Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Sang Penyemir Sepatu
12
Suka
6,163
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Rini, si gadis cilik penyemir sepatu. Aku ingat sekali saat kutendang kotak perkakas semir sepatunya sewaktu tergesa-gesa setahun yang lalu dan membuat isinya tumpah-ruah. Semenjak itu untuk pertama kalinya, aku tertarik dengan ucapan yang ia lontarkan seketika.

“Aduh, Mbak. Pelan-pelan sajalah kalau jalan. Kalau emang terburu-buru dibuat nyantai aja. Biar nggak grusak-grusuk.” Waktu itu, sambil membereskan peralatannya, aku cuma bisa mengangguk.

Setelah peristiwa itu, seringkali kusempatkan waktu seusai kuliah untuk mengunjunginya di tempat biasa ia mangkal. Halte Bus. Rini biasa duduk-duduk di sana sambil menunggu pelanggan datang. Tak jarang aku melihatnya asik membaca sebuah buku. Bukan semacam komik atau kumpulan dongeng, tapi berupa buku-buku berbobot. Buku-buku yang membahas IPTEK, sampai autobiografi para tokoh pemuka agama. Saat kutanya dari mana ia mendapatkan buku tersebut, Rini menjawab panjang lebar.

“Orang-orang suka ngasih buku-buku kayak gini Kak ke Rini. Tapi masih mending dijual atau dikasihin ke orang, sih. Ada juga lho yang dibuang di tempat sampah. Padahal buku-buku itu masih bagus dan berguna banget. Nyatanya Rini bisa tahu banyak hal ya dari buku-buku yang mereka buang itu. Mungkin karena sekarang orang-orang lebih mengandalkan internet kali ya. Segala informasi sudah ada di hape masing-masing. Asal dipakenya emang buat sumber informasi, sih. Kalau dipake buat hal jahat, berabe juga ya, Kak.”

Aku menepuk kepalanya pelan dan kembali bertanya, “Lha buku ini kamu dapat dari mana?”

“Kalau yang lagi aku baca dulunya dibuang. Kalau yang ini…” Rini mengeluarkan beberapa buku dari tas cangklongnya yang terbuat dari karung gandum, “… dikasih sama anak-anak komplek perumahan di sana. Rini masih punya lima di rumah.” ucap Rini polos. 

Aku tersenyum sembari menggeleng-gelengkan kepala membuyarkan lamunan tentang Rini. Mataku mencari-cari sosoknya. Sudah setengah jam lebih aku menunggunya di halte bus. Sampai…

“Kak Sissy, udah lama nunggu, ya?” seru Rini yang tiba-tiba menepuk bahuku. Aku mengelus dada kaget, sedangkan Rini cuma nyengir tanpa rasa bersalah. “Tadi Rini dapet pelanggan banyak banget di ruko sebelah. Jadinya lama, deh.”

“Nggak apa-apa, kok. Rini bawa apa, tuh?” tanyaku begitu melihat tangannya tampak menggenggam erat sesuatu.

“Bawa ini.” bocah itu meletakkan sesuatu di tanganku. Seketika, aku menjerit dan melempar benda itu saat tahu apa yang ia taruh di telapak tanganku. Seekor laba-laba yang… terbuat dari karet? Aku memandangnya jengkel. Oh iya, satu hal lagi tentang Rini, ia gadis cilik yang usil. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
😂😂😂kena prank deh.
polos banget sih, rini
Aku juga bakal kaget kalau dikasih begituan 😅
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Tanda tanya
Ferian ibrahim
Novel
Bronze
Kau Berkata
Dewinda
Flash
Sang Penyemir Sepatu
Fitri F. Layla
Novel
Rahasia Vidya (Who Am I)
Alvida_123
Novel
Bitterness
Arsya
Novel
Bronze
JIGAR & RISMA
Ellit Wijaya
Novel
Bronze
TERIMA KOST PUTRA
Eko S. Ayata
Flash
SEKALI SAJA
Sera Summer
Novel
Bronze
For My Twin
Zcwch9
Novel
Gold
Bising
Bentang Pustaka
Flash
Bronze
Naluri Diskon
Anisah Ani06
Novel
Bronze
Pada Sebuah Foto
Diani Anggarawati
Novel
Bronze
Selimut Merah
Elefen9
Flash
Rumah Tanpa Suami
Sika Indry
Novel
Bronze
Jejak Perempuan yang Pergi pada Suatu Masa
Alfian N. Budiarto
Rekomendasi
Flash
Sang Penyemir Sepatu
Fitri F. Layla
Novel
Komorebi
Fitri F. Layla
Flash
Sedalam Cintamu Padaku
Fitri F. Layla
Novel
Paruh Dalu
Fitri F. Layla
Flash
Ibu Ingin Mati
Fitri F. Layla
Cerpen
Bronze
Kontraktor
Fitri F. Layla
Flash
Ojek Payung
Fitri F. Layla
Skrip Film
Secercah Cahaya Luna
Fitri F. Layla
Flash
Penggemar
Fitri F. Layla
Flash
Rocko
Fitri F. Layla
Skrip Film
Bulan Depan
Fitri F. Layla
Komik
Tujuh Kali Jam Berdentang
Fitri F. Layla
Flash
Aku Mencintaimu Selamanya
Fitri F. Layla
Flash
Pasien
Fitri F. Layla