Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Arloji
7
Suka
5,820
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Hari ini Eko ada ujian praktek biologi. Sial sekali, Eko lupa memakai arlojinya. Padahal itu sangat diperlukan untuk menghitung waktu dalam mengambil hasil penelitian. Eko jadi frustrasi.

"Sean! Pinjam jam kamu!" pinta Eko pada teman sebangkunya.

"Enggak bisa! Kita praktek di waktu bersamaan!" tolak Sean tegas.

Eko mengedarkan pandangan ke sekeliling kelas. Kebanyakan dari teman-temannya mengenakan arloji di pergelangan tangan. Akan tetapi, Eko sangsi untuk meminjam. Eko tidak begitu dekat dengan mereka.

Eko itu pemalu. Sangat. Selama tiga tahun bersekolah, temannya hanya satu. Sean, yang kebetulan selalu duduk berdampingan dengannya.

"Ck! Enggak usah masang muka melas kayak gitu. Aku jadi enggak tega," gerutu Sean.

"Kalau gitu, bantu aku." Eko memohon dengan kedua tangan tertangkup di depan dada, matanya menatap polos, mengais rasa kasihan pada hati Sean.

"Ayo ikut!" Sean menyeret Eko meninggalkan kelas.

Masih ada beberapa menit sebelum kelas biologi dimulai. Eko pasrah saja ketika Sean membawanya memasuki kelas junior mereka.

"Pinjam sama dia." Sean menunjuk seorang gadis yang duduk di pojok belakang, dengan tesmak tebal membingkai sepasang matanya.

"Eri?" Eko tentu mengenali.

"Iya. Dia sepupuku. Anak baik. Enggak pelit. Pinjam aja."

Eko menggeleng. "Malu," bisiknya lirih.

Sean mendesis. Dalam keadaan genting seperti ini masih saja memikirkan rasa malu.

"Eri!" panggil Sean seraya melambaikan tangan kanan memanggil sepupunya.

Eri menoleh dan bergegas menghampiri Sean di ambang pintu kelas. "Iya, Kak Sean."

"Eko mau ngomong sesuatu," ucap Sean.

Eko gelagapan, melayangkan protes pada Sean dengan tatapan mata gelisah.

"Ada apa, Kak Eko?" tanya Eri dengan santun.

Eko menelan saliva. Sepasang mata bulat Eri yang tengah mendongak menatapnya itu, membuat jantung Eko nyaris meloncat keluar.

Jemari Eko bertautan di bawah sana. Gugup.

Sementara Eri masih menatap Eko dengan intens. Menunggu cowok itu menyampaikan sesuatu, seperti yang dikatakan Sean.

"P-pinjam ... hatimu."

Sean menepuk jidat. Tidak tahu kalau Eri menyita perhatian Eko sejak menjadi murid baru di sekolah.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Dari lubuk hati terdalam ya 😄😄
Rekomendasi dari Romantis
Flash
Arloji
Lovaerina
Novel
Alter Ego
Fani Fujisaki
Novel
Euphoria
jenkyjen
Novel
Cinta dan Salib, di Langit Bandung
Pena Akara
Novel
Gold
Memeluk Masa Lalu
Bentang Pustaka
Novel
Lovestory About Choirmaster
princess bermata biru
Novel
Romantika Cinta Dinar - Buku-2
TOTO M. RIANTO
Novel
Bronze
Cinta Sekolah Menengah Pertama
Arumi Sekar
Novel
Gold
My Ice Boy
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Dan Eden
Mashdar Zainal
Novel
Bronze
Love Of Rayya
Dzakayfat Aizawa
Novel
Pelabuhan Terakhir
Rusmini
Novel
Bronze
DIRA (Janji Yang Tak Terucap)
Sartika Chaidir
Novel
Puzzle Pieces of Love
Arlita Dela
Novel
Bronze
The Ghost's Problems
Sukma Nurrizki
Rekomendasi
Flash
Arloji
Lovaerina
Flash
Sajen
Lovaerina
Novel
Bronze
ALeha
Lovaerina
Cerpen
Mantan Dua Langkah
Lovaerina
Flash
Papa Pungut
Lovaerina
Flash
Lembur
Lovaerina
Cerpen
Obral Obrol Tetangga
Lovaerina
Cerpen
My Precious Boss
Lovaerina
Cerpen
Bentang Bintang
Lovaerina
Novel
KELANA
Lovaerina
Flash
Kejutan Ulang Tahun
Lovaerina
Skrip Film
Matrikulasi Rasa
Lovaerina