Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Ibu menempelkan telunjuknya di bibir Kesya ketika ia hendak bicara. Kesya gemetar dan terdiam, lalu memeluk bonekanya makin erat. Pak Sukro yang menyaksikan adegan itu lewat spion tengah buru-buru fokus pada kemudi setelah melihat kilatan mengerikan di mata ibu.
Di lampu merah, dua pengamen cilik berdiri di dekat mobil Kesya. Mereka membawakan lagu Chrisye berjudul 'Kisah Cintaku'. Ibu membuka kaca mobil lalu ikut bernyanyi bersama mereka.
Haruskah ku pergi..
Tinggalkan dunia..
Agar aku dapat berjumpa denganmu..
Tak lama kemudian, wajah mereka meringis dan nyanyian mereka jadi kacau. Mereka mundur teratur sambil menutup hidung, mengabaikan selembar uang sepuluh ribuan yang disodorkan ibu. Kesya membuka mulutnya hendak mengeluarkan kalimat, tetapi dengan sigap ibu kembali menempelkan jari telunjuknya di bibir Kesya.
***
Setibanya di rumah, Pak Sukro mengangkat Kesya lalu mendudukkannya di kursi roda.
"Terima kasih, Pak. Hari ini tugas bapak sudah selesai." Kata ibu dengan nada dan ekspresi datar. Pak Sukro mengangguk sambil menunduk, tak berani menatap mata ibu.
Ibu mendorong Kesya masuk ke rumah. Pak Sukro menatap mereka sedih dan menangis tanpa suara.
***
Kesya dan ibu sudah berada di depan pintu kamar. Ibu melepas pegangannya di pendorong kursi roda lalu membuka pintu. Kesya mengambil kesempatan itu untuk bicara.
"Bu, aku sudah.."
Ibu buru-buru berjongkok lalu menempelkan jari telunjuknya di bibir Kesya.
"Ibu tahu, nak." Kata ibu sambil mengangguk dan membelai rambut Kesya.
"Hari ini, Ibu punya kejutan buat kamu." Lanjut ibu sambil mencium kening Kesya. Kemudian, ibu bangkit dan mendorong Kesya ke kamarnya.
Setelah itu, ibu mengunci pintu lalu membimbing tatapan Kesya ke arah langit-langit kamarnya. Kesya terkejut dan nafasnya tak beraturan.
Sambil bersenandung ibu meletakkan sebuah kursi di tengah-tengah kamar. Kesya hanya bisa menangis dan menggeleng tak berdaya di atas kursi rodanya ketika ibu berdiri di atas kursi sambil memasang tali tambang di leher. Kemudian, ibu tersenyum dan menempelkan telunjuk di bibirnya sendiri.
"Sssttt. Kamu jangan menangis. Ibu mau menyusul kamu."
Berikut penjelasan ff ini:
Kesya sudah mati beberapa hari yang lalu, tetapi ibu belum mampu mengikhlaskannya, karena itu ia bertingkah seolah Kesya masih hidup dan membawa mayat Kesya kemanapun ia pergi. Pak Sukro yg melihatnya merasa sedih tetapi berusaha sebisa mungkin untuk ikut bersandiwara agar ibu tak merasa sedih.
Lalu sang ibu memutuskan gantung diri agar bisa berjumpa dengan Kesya di kehidupan lain.
🦉