Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Hasi sudah mati
6
Suka
9,411
Dibaca

Ada sesorang wanita, aku tidak pernah bertemu secara langsung dengannya. Kami hanya berkenalan lewat sebuah grup kajian onlen. Kami jarang berinteraksi karena aku lebih sering sebagai silent reader.

Hari-hari berlalu begitu saja tanpa ada komunikasi jalur pribadi. Pada suatu hari, kota kami diserang musibah asap. Awalnya aku dan keluarga bertahan akan tetapi setiap hari asap semakin menebal. Sudah banyak orang yang terkena ISPA .

Suatu siang aku dikejutkan oleh pesan WA yang masuk dari salah satu anggota grup kajian onlen. Dia menyapaku dan bertanya apakah aku baik-baik saja dengan kondisi asap di kotaku. Aku heran, ternyata dia tahu aku berdomisili di kota asap. Aku menjawabnya dengan mengatakan aku baik-baik saja.

Setelah itu dia berkata bahwa dia mengingat di mana aku tinggal, karena dia membintangi asal kota para member grup saat pertama kali bergabung.

Keesokannya dia kembali menanyakan keadaanku, dan mengatakan jika tidak keberatan aku bisa mengungsi sementara ke rumahnya di Bekasi, kebetulan suaminya akan ada jadwal terbang ke kotaku dua hari lagi. Dia mempersilakan aku agar berangkat dengan keluargaku dan tinggal di rumahnya hingga bencana asap selesai.

Aku kaget dan terharu atas tawarannya. Saking bersuka citanya aku lupa bertanya apakah suaminya pilot. Terlalu segan aku bertanya tentang pekerjaan suaminya. Akhirnya, aku hanya menjawab terima kasih atas kebaikannya, dan mungkin aku akan tetap bertahan di rumahku saja. Dia pun memakluminya.

Tiga hari setelahnya dia mengirim pesan WA kembali, dia meminta alamat lengkap rumahku. Tanpa berpikir macam-macam aku pun memberikannya. Dari cara dia bercerita aku melihat dia mungkin orang terpelajar, beda denganku orang pasar. Mungkin dia dulu orang kuliahan.

Satu pekan berlalu, setelah sholat asar ada kurir yang datang ke rumah mengirimkan paket. Aku terkejut karena memang ditujukan atas namaku. Tak lama, sebuah pesan masuk yang isinya semoga aku menyukai paketnya. Isinya adalah set gamis marun dan dua helai hijab yang sangat bagus.

Aku sekali lagi mengucapkan terima kasih padanya. Setelah satu bulan berlalu, aku tidak ada lagi berbicara dengannya, biasanya aku selalu menunggu dia mengirimkan pesan. Aku tidak berani duluan mengirim pesan, karena segan dan takut beliau sibuk walaupun dia selalu ramah. Namun, seingatku dia pernah bilang dia tidak sering memegang ponsel.

Suatu hari aku beranikan diri mengirim WA, namun centang satu. Sebulan kemudian ada WA masuk dan aku lihat dari nomornya. Isi pesan itu adalah

"Assalamualaikum, maaf, ini dengan suami Hasi, baru bisa mengabarkan sekarang, Hasi sudah meninggal satu bulan yang lalu. Dia sakit leukimia. Maafkan jika beliau ada kesalahan selama ini. Terima kasih. Wassalam.

Aku kaget. Ternyata selama ini dia dirawat di rumah sakit. Dia sudah lama menderita kanker. Namun, tidak pernah sekali pun ia mengeluh dan selalu terlihat ceria saat kami bercerita tentang kegiatan sehari-hari. Aku menghapus air mata dan mengirimkan doa untuknya.

( Teruntuk, Ummu Hasi, aku merindukanmu semoga engkau husnul khatimah-- Aamiin)

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Aamiin 🤲😭
Rekomendasi dari Drama
Novel
Imah Baréto
Fey Mega
Skrip Film
Lama Banget (Script)
nawa
Flash
Hasi sudah mati
Syashi Ammar
Novel
A-Teen
Zzardna
Novel
Bronze
Boundaries
ayurinp
Novel
Luka Tanpa Asa
Aijin Isbatikah
Novel
SEGARA
Fianaaa
Flash
SETENGAH PRIA SETENGAH WANITA
DENI WIJAYA
Flash
Ruang Tersendiri
Zii
Cerpen
Bronze
Bandit Cilik
Sulistiyo Suparno
Novel
RelationSHIP
Gusty Ayu Puspagathy
Skrip Film
Revenge Porn
Aliurridha
Novel
Gold
KKPK Ibu Baru
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Pacar Online 2021
Nurul Adiyanti
Novel
Tuan Lori
Adinda Amalia
Rekomendasi
Flash
Hasi sudah mati
Syashi Ammar
Flash
The Untold Chip
Syashi Ammar
Flash
Orang Kaya Mah Enak
Syashi Ammar
Flash
Invisible Prick
Syashi Ammar
Flash
Nanti di Kubur Ya!
Syashi Ammar
Flash
Api telah padam
Syashi Ammar