Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Jika
14
Suka
10,405
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Pada sesuatu yang tak ku mengerti hadir adalah kata paling ku tunggu. Bukan pada ruang tunggu bandara atau pada ruang tunggu rumah sakit. Menahun ku coba untuk tak menunggu namun membuat semuanya tak pernah menjadi kata, ada.

Dahulu kata jika hanya dalam benak bayang yang tak sanggup ku urai, dan hari ini jika menjadi kata yang tak lagi dipakai, karena jika hadir maka hanya bayang. Hari ini kau berjanji hadir, aku menunggu. Sejam sebelum kau datang aku sudah hadir menegak dua gelas kopi susu dan satu bungkus rokok, lalu kita menjadi kata ada. Aku ada dan kamu ada, kita hadir.

"Egi?"

"Tari?"

Peluk dan rengkuh menjadi satu pada perjalanan panjang, rindu tak lagi berlaku diantaranya. Aku mencium aroma yang sama di balik tubuhmu, bau mu tetap sama, aku mencoba meraih tangan mu lalu kita bersalaman. Peluk lebih cepat tiba, sadar kita belum mengucapkan salam. Selamat datang kembali, untuk yang kesekian kali.

"Kirain kamu becanda untuk bertemu."

"Emang pernah becanda?"

Kata-kata tak percaya pada pertemuan ini masih menjamu pada awal bersapa. Harusnya tak ku ucapkan, ucapkan yang baik-baik saja. Tak bisa ku pendam bahwa aku sangat gugup namun aku rindu, gerak ku tak sesuai yang ku inginkan. Namun kami berhasil membuat mencair, kami tidak pernah benar-benar menjadi sebuah benda kaku. Ya kami mencair dengan sekejap.

"Kamu sehat?" Tanyanya.

"Ini bukan ruang tunggu rumah sakit kan?"

"Hahaha iah." Aku dan kamu pun dalam gelak tawa obrolan receh ini. Kita memang seperti ini.

Namun semua telah berubah, kau menjadi wanita dewasa dengan rambut berwarna dan pakaian mu yang mengikuti style, aku pun sama demikian. Kita tak lagi memakai kaos oblong dan celana pendek, kau berhiaskan makeup namun senyum simpul mu tak ubah, tetapi kau tetap dan aku tetap dengan cara bicara ku yang kau rindukan, karena cara bicaraku hanya memandang mu.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Pedih di mata rasanya. Hmm
Rekomendasi dari Drama
Flash
Jika
Selvi Diana Paramitha
Flash
Toilet
Ganada Mocha
Flash
Kalau Seblak Bisa Ngomong...
Shabrina Farha Nisa
Novel
Bronze
Makhluk Ruhis
Indah Puspitasari Suwandi
Novel
Bronze
KUCOBA MELAWAN TAKDIR
Senja
Novel
Bronze
Upon The Sorrow
Riski Nasution
Novel
Bronze
Nyanyian Hujan
Dzakayfat Aizawa
Novel
Semesta Kita
Elivia Nor
Novel
Bronze
Ditunggu Tuhan
Herman Sim
Skrip Film
SATIRE
Astri Anggraeni
Cerpen
Bronze
Bolehkah aku berteman
deru senja
Novel
Broken Partita
princess bermata biru
Novel
Bronze
ARKANA
Artina Jumnila
Novel
Gold
Princess Family
Mizan Publishing
Novel
Gold
Ayat-ayat Cinta
Republika Penerbit
Rekomendasi
Flash
Jika
Selvi Diana Paramitha
Novel
Karena X
Selvi Diana Paramitha
Flash
Rasi Bintang
Selvi Diana Paramitha
Flash
Pejalanan
Selvi Diana Paramitha
Flash
Kembali
Selvi Diana Paramitha
Flash
Rumah
Selvi Diana Paramitha
Skrip Film
mengantarkan pada kebahagiaan
Selvi Diana Paramitha