Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Halo Nak
14
Suka
6,246
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Jam 8 Pagi.

Telepon Selular Hendra berdering.

“Halo nak..”

Suara Sang Ibu yang lembut dan penuh kehangatan itu terdengar jelas di telinganya. Sudah tiga tahun lamanya Hendra merantau di Jakarta, sedangkan sang Ibu masih tinggal di Surabaya bersama Anak bungsunya, Arini.

“Iya kenapa bu?” Jawab Hendra singkat.

“Gimana kabarnya disana nak? Kamu Sehat-sehat?”

”Ya begini-begini aja lah bu. Ini lagi mau berangkat kerja. Nanti aja kita ngobrolnya ya bu. Aku pergi dulu.”

Hendra segera memutus teleponnya.

”Oh ok nak. Nanti Ibu telepon lagi ya.”

Tidak ada jawaban . Hendra sudah memutus teleponnya .

Jam 6 sore.

Telepon selular Hendra kembali berdering.

”Halo nak..” Ibu membuka percakapan.

“Iya ada apa lagi bu?” Kali ini Hendra menjawab ibunya dengan nada yang kurang bersahabat.

“Kamu udah pulang kerja nak? Lagi apa sekarang? Udah lama sekali kita gak ngobrol.” Kali ini Sang Ibu berupaya semaksimal mungkin agar bisa berbicara lebih lama dengan anaknya.

”Iya ini lagi ada banyak kerjaan di kantor Bu. Dari kemarin lembur terus.“

”Oh, Jadi sekarang kamu masih di kantor nak?” Tanya sang Ibu.

Hening. Tidak ada jawaban dari Hendra.

”Halo nak? Kamu bisa denger Ibu?” Sang Ibu memastikan.

“Bu, ini aku barusan dipanggil teman kantor. Masih sibuk banget nih. Besok aku telepon ya. Salam buat Arini.”

Sebelum Sang Ibu sempat menjawab, teleponnya sudah ditutup Hendra. Sang Ibu tertunduk. Perlahan air matanya menetes. Ia tak kuasa menahan rasa sesak di dadanya. 

Si Bungsu, Arini, yang mendengar tangisan Ibunya masuk ke Kamar. Melihat Ibunya yang menangis tersedu-sedu, Arini langsung menghampiri Sang Ibu dan memeluknya.

Jam 10 malam.

Nama Ibu kembali muncul di layar Handphone Hendra.

”Ada apa lagi sih bu? Tadi kan Aku udah bilang kalau hari ini bener-bener sibuk banget. Harus banget ya nelpon tiga kali sehari?"

Kali ini suara Hendra semakin meninggi diiringi dengan nada emosi.

“Ini aku Mas. Arini.”

”Oh kamu dek. Kok kamu hubungi mas Hendra pake HP Ibu?”

”Iya. Nomor Mas Hendra sudah aku hapus di HPku soalnya.”

Jawaban Arini yang singkat namun menusuk membuat Hendra terdiam sejenak. Ia terkejut mendengar sikap adiknya.

“Jadi ada apa dek? Ibu dimana?” 

”Ibu udah gak ada. ” Terdengar jelas suara Arini yang mencoba menahan tangis.

”Hah? Ibu udah gak ada?”

”Iya. Ibu kena Serangan Jantung . Ini udah yang kedua kali dan langsung fatal. “

”Serangan kedua? Sejak kapan ibu sakit jantung?”

“Udah lama. Kenapa? Emangnya selama ini Mas Hendra peduli sama kabar Ibu?”

Hendra tertunduk malu dan menyesal. Ia yang saat ini sedang berpesta di kafe bersama teman-teman kantornya merasa sangat terpukul mendengar kabar ini. Baru empat jam yang lalu ia mendengar suara Ibunya, dan kini Sang Ibu tercinta telah meninggalkannya untuk selamanya.

”Selamat ya mas. Sekarang kamu gak akan pernah diganggu lagi sama telepon dari Ibu.”

Tak lama setelah mengucapkan kata-kata tersebut, Arini langsung menutup teleponnya. 

Hendra masih terdiam. Kata maaf untuk Ibu tercinta tak sempat terucap dari mulutnya. Hanya tersisa rasa sesal tiada terhingga yang akan selalu menghantui dan terus Ia bawa hingga akhir hayatnya.                                      

TAMAT

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
meski plot ini sudah banyak dibuat oleh penulis lain, saya cuma mau bilang, semangat akan usahanya. 🤗🙏
Makasih nur 🙏🏻
FF nya keren 👍
Makasih banyak andine . I Really really appreciate it! 🙏🏻
Pedih.. Tapi juga hangat. Kena sama cara nulisnya. Selamat mas Alvin. Keren
Masama (^_•) Iya, ngumpul sama keluarga itu enggak ada duanya...
Wah thank you ya utk supportnya.
Syukurlah Sekarang udah berkumpul lagi. Ikut Senang dengarnya. 🙏🏻
Nyeseeek...hiks. Aku lama tinggal jauh dari ortu, dan sekarang senang bisa ngumpul lagi setelah selesai sekolah.
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Favorite Girl
Elga Cadistira de Rinata
Novel
Bronze
Tapak Kecil Gayatri
Rinmunchhhii
Flash
Halo Nak
Alvin Raja
Novel
Bronze
Lupa pulang
naila holisoh putri nurj
Novel
Kata Mamak
elesia maria tamba
Novel
Bronze
Akar Masalah
yurisa
Novel
Bronze
Money Baby
Naomi Saddhadhika
Novel
Friend'Sick
arsyanisaa
Flash
MENDADAK TERKENAL
DENI WIJAYA
Flash
Ruang dan Waktu Membuat Kita Terhenti
Lita Soerjadinata
Novel
Bronze
Menoreh Luka di Hati
Handi Yawan
Novel
Bronze
Ruang Publik
Alda Siti Dalilah Nursalam
Flash
Bronze
Instruksi Hati
Hesti Ary Windiastuti
Novel
Tergapaikah?
Aditya Maulana Yusuf
Novel
Bronze
Prima Cinta Mama
Yasmin Shafa Nadiyah
Rekomendasi
Flash
Halo Nak
Alvin Raja
Novel
PANCA-GILA : Ucup left The Group
Alvin Raja
Novel
I Can See Your Future Stories
Alvin Raja
Novel
The Story of Water and Fire
Alvin Raja
Skrip Film
The Gimmick Between Us (Script)
Alvin Raja