Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Perempuan yang Dipeluk Cemburu
7
Suka
5,900
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Bagi Sadron, tidak ada yang lebih indah daripada suara burung Murai Batu miliknya. Mendengar kicauan burung Murai Batu itu menjadi ritual wajib bagi Sadron di pagi hari, selain kopi hitam pekat, tentunya.

“Masih ada saja burung-burung itu?” tanya Sapri yang kebetulan lewat di depan rumah Sadron.

“Kau tidak dengar suaranya? Semerdu ini.”

“Oh ya, merdu kaya suara Suaeb.” Sapri tertawa mengejek. “Kudengar kemarin tiga burung itu ditawar orang 50 juta? Tidak dilepas saja? Lumayan buat modal nikah sama Suaeb.”

“Hust, ngawur. Nanti kedengeran istriku. Sana pergi!” perintah Sadron.

Sapri hanya tertawa. Namun dia segera pergi setelah melihat kedatangan Surti membawakan segelas kopi.

“Apa kata Sapri tadi? Siapa yang mau nikah sama Suaeb? Bapak mau nikahin Suaeb?” buru Surti.

Sadron menoleh ke arah Surti. Lalu dia menjawab dengan entengnya, “iya. Bagaimana lagi. Bapak kasihan, Bu. Suaeb itu janda. Tidak ada lagi yang mengurus. Itung-itung bapak membantunya.”

“Bantu? Aku nggak salah denger, Pak? Bapak mau nikahin janda, penjual jamu itu karena pengen bantu? Asal Bapak sadar saja ya. Yang kerja di rumah ini, aku. Aku yang kerja malam-malam demi menghidupi keluarga ini. Bapak cuma bisa ngurus tiga burung sialan, sama burungmu itu. Minum kopi aja, aku yang beli, Pak!”

“Bu, bapak sudah janji sama Suaeb buat nikahin dia! Ini juga demi kebaikan Ibu. Apapun kata Ibu, bapak tetap nikahin Suaeb, dengan atau tanpa persetujuan Ibu!”

Keputusan itu sudah bulat. Surti tidak lagi bisa berbuat apa-apa. Dia rela kehilangan sesuatu. Namun, dia tetap puas karena di tempat kerja, dia bisa mendapatkan banyak penggantinya, tanpa syarat.

Keesokan hari, di depan rumah Sadron tidak lagi ada ritual kicauan burung. Pagi itu dimulai dengan suara teriakan Sapri saat mendapati empat kepala burung terpenggal kepalanya. Terkapar tak berdaya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Hahaha kak Kumara bahagia banget agaknya hahaa ini kalo dijadiin novel di sebelah, ampun kali ya. Hahhaa
hahahahhahahahah
Makasih kak @suciasdhan
Nah, ada yg sadar juga. Iya kak Herliyan. Bener. Burungnya yang punya burung. UPS.
Keren ending nya
Bukannya di awal ada tiga burung, kenapa menjadi 4 kepala burung? Apa di tambah sama yang punya burung kak 🤣🤣🤣
Heheh sama, aku jg ada 1 FF yang aslinya cerpen 😁😁
Sebenarnya ini dulu cerpen. Aku ubah jd Ff hehehe... Sekalian juga burungnya yang punya burung. Hahaha
waah mantap sekalian sama burungnya juga hahaha
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Berharga
Egi David Perdana
Flash
Perempuan yang Dipeluk Cemburu
Atsuka D
Novel
Topeng: Macam-macam Kepalsuan
Tira Riani
Novel
A Straight Rain: A Story about Their Gathering in Tokyo
Anis Maryani
Novel
Bronze
A Piece of Memory
Jennifer Flo
Novel
Bronze
Janji Allah~Novel~
Herman Sim
Novel
Bronze
Duka Manis - Balikpapan 1995
Habel Rajavani
Novel
Dear Random
Lirin Kartini
Cerpen
Bronze
Museum Memori Mbah Min
Ani Hamida
Novel
Pemupuk Bahagia
Mahabb Adib-Abdillah
Novel
Gold
KKPK Garage Sale
Mizan Publishing
Novel
Dari Reiner untuk Raina
Rika Kurnia
Novel
Gold
Let's Break Up
Bentang Pustaka
Novel
Heart Disease At Love
Nimas Rassa Shienta Azzahra
Novel
Gold
KKPK Little Ballerina 3
Mizan Publishing
Rekomendasi
Flash
Perempuan yang Dipeluk Cemburu
Atsuka D
Flash
Yang Dibunuh Dunia
Atsuka D
Flash
Sebentar, Nak, Ada yang Belum Pulih
Atsuka D
Novel
Bronze
Mbok Kirah
Atsuka D
Flash
Sepasang Sayap di Jendela (1)
Atsuka D
Novel
Bronze
Ugly But Lovable
Atsuka D
Flash
Sepasang Sayap di Jendela (2)
Atsuka D
Flash
Ketika Iblis Tak Lagi Bermata Satu
Atsuka D
Novel
Aku Anak Ibuku Tapi Bohong
Atsuka D
Flash
Bacot!
Atsuka D
Skrip Film
T(EAR)IMISSU
Atsuka D