“Aku mencintaimu!” kataku padamu. Sudah berkali-kali aku mengatakannya, tapi kamu tetap bergeming.
Aku nyaris putus asa karena kamu sama sekali tidak menjawabku. Ditolak pun aku rela, asal jawaban itu keluar dari bibirmu, bukan malah diam saja seperti ini.
Padahal kamu selalu mendatangiku sepulang bekerja. Makan dan minum bersamaku. Ataupun menunggu hujan reda sebelum pulang ke rumah.
Kamu juga selalu bersandar padaku, seakan hanya aku yang mampu melepas beban lelahmu. Aku bahagia karena kamu mengandalkanku.
Belum lagi, senyuman dan tawamu itu sungguh menggetarkan hatiku. Aku benar-benar telah jatuh cinta padamu.
Entah mengapa hari ini terasa berbeda. Kamu hanya berdiam diri saja. Tidak makan dan minum seperti biasanya. Kamu sibuk menatap layar ponselmu berkali-kali dan mengabaikan keberadaanku. Hatiku kacau, dan juga sedih.
Pada akhirnya aku tahu. Saat seseorang menghampirimu, aku melihat senyum indahmu lagi. Bahkan lebih indah daripada biasanya. Kamu pun pergi bersamanya dan meninggalkanku sendiri.
“Asalkan kamu bahagia … aku rela, karena aku mencintaimu,” kataku pada angin yang membawanya pergi.
Dari aku, sebuah kursi di depan minimarket.