Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Jika
14
Suka
10,306
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Pada sesuatu yang tak ku mengerti hadir adalah kata paling ku tunggu. Bukan pada ruang tunggu bandara atau pada ruang tunggu rumah sakit. Menahun ku coba untuk tak menunggu namun membuat semuanya tak pernah menjadi kata, ada.

Dahulu kata jika hanya dalam benak bayang yang tak sanggup ku urai, dan hari ini jika menjadi kata yang tak lagi dipakai, karena jika hadir maka hanya bayang. Hari ini kau berjanji hadir, aku menunggu. Sejam sebelum kau datang aku sudah hadir menegak dua gelas kopi susu dan satu bungkus rokok, lalu kita menjadi kata ada. Aku ada dan kamu ada, kita hadir.

"Egi?"

"Tari?"

Peluk dan rengkuh menjadi satu pada perjalanan panjang, rindu tak lagi berlaku diantaranya. Aku mencium aroma yang sama di balik tubuhmu, bau mu tetap sama, aku mencoba meraih tangan mu lalu kita bersalaman. Peluk lebih cepat tiba, sadar kita belum mengucapkan salam. Selamat datang kembali, untuk yang kesekian kali.

"Kirain kamu becanda untuk bertemu."

"Emang pernah becanda?"

Kata-kata tak percaya pada pertemuan ini masih menjamu pada awal bersapa. Harusnya tak ku ucapkan, ucapkan yang baik-baik saja. Tak bisa ku pendam bahwa aku sangat gugup namun aku rindu, gerak ku tak sesuai yang ku inginkan. Namun kami berhasil membuat mencair, kami tidak pernah benar-benar menjadi sebuah benda kaku. Ya kami mencair dengan sekejap.

"Kamu sehat?" Tanyanya.

"Ini bukan ruang tunggu rumah sakit kan?"

"Hahaha iah." Aku dan kamu pun dalam gelak tawa obrolan receh ini. Kita memang seperti ini.

Namun semua telah berubah, kau menjadi wanita dewasa dengan rambut berwarna dan pakaian mu yang mengikuti style, aku pun sama demikian. Kita tak lagi memakai kaos oblong dan celana pendek, kau berhiaskan makeup namun senyum simpul mu tak ubah, tetapi kau tetap dan aku tetap dengan cara bicara ku yang kau rindukan, karena cara bicaraku hanya memandang mu.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Pedih di mata rasanya. Hmm
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Daun-Daun yang Merayu Angin (Antologi Novelette)
Khairul Azzam El Maliky
Flash
Jika
Selvi Diana Paramitha
Flash
Jangan Tanya Jaraknya
kanun
Novel
Se Kai No Dare Yori Mo Aishiteru
Michaela Noe
Flash
Api dalam Hujan
Elysiaaan
Novel
Naraya And The Dream Who Save Her Life
Fauziyah Nur Aulia
Novel
Setitik Cahaya Yang Meredup
sandra firnawati
Novel
Gold
Arah Musim
Bentang Pustaka
Novel
Kuingin Kau Tahu Aku Mencintaimu
Elisabet Erlias Purba
Novel
SUNSET
Murti Wijayanti
Novel
Bronze
Jadikan Aku Islam ~Novel~
Herman Sim
Flash
Tentang yang Hilang
AlifatulM
Flash
Kecewa
NUR C
Novel
Gold
Hotelicious
Bentang Pustaka
Flash
Bronze
Conversation 1
mahes.varaa
Rekomendasi
Flash
Jika
Selvi Diana Paramitha
Flash
Pejalanan
Selvi Diana Paramitha
Flash
Rasi Bintang
Selvi Diana Paramitha
Flash
Kembali
Selvi Diana Paramitha
Novel
Karena X
Selvi Diana Paramitha
Flash
Rumah
Selvi Diana Paramitha
Skrip Film
mengantarkan pada kebahagiaan
Selvi Diana Paramitha