Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
Kamu Jangan Menangis
15
Suka
9,751
Dibaca

Ibu menempelkan telunjuknya di bibir Kesya ketika ia hendak bicara. Kesya gemetar dan terdiam, lalu memeluk bonekanya makin erat. Pak Sukro yang menyaksikan adegan itu lewat spion tengah buru-buru fokus pada kemudi setelah melihat kilatan mengerikan di mata ibu.

Di lampu merah, dua pengamen cilik berdiri di dekat mobil Kesya. Mereka membawakan lagu Chrisye berjudul 'Kisah Cintaku'. Ibu membuka kaca mobil lalu ikut bernyanyi bersama mereka.

Haruskah ku pergi..

Tinggalkan dunia..

Agar aku dapat berjumpa denganmu..

Tak lama kemudian, wajah mereka meringis dan nyanyian mereka jadi kacau. Mereka mundur teratur sambil menutup hidung, mengabaikan selembar uang sepuluh ribuan yang disodorkan ibu. Kesya membuka mulutnya hendak mengeluarkan kalimat, tetapi dengan sigap ibu kembali menempelkan jari telunjuknya di bibir Kesya.

***

Setibanya di rumah, Pak Sukro mengangkat Kesya lalu mendudukkannya di kursi roda.

"Terima kasih, Pak. Hari ini tugas bapak sudah selesai," kata ibu dengan nada dan ekspresi datar. Pak Sukro mengangguk sambil menunduk, tak berani menatap mata ibu.

Ibu mendorong Kesya masuk ke rumah. Pak Sukro menatap mereka sedih dan menangis tanpa suara.

***

Kesya dan ibu sudah berada di depan pintu kamar. Ibu melepas pegangannya di pendorong kursi roda lalu membuka pintu. Kesya mengambil kesempatan itu untuk bicara." Bu, aku sudah.."

Ibu buru-buru berjongkok lalu menempelkan jari telunjuknya di bibir Kesya.

"Ibu tahu, nak," kata ibu sambil mengangguk dan membelai rambut Kesya. "Hari ini, Ibu punya kejutan buat kamu," lanjut ibu sambil mencium kening Kesya. Kemudian, ibu bangkit dan mendorong Kesya ke kamarnya.

Setelah itu, ibu mengunci pintu lalu membimbing tatapan Kesya ke arah langit-langit kamarnya. Kesya terkejut dan nafasnya tak beraturan.

Sambil bersenandung ibu meletakkan sebuah kursi di tengah-tengah kamar. Kesya hanya bisa menangis dan menggeleng tak berdaya di atas kursi rodanya ketika ibu berdiri di atas kursi sambil memasang tali tambang di leher. Kemudian, ibu tersenyum dan menempelkan telunjuk di bibirnya sendiri. "Sssttt.. Kamu jangan menangis. Ibu mau menyusul kamu."

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (16)
Rekomendasi dari Horor
Flash
Kamu Jangan Menangis
Sugiadi Azhar
Flash
Bronze
Roti Terakhir dari Alam Lain
Bagus Aryo Wicaksono
Flash
Kuyang
Rina F Ryanie
Cerpen
Bronze
Tukang Pos Terakhir
Christian Shonda Benyamin
Novel
Bronze
Pancajiwa
Nikodemus Yudho Sulistyo
Flash
Bronze
Studio 3
Afri Meldam
Novel
Penggangu
Samuel Yabes Novendra
Cerpen
Bronze
Wadah Baru
Ron Nee Soo
Cerpen
Bronze
Kultus Sebuah Lagu
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Jumat Akhir Bulan Juli
Christian Shonda Benyamin
Flash
Bronze
Sehidup, Semati
Shabrina Farha Nisa
Cerpen
Bronze
LANGKAH KETUJUH DARI LIANG
glowedy
Novel
Jangan Kegunung Bertiga!
Ravid Sofyan Wiguna
Cerpen
Seorang Ranu Inten Melihat Hantu
Nikodemus Yudho Sulistyo
Cerpen
HANTU LEBARAN
Diano Eko
Rekomendasi
Flash
Kamu Jangan Menangis
Sugiadi Azhar
Flash
Setan Curhat
Sugiadi Azhar
Flash
Hutang Fiksi
Sugiadi Azhar
Flash
It's My Tackle
Sugiadi Azhar
Flash
Lantai Keramik
Sugiadi Azhar
Flash
SLURRPPP
Sugiadi Azhar
Flash
Terkoyak
Sugiadi Azhar
Flash
Harmonika Tua
Sugiadi Azhar
Skrip Film
PEBINOR (Skenario Film)
Sugiadi Azhar
Skrip Film
NADA MINOR (Skenario Film)
Sugiadi Azhar
Flash
Sisa Hujan
Sugiadi Azhar
Novel
It's My Tackle
Sugiadi Azhar
Flash
Rapor Dari Tuhan
Sugiadi Azhar
Flash
Koran Pagi
Sugiadi Azhar
Flash
Di Kolong Ranjang
Sugiadi Azhar