Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Thriller
Kata Kakak
7
Suka
5,950
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Di dalam ruangan dingin dan senyap ini aku hanya mampu duduk terdiam di atas dipanku. Aku menatap pintu keluar yang terlihat kokoh itu.

"Bagaimana ini kak ? Sekarang kita terjebak di ruangan ini." Tanyaku kalut sambil menggigit ujung kuku telunjukku.

"Mau bagaimana lagi, ini semua salahmu." Kakak menatapku dengan tatapan sedingin es. Seolah ia bisa membekukan seluruh tubuhku hanya dengan tatapannya. Kakak, tolong aku ... tenggorokanku tercekat.

" Tapi kakak bilang, aku hanya perlu mendorongnya, lalu ia akan tertidur ..." ujarku makin panik.

"Iya, tapi aku juga bilang kau harus segera lari. Mengapa kau diam saja ketika lelaki itu mendekatimu ?" Cecarnya lagi.

"Karena ia hangat." Jawabku pelan sambil berjalan mwndekati cermin di hadapanku.

"Ayolah Alisya, aku selalu menemanimu dalam dingin dan kelamnya hidupmu. Lalu kau membawa kita terjebak di sini hanya karena lelaki itu hangat ? Lalu mengapa aku menghabiskan waktu di sini bersamamu?" Kakak mulai berbalik.

Aku hanya terdiam. Tidak mampu membalas kata-katanya. Semua kejadian itu seolah menjadi rekaman gambar beralur lambat di kepalaku.

"Aku tidak sungguh-sungguh ingin mendorong wanita itu. Ia terlihat sangat mengkhawatirkan aku. Tapi kata kakak ...." aku bergumam pelan sekali. Aku takut kakak mendengarku.

****

Di luar ruangan, dr. Fabio Thomas dan Erik kakak laki-laki Alisya memperhatikan gerak-geriknya melalui cermin dua arah.

" Siapa yang sebenarnya dia panggil kakak ?" Tanya Erik kebingungan.

"Sepertinya kakak ini telah menyelesaikan sebagian besar masalahnya." Jawab dokter itu berusaha menenangkannya.

"Aku benar-benar tak habis pikir dokter. Selama ini dia selalu berkata tentang kakak. Tapi aku mengira itu adalah seniornya atau sahabatnya."

Dokter yang telah lama mempelajari ilmu kejiwaan itu terdiam, cukup lama.

"Apa Alisya sebenarnya memiliki seorang kembaran ?" Ia sendiri terlihat terkejut dengan pertanyaannya.

"Iya dok, seorang perempuan. Di usia empat tahun Alisya tak sengaja mendorongnya mendorongnya dari lantai tiga ... saat itu mereka sedang bermain bersama." Erik menjawab pertanyaan itu dengan tersendat.

Wajah dokter itu pucat pasi.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Thriller
Flash
Kata Kakak
Tutih riri ayu
Flash
Petualangan Mimpi: Pingsan
Tirani K. C.
Novel
The Candles and Their Owners
Aning Lacya
Novel
Pinggiran Roti Tawar
Fey Mega
Novel
Gold
Playing Victim
Noura Publishing
Novel
Empat Puluh Detik
Nana Tauran Sidik
Novel
Bronze
Aldebarn High School
Prasetyo
Novel
Petrichor
Sylicate Grazie
Novel
Gold
Frankenstein
Mizan Publishing
Cerpen
Raksasa dan Si Tua
hyu
Cerpen
05 Path to Happiness
Bima Kagumi
Flash
G o n g
Nunik Farida
Novel
Archelene
Ratihcntiia
Novel
Bronze
Sebatas Pernah
Bella
Novel
Bronze
Death Pictures
Herman Sim
Rekomendasi
Flash
Kata Kakak
Tutih riri ayu