Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Jika
14
Suka
10,510
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Pada sesuatu yang tak ku mengerti hadir adalah kata paling ku tunggu. Bukan pada ruang tunggu bandara atau pada ruang tunggu rumah sakit. Menahun ku coba untuk tak menunggu namun membuat semuanya tak pernah menjadi kata, ada.

Dahulu kata jika hanya dalam benak bayang yang tak sanggup ku urai, dan hari ini jika menjadi kata yang tak lagi dipakai, karena jika hadir maka hanya bayang. Hari ini kau berjanji hadir, aku menunggu. Sejam sebelum kau datang aku sudah hadir menegak dua gelas kopi susu dan satu bungkus rokok, lalu kita menjadi kata ada. Aku ada dan kamu ada, kita hadir.

"Egi?"

"Tari?"

Peluk dan rengkuh menjadi satu pada perjalanan panjang, rindu tak lagi berlaku diantaranya. Aku mencium aroma yang sama di balik tubuhmu, bau mu tetap sama, aku mencoba meraih tangan mu lalu kita bersalaman. Peluk lebih cepat tiba, sadar kita belum mengucapkan salam. Selamat datang kembali, untuk yang kesekian kali.

"Kirain kamu becanda untuk bertemu."

"Emang pernah becanda?"

Kata-kata tak percaya pada pertemuan ini masih menjamu pada awal bersapa. Harusnya tak ku ucapkan, ucapkan yang baik-baik saja. Tak bisa ku pendam bahwa aku sangat gugup namun aku rindu, gerak ku tak sesuai yang ku inginkan. Namun kami berhasil membuat mencair, kami tidak pernah benar-benar menjadi sebuah benda kaku. Ya kami mencair dengan sekejap.

"Kamu sehat?" Tanyanya.

"Ini bukan ruang tunggu rumah sakit kan?"

"Hahaha iah." Aku dan kamu pun dalam gelak tawa obrolan receh ini. Kita memang seperti ini.

Namun semua telah berubah, kau menjadi wanita dewasa dengan rambut berwarna dan pakaian mu yang mengikuti style, aku pun sama demikian. Kita tak lagi memakai kaos oblong dan celana pendek, kau berhiaskan makeup namun senyum simpul mu tak ubah, tetapi kau tetap dan aku tetap dengan cara bicara ku yang kau rindukan, karena cara bicaraku hanya memandang mu.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Pedih di mata rasanya. Hmm
Rekomendasi dari Drama
Novel
Gold
Perfect Mistakes
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Bus Kota Warna Merah (Cerpen Pilihan Editor#1)
Khairul Azzam El Maliky
Flash
Jika
Selvi Diana Paramitha
Flash
Bronze
Membunuh Tanpa Senjata
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Sebelum Aku Pulang
WN Nirwan
Novel
A Straight Rain: A Story about Their Gathering in Tokyo
Anis Maryani
Novel
RIFAYYA
Humairoh
Novel
Bronze
H S R
Hitam dan Biru
Novel
Gold
PBC My Brother and A Flower
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Senja di Pendakian Terakhir
Randy Satrya
Novel
Kesempatan Kedua untuk Saling Menemukan
Jane Lestari
Skrip Film
6 Months
Melia
Novel
Pharmaceutical Love
Shinta Jolanda Moniaga
Novel
Umbara
Dzalabu
Novel
Dagaz
Dark Specialist
Rekomendasi
Flash
Jika
Selvi Diana Paramitha
Novel
Karena X
Selvi Diana Paramitha
Flash
Pejalanan
Selvi Diana Paramitha
Flash
Kembali
Selvi Diana Paramitha
Flash
Rasi Bintang
Selvi Diana Paramitha
Flash
Rumah
Selvi Diana Paramitha
Skrip Film
mengantarkan pada kebahagiaan
Selvi Diana Paramitha