Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Victor terus menelusuri rute setapak Gunung Kerinci dengan nafasnya yang berat. Terlintas dibenaknya alasan dia harus mendaki, ialah membuktikan pada calon istrinya, bahwa dia laki-laki yang tidak manja. Ransel terasa semakin berat.
Victor berpapasan dengan pendaki laki-laki. Pendaki itu berjalan menunduk memperhatikan langkahnya, turun gunung. Victor menyapanya, tapi tidak diindahkan, dia terus berjalan cepat. Victor tersenyum melanjutkan pendakian. Lalu Victor berpapasan dengan pendaki wanita. Victor dan wanita itu bertatapan. Sekejap saja wanita itu turun menyusul lelaki tadi sambil berteriak, "Tunggu Ali!". Victor tidak peduli terus berjalan ke atas.
Senja datang, Victor pun sampai di titik pendirian tenda. Di situ ada 3 pendaki duduk melingkri api unggun. Victor mendirikan tendanya setelah itu duduk diantara pendaki lain. Victor memperkenalkan diri, yang baru pertama kali mendaki. Ada Kiano yang tiap tahun selalu mendaki Gunung Kerinci selama 7 tahun. Gamal sahabat Kiano baru ikut mendaki Gunung Kerinci, tapi sudah pernah ke beberapa gunung lainnya. Dan Zul yang baru beberapa kali naik gunung sendirian.
Sedang asik berbagi kisah pendakian, tiba-tiba pendaki wanita tadi datang. Padahal sudah terlalu gelap. "Saya minta tolong, izinkan memakai tenda buat tidur malam ini, ada yang bisa?" kata wanita itu. "Udah kamu pake tenda Victor aja, biar Victor satu tenda sama Zul" jawab Kiano segera. Victor dan Zul tatap-tatapan. Victor mengiyakan asal barang-barang tidak di rusak dan hanya untuk semalam ini saja. Zul tidak banyak komentar. Pendaki itu bernama Rara kata Gamal
Malam sudah larut Victor tidur di tenda bersama Zul. Hampir tertidur, Victor mencium bau sangat busuk. Dia tidak tahan. "Zul kamu cium bau busuk gak?" Victor membangunkan Zul, tapi tidak di gubris. Victor keluar mencari sumber bau. Bau semakin busuk dari sebelumnya. Menelusuri tepian bukit, Victor melihat sesuatu di dekat batu besar.
Dengan senter kecil Victor melihat jasad. Itu Rara, mati, membusuk. Victor terkejut,
bingung. Victor segera kembali ke tenda Zul sambil menatap tenda miliknya. Mencoba membangunkan Zul, tapi tidak ada didalam tenda. Victor mencoba membangunkan Kiano dan Gamal, mereka tidak ada. Victor ke tenda Thomas, sama saja. Victor memberanikan diri ke tendanya sendiri untuk melihat Rara, ternyata tenda kosong.
Keluar tenda Victor melihat semua duduk di perapian tadi tapi tanpa api, gelap. Victor merasa aneh. Victor memberitahu bahwa tadi dia melihat mayat Rara. Semua yang mendengar tertawa, juga Rara. Victor merasa bingung kaget langsung lari. Victor kembali ke tendanya sendiri, mengemasi barang. Keluar dari tenda, semua tidak ada, para pendaki. Victor lari sekuat tenaga, bahkan tidak peduli ransel dengan isinya berserakan.
Rara tiba-tiba muncul di depan Victor, Victor terkejut, jatuh , berteriak "Tolooong!" menangis memohon dilepaskan. Rara pun tersenyum.
"Apa yang bisa kutolong?"
"Izinkan aku pulang?!"
"Itu ga mungkin."
"Kenapa begitu?!"
"Kamu tahu, itu memang diriku, aku udah mati 3 hari yang lalu, Ali, pacarku, gak berani bawa jasadku pulang." Rara melanjutkan "Gamal, Kiano, Zul, dan mereka yang tidak ditemukan tidak akan kembali, mereka yang tidak turun, akan tetap ada disini"
Victor menyela, "Aku harus pulang! Aku tidak mau mendaki lagi! Aku tidak peduli!"
"Belumkah kau sadar, Kenapa kamu bisa melihat kami, sedangkan Ali gak lihat kita tadi?"