Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
14 Februari Ketujuh
10
Suka
5,768
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Aku kembali melihat arloji, sudah lewat lima belas menit dari waktu janjian dengan Eka di kafe ini. Gadis itu pasti sudah datang sejak tadi. Dia orang paling ontime yang pernah kukenal.

14 Februari 2021. Ini adalah 14 Februari ketujuh yang kulewati sejak mengenal gadis mungil bermata bulat itu sebagai sahabat. Ya, hanya sahabat. Kata orang, tak pernah ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan yang benar-benar tulus, pasti ada salah satu yang baper. Itu pun berlaku di persahabatan kami. Aku mencintainya seperti orang gila, tapi dia selalu saja ketus, seolah jika pun di dunia ini hanya aku pemuda tampan memesona yang tersisa, dia lebih baik menjadikanku hamba sahaya. Ah, memang malang kisah cintaku.

Aku tergesa-gesa keluar dari ruang belakang. Dari posisiku, terlihat Eka sudah duduk di salah satu kursi tak jauh dari pintu masuk, sambil menyesap minumannya dari cangkir putih khas kafe ini. Bisa kutebak, dia pasti memesan kopi robusta—kesukaannya.

Suasana kafe sore ini tidak terlalu ramai, hanya ada kami, sepasang kekasih di meja dekat jendela yang sibuk melabelkan hubungan, juga sekelompok pemuda yang sejak tadi ramai entah mentertawakan apa. Aroma bermacam kopi menari-nari di indra penciumanku. Sedap sekali.

Raut wajah Eka terlihat kaku. Dia pasti kesal setengah mati padaku. Aku makin tergesa mendekatinya, hingga tak sengaja menabrak meja dan menjatuhkan beberapa barang. Kontan perhatian beberapa pengunjung langsung tertuju ke arahku, termasuk gadis yang sedang menjadi fokusku sekarang.

“Aduh, maaf, Mbak, saya nggak sengaja,” kataku dengan rasa tidak enak hati yang tak kusembunyikan pada pegawai cantik berkucir ekor kuda di hadapanku. Aku membantunya membereskan beberapa barang.

Pegawai berlesung pipi itu tersenyum. “Nggak apa-apa, Kak.” Dia menjawab sambil menata kembali papan hitam kecil bertuliskan “order here” di atas meja dekat mesin penghitung.

Eka makin menajamkan tatapannya padaku, membuat langkahku bertambah panjang.

“Hai, Ka,” sapaku gugup, tapi berusaha memamerkan senyum lebar yang pasti tidak enak dilihat.

Eka tak menjawab sapaan itu, dia lebih tertarik untuk mengajukan pertanyaan, “Bagaimana kau bisa muncul dari dalam sana, Geo?” Pertanyaan dingin yang dipertegas dengan jari telunjuknya.

Aku tersenyum kikuk sambil menggaruk telinga. Pendingin ruangan sama sekali tak berfungsi padaku, karena aku bisa merasakan setetes keringat meluncur di pelipis.

“Ng ... itu. Aku sebenarnya sudah datang sejak tadi, tapi tiba-tiba perutku mulas. Ternyata toilet pengunjung penuh, jadi aku terpaksa merayu Mbak Cantik itu untuk meminjamkan toilet karyawan.”

Mata Eka menyipit, meneliti tubuh jangkungku dari kepala sampai kaki. Dia juga tentu sangat hafal gerak-gerikku. Kalau aku sudah memindahkan garukan dari telinga ke hidung, berarti ada hal lebih konyol lagi yang akan kukatakan setelah ini.

“Sepertinya acara kita hari ini harus dijadwal ulang, karena aku harus pulang sekarang.”

“Kenapa?” Kentara sekali Eka berusaha menekan kejengkelannya.

Ah, kenapa aku selalu saja membuat kekacauan di tanggal peringatan ikrar persahabatan kami? Catat, PER-SA-HA-BA-TAN! Persahabatan bullshit! Dan akulah si pecundang yang menciptakan ke-bullshit-an itu.

Aku menelan ludah pahit. “Aku ... aku harus segera ganti celana.”

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Fight For Love
Anna Onymus
Flash
14 Februari Ketujuh
Salmah Nurhaliza
Novel
Bronze
Kalam Kalam Cinta
Khairul Azzam El Maliky
Novel
Luka, Luka, dan Luka
Dewanto Amin Sadono
Cerpen
MUSIM PANAS YANG PANJANG
Rian Widagdo
Flash
Ada apa dengan hidup ku?
Dian Rifqiani Ishaq
Novel
Bronze
Dua Cinta Pertama
L
Novel
Pada Serimbun Pohon
Aozora Rosyidi
Novel
Gitar Renno
Dadar Fitrianj
Novel
Bronze
Sebuah Subuh di Lawang
Redhite K.
Cerpen
Peluru di Kepala Pacarku
Mahalawan
Novel
Bronze
Money Baby
Naomi Saddhadhika
Novel
Kuingin Kau Tahu Aku Mencintaimu
Elisabet Erlias Purba
Novel
Bronze
Upon The Sorrow
Riski Nasution
Novel
Bronze
DAUN JATI BERBISIK
DENI WIJAYA
Rekomendasi
Flash
14 Februari Ketujuh
Salmah Nurhaliza
Novel
Adaku Lengkapi Adamu
Salmah Nurhaliza
Novel
MEGHANMORPHOSELF
Salmah Nurhaliza
Flash
Puting Beliung
Salmah Nurhaliza
Flash
Rapat OSIS
Salmah Nurhaliza