Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
Kamu Jangan Menangis
15
Suka
10,466
Dibaca

Ibu menempelkan telunjuknya di bibir Kesya ketika ia hendak bicara. Kesya gemetar dan terdiam, lalu memeluk bonekanya makin erat. Pak Sukro yang menyaksikan adegan itu lewat spion tengah buru-buru fokus pada kemudi setelah melihat kilatan mengerikan di mata ibu.

Di lampu merah, dua pengamen cilik berdiri di dekat mobil Kesya. Mereka membawakan lagu Chrisye berjudul 'Kisah Cintaku'. Ibu membuka kaca mobil lalu ikut bernyanyi bersama mereka.

Haruskah ku pergi..

Tinggalkan dunia..

Agar aku dapat berjumpa denganmu..

Tak lama kemudian, wajah mereka meringis dan nyanyian mereka jadi kacau. Mereka mundur teratur sambil menutup hidung, mengabaikan selembar uang sepuluh ribuan yang disodorkan ibu. Kesya membuka mulutnya hendak mengeluarkan kalimat, tetapi dengan sigap ibu kembali menempelkan jari telunjuknya di bibir Kesya.

***

Setibanya di rumah, Pak Sukro mengangkat Kesya lalu mendudukkannya di kursi roda.

"Terima kasih, Pak. Hari ini tugas bapak sudah selesai," kata ibu dengan nada dan ekspresi datar. Pak Sukro mengangguk sambil menunduk, tak berani menatap mata ibu.

Ibu mendorong Kesya masuk ke rumah. Pak Sukro menatap mereka sedih dan menangis tanpa suara.

***

Kesya dan ibu sudah berada di depan pintu kamar. Ibu melepas pegangannya di pendorong kursi roda lalu membuka pintu. Kesya mengambil kesempatan itu untuk bicara." Bu, aku sudah.."

Ibu buru-buru berjongkok lalu menempelkan jari telunjuknya di bibir Kesya.

"Ibu tahu, nak," kata ibu sambil mengangguk dan membelai rambut Kesya. "Hari ini, Ibu punya kejutan buat kamu," lanjut ibu sambil mencium kening Kesya. Kemudian, ibu bangkit dan mendorong Kesya ke kamarnya.

Setelah itu, ibu mengunci pintu lalu membimbing tatapan Kesya ke arah langit-langit kamarnya. Kesya terkejut dan nafasnya tak beraturan.

Sambil bersenandung ibu meletakkan sebuah kursi di tengah-tengah kamar. Kesya hanya bisa menangis dan menggeleng tak berdaya di atas kursi rodanya ketika ibu berdiri di atas kursi sambil memasang tali tambang di leher. Kemudian, ibu tersenyum dan menempelkan telunjuk di bibirnya sendiri. "Sssttt.. Kamu jangan menangis. Ibu mau menyusul kamu."

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (16)
Rekomendasi dari Horor
Flash
Kamu Jangan Menangis
Sugiadi Azhar
Novel
Gold
Fantasteen Scary Jangan Becermin Malam Ini
Mizan Publishing
Komik
Bronze
horor short story
mae
Flash
Bronze
MANGKAT
IGN Indra
Cerpen
Bronze
Insomnia
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Langkah Sepatu Bot
Amelia Purnomo
Novel
SUARA LANGKAH KAKI
Dewi Mandatary S
Cerpen
Bronze
Batas Senja Berbisik
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Galeri Lukisan Oscar
Christian Shonda Benyamin
Flash
Dibalik Liontin Merah
Sandra Arq
Novel
The Last Karta
Samuel Fetz
Cerpen
Bronze
KAMAR 303
IGN Indra
Flash
Jangan Menimpali!
Jasma Ryadi
Flash
Bronze
Rencana Besar
Carolina Ratri
Novel
Gold
Fantasteen Bisikan Caroline
Mizan Publishing
Rekomendasi
Flash
Kamu Jangan Menangis
Sugiadi Azhar
Flash
It's My Tackle
Sugiadi Azhar
Flash
Harmonika Tua
Sugiadi Azhar
Skrip Film
NADA MINOR (Skenario Film)
Sugiadi Azhar
Flash
Lantai Keramik
Sugiadi Azhar
Skrip Film
PEBINOR (Skenario Film)
Sugiadi Azhar
Flash
Koran Pagi
Sugiadi Azhar
Flash
Rapor Dari Tuhan
Sugiadi Azhar
Flash
Hutang Fiksi
Sugiadi Azhar
Flash
Terkoyak
Sugiadi Azhar
Flash
Setan Curhat
Sugiadi Azhar
Flash
Sisa Hujan
Sugiadi Azhar
Flash
Di Kolong Ranjang
Sugiadi Azhar
Flash
SLURRPPP
Sugiadi Azhar
Novel
It's My Tackle
Sugiadi Azhar