka
12,098
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Perut kenyang, cuaca mendukung. Tidak ada hal lain yang ingin Susi lakukan selain tidur sampai jam istirahat berakhir. Tapi baru saja matanya terpejam, terdengar suara ribut seperti gaungan lebah. Sungguh memuakkan!

“Beneran, Rin?”

Susi melirik tak minat pada kerumunan lebah.

“Serius! Ana yang bilang sendiri ke aku sebelum dia pingsan,” ujar seorang wanita muda yang dipanggil Rin. Meyakinkan sekali. Tanpa sumpah, dia seolah berani bertaruh tersambar gledek di siang bolong.

Susi tidak kenal dia. Apalagi sampai tahu bekerja di area apa. Yang dia tahu, wanita itu tampak begitu menikmati menjadi pusat perhatian. Susi menyebutnya sebagai si Ratu Lebah.

“Apa, sih?” Ninda menyodok pinggang Susi. Penasaran.

“Tau!” Susi menyahut ketus.

“Ada penampakan katanya,” Isna yang menjawab.

“Penampakan? Di mana?”

“Area proses sih katanya.”

Susi mencibir, menggeleng pelan dan kembali memejamkan mata. Berusaha merayu lena agar menyumbat suara lebah di telinga.

“Ayo! Sepatunya digantung! Tata yang rapi!”

“Seragamnya dimasukin!”

Suara para petugas ruang ganti seperti tak kenal lelah. Tidak pula ambil pusing saat dikatai cerewet. Itu memang tugas mereka.

Sesudah Susi, Ninda dan Isna selesai memakai seragam, mereka menuju ruang sepatu boot. Dengan seragam lengkap, hanya tinggal bagian mata dan telapak tangan saja yang terlihat. Jika tidak lengkap, tentu saja dilarang masuk ke area kerja.

Susi berjalan yang paling akhir. Sedang Ninda dan Isna sudah menghilang di balik pintu bertirai plastik. Susi melangkah agak tergesa dan berusaha tidak bertabrakan dengan pekerja yang berlalu-lalang. Tapi saat hendak mencapai pintu, langkah Susi terhenti.

Diantara para pekerja yang sibuk, menyelip seorang wanita yang tidak mematuhi aturan. Wanita itu berambut sebahu, mengenakan dress putih tulang dan bertelanjang kaki. Berdiri membelakangi posisi Susi berada.

Susi bermaksud menegur, tapi urung. Dia merasa itu bukan urusannya, melainkan pengawas area. Susi pun kembali melangkah.

Namun, baru beberapa langkah, dia berhenti lagi. Keringat dingin terasa mengucur di balik seragam kerjanya. Otaknya kian melambat. Sedang suara-suara lebah bergaung dalam kepalanya. Hingga kemudian menjadi gelap. Susi tak sadarkan diri.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Ih. Ih. Kenapa coba?🤔
Oh oh 😱😱
Hai Mbak Gita ...
Trims ya ...
🤩keren
Rekomendasi dari Horor
Flash
SUARA LEBAH
Wiji Lestari
Cerpen
PUKNYARTINGI "Lilis"
Iena_Mansur
Novel
Bronze
LEUMPEUH YUNI (Ketika Tubuh Manusia Disalahgunakan)
Tedi Rinaldi
Novel
Fasik
Abdilah Aldi
Novel
Gold
At the Mountains of Madness dan Other Stories
Noura Publishing
Novel
Bronze
Kembang Sukmo
Keefe R.D
Cerpen
Bronze
Cerita Ratna, Seorang Pengarang, dan Sebuah Novel
Habel Rajavani
Novel
Gold
Fantasteen Injurious
Mizan Publishing
Novel
Gold
We Have Always Lived in the Castle
Mizan Publishing
Novel
Gold
Fantasteen Wooley Dolley
Mizan Publishing
Flash
Bronze
Jalan yang Jauh, Jangan Lupa Oleh-oleh
Ari S. Effendy
Cerpen
Sesal
Sofiza
Novel
Bronze
KISAH CINTA
Endah Wahyuningtyas
Novel
Fitri
Slamet Agung Priyono
Novel
Gold
Fantasteen Glitter of Diamonds
Mizan Publishing
Rekomendasi
Flash
SUARA LEBAH
Wiji Lestari
Flash
Kalau Bukan Jodoh
Wiji Lestari
Flash
KADO TERBAIK
Wiji Lestari
Flash
BUJANGAN BAJINGAN
Wiji Lestari
Flash
MUSTIKA ULAR
Wiji Lestari
Flash
PETELOT (PENSIL / INDO)
Wiji Lestari
Novel
Bronze
LAYUNG Puru Sotama
Wiji Lestari
Flash
PONSEL
Wiji Lestari
Flash
DANYANG (Penunggu)
Wiji Lestari
Cerpen
Modus Operandi
Wiji Lestari
Flash
Kopi & Gorengan
Wiji Lestari
Flash
SHAMPOO
Wiji Lestari
Flash
CERMIN ANTIK
Wiji Lestari
Flash
PETELOT (Jawa)
Wiji Lestari