Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Lidah Tetangga
5
Suka
6,193
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Plak! 

"Sengaja kamu ya menghindar dariku? Hutangmu sudah 2 juta, belum sama bunganya. Aku sudah cukup bersabar menunggu kamu mengangsurnya." 

Weni tertunduk sambil memegang pipinya yang panas tertampar.

"Maaf, aku belum punya uang untuk membayar," katanya dengan wajah datar tanpa air mata. 

"Aku sudah bosan dengar alasanmu ini dan itu. Kalau dalam satu Minggu kamu tidak membayar hutangmu. Akan ku datangi ke rumahmu dan kukatakan semua sama suamimu!" 

"Jangan. Tolong, jangan. Aku akan berusaha secepatnya membayar." 

Banyak tetangga keluar dari rumah, bukan untuk melerai, tapi hanya ingin tahu dan penasaran.

Beberapa hari kemudian. 

"Eh, itu si Weni, 'kan? Suka banget ngutang. Udah tahu nggak ada penghasilan, nggak bisa bayar. Kok sampe ngutang di mana-mana. Ih, aku jijik lihat orang kek gitu," kata wanita bertubuh langsing itu sambil mengupas bawang.

"Kabarnya, selain banyak hutang sama lintah darat, dia juga berhutang di beberapa koperasi. Belum yang di bank." 

"Masak sih?" 

Bisik-bisik tetangga terus saja mengganggu telinga. Weni berusaha diam. Niatnya datang ke acara hajatan hanya untuk membantu tetangga, ternyata hujatan yang diterimanya. Setiap kali ia bergabung dengan beberapa orang, satu persatu mereka menghindar, menjauhi. Hingga membuat Weni terdiam, kemudian beranjak dan meninggalkan tempat. 

Di rumah. Weni hanya diam mendengar Ika meminta uang untuk membayar sekolah.

"Masak apa hari ini? Mana rokokku?" tanya suaminya tiba-tiba. 

"Mulai saat ini kita hidup seadanya saja, Pak. Tolong berhenti merokok, itu juga hanya merusak kesehatan."

Tanpa menjawab ia menggeledah dompet milik istrinya dan tidak ada apa-apa di sana. 

***

"Berapa ini, Mbak?" tanya Weni datang ke sebuah warung sayur di dekat rumahnya. 

"Kontan ya, Mbak. Nggak boleh utang. Nanti sama kayak yang sudah-sudah lagi. Sampe ditagih ke mana-mana. Saya kan jualan juga pake modal, Mbak." 

Weni diam. Dibukanya dompet dan menemukan uang 20 ribu pemberian dari anak pertamanya yang kerja serabutan dan sudah memiliki keluarga. Weni membayar.

Sampai di dekat rumah, ternyata sudah ramai orang-orang. Tiga petugas koperasi dan si rentenir datang secara bersamaan. Mereka berebut mengambil apa pun yang tersisa di rumah itu. Gas, kompor, dan apa pun yang bisa di jual mereka ambil. Weni menahan tangisnya melihat itu. Ia bersembunyi di balik pohon mangga. Tubuhnya luruh sambil menangis.

Ika menangis melihat rumahnya diobrak-abrik.

"Tunggu kalau dia pulang akan kuberi perhitungan!" teriak Dion.

Weni semakin menunduk dalam dengan tangisan yang kian menjadi. Ia berlari menjauh dari sana dan bersembunyi di sebuah rumah yang kosong.

***

Keesokkan harinya.

Berkeliling mereka mencari ke setiap sudut desa. Bahkan beberapa tetangga yang masih memiliki hati ikut mencari keberadaannya. Sayang hingga sore tak diketemukan. Namun, saat Mereka akan pulang dan melewati sebuah gudang kosong. Ika seperti ada insting yang membuatnya mendekat dan masuk ke gudang itu. 

"Ibu!! Tolong!" 

Semua orang mendekati Ika yang berteriak histeris di dalam gudang.

Weni, wanita berusia 45 tahun itu gantung diri. Matanya melotot dengan lidah menjulur keluar.

Mungkin sebagian manusia ada yang berhutang karena kebiasaan buruknya, tapi ada orang-orang tertentu yang melakukannya bukan karena ia suka, tapi karena didesak oleh keadaan.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Galaunya Seperempat Abad
MonicaLo
Novel
Friend'Sick
arsyanisaa
Flash
Lidah Tetangga
Selvi Nofitasari
Novel
Bronze
Seni
Eneng Anita
Flash
Bronze
Dan Bandung
B12
Novel
Bronze
The Pieces of Memories
Moon Satellite
Novel
Bronze
10% : Sepuluh Persen
Hendra Setiawan
Novel
Gold
The Grand Sophy
Noura Publishing
Novel
A Straight Rain: A Story about Their Gathering in Tokyo
Anis Maryani
Novel
Bronze
Mimpi yang Menjadikanku Sampah
Seli Suliastuti
Cerpen
Toko Kaca Renjana
Arya Rahmadi
Cerpen
Bronze
Museum Memori Mbah Min
Ani Hamida
Novel
Bronze
Metamorph
Agnesya Febriana
Novel
Metamorfosis²
Jia Aviena
Cerpen
Bronze
Pengkhianatan Ratu Penyihir
Kemal Ahmed
Rekomendasi
Flash
Lidah Tetangga
Selvi Nofitasari
Novel
Bronze
Playgirl Limited Edition
Selvi Nofitasari
Novel
Bronze
Cinta di Hati Ratu
Selvi Nofitasari
Novel
Jodoh Untuk Prasetyo
Selvi Nofitasari
Novel
Bronze
Bias Rasa
Selvi Nofitasari
Novel
Bronze
Tajwid Cinta
Selvi Nofitasari
Skrip Film
Sri, tok!
Selvi Nofitasari
Skrip Film
THE AUTHORS
Selvi Nofitasari
Novel
Mereka yang Kusebut 'Teman'
Selvi Nofitasari
Novel
Catatan Hitam Magdalena
Selvi Nofitasari
Novel
Bukan Playgirl Biasa
Selvi Nofitasari
Novel
Aku Ikhlaskan, Dia
Selvi Nofitasari