Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Perempuan yang Dipeluk Cemburu
7
Suka
5,882
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Bagi Sadron, tidak ada yang lebih indah daripada suara burung Murai Batu miliknya. Mendengar kicauan burung Murai Batu itu menjadi ritual wajib bagi Sadron di pagi hari, selain kopi hitam pekat, tentunya.

“Masih ada saja burung-burung itu?” tanya Sapri yang kebetulan lewat di depan rumah Sadron.

“Kau tidak dengar suaranya? Semerdu ini.”

“Oh ya, merdu kaya suara Suaeb.” Sapri tertawa mengejek. “Kudengar kemarin tiga burung itu ditawar orang 50 juta? Tidak dilepas saja? Lumayan buat modal nikah sama Suaeb.”

“Hust, ngawur. Nanti kedengeran istriku. Sana pergi!” perintah Sadron.

Sapri hanya tertawa. Namun dia segera pergi setelah melihat kedatangan Surti membawakan segelas kopi.

“Apa kata Sapri tadi? Siapa yang mau nikah sama Suaeb? Bapak mau nikahin Suaeb?” buru Surti.

Sadron menoleh ke arah Surti. Lalu dia menjawab dengan entengnya, “iya. Bagaimana lagi. Bapak kasihan, Bu. Suaeb itu janda. Tidak ada lagi yang mengurus. Itung-itung bapak membantunya.”

“Bantu? Aku nggak salah denger, Pak? Bapak mau nikahin janda, penjual jamu itu karena pengen bantu? Asal Bapak sadar saja ya. Yang kerja di rumah ini, aku. Aku yang kerja malam-malam demi menghidupi keluarga ini. Bapak cuma bisa ngurus tiga burung sialan, sama burungmu itu. Minum kopi aja, aku yang beli, Pak!”

“Bu, bapak sudah janji sama Suaeb buat nikahin dia! Ini juga demi kebaikan Ibu. Apapun kata Ibu, bapak tetap nikahin Suaeb, dengan atau tanpa persetujuan Ibu!”

Keputusan itu sudah bulat. Surti tidak lagi bisa berbuat apa-apa. Dia rela kehilangan sesuatu. Namun, dia tetap puas karena di tempat kerja, dia bisa mendapatkan banyak penggantinya, tanpa syarat.

Keesokan hari, di depan rumah Sadron tidak lagi ada ritual kicauan burung. Pagi itu dimulai dengan suara teriakan Sapri saat mendapati empat kepala burung terpenggal kepalanya. Terkapar tak berdaya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Hahaha kak Kumara bahagia banget agaknya hahaa ini kalo dijadiin novel di sebelah, ampun kali ya. Hahhaa
hahahahhahahahah
Makasih kak @suciasdhan
Nah, ada yg sadar juga. Iya kak Herliyan. Bener. Burungnya yang punya burung. UPS.
Keren ending nya
Bukannya di awal ada tiga burung, kenapa menjadi 4 kepala burung? Apa di tambah sama yang punya burung kak 🤣🤣🤣
Heheh sama, aku jg ada 1 FF yang aslinya cerpen 😁😁
Sebenarnya ini dulu cerpen. Aku ubah jd Ff hehehe... Sekalian juga burungnya yang punya burung. Hahaha
waah mantap sekalian sama burungnya juga hahaha
Rekomendasi dari Drama
Flash
Perempuan yang Dipeluk Cemburu
Atsuka D
Novel
My Twenty
qwerty
Cerpen
Selepas Badai
Ferry Herlambang
Novel
Bronze
Mr. Melancholic dan Subscriber-nya
Lady Mia Hasneni
Novel
Bronze
HUJAN YANG BERDERAI DI PAGI HARI
K.A. Sulkhan
Flash
Bronze
BELAJAR IKHLAS
Rahmayanti
Cerpen
Bronze
Rolet dan Pisau Lipat
Sulistiyo Suparno
Novel
Padahal Ada Aku di Sini
Athaya Laily Syafitri
Flash
Bronze
Menonton Televisi di Losmen
Sulistiyo Suparno
Novel
Bronze
Tanda tanya
Ferian ibrahim
Novel
Muaramerah
Ubaidillah
Novel
Lindur Ungu
Silvia
Flash
LOSE
mafaz mira
Cerpen
Bronze
Rumah yang Tak Hangat
Nada Khalisha I.
Cerpen
Kumbang Jantan dan Kupu-Kupu Berbintik Biru
Ferry Herlambang
Rekomendasi
Flash
Perempuan yang Dipeluk Cemburu
Atsuka D
Novel
Bronze
Mbok Kirah
Atsuka D
Flash
Sebentar, Nak, Ada yang Belum Pulih
Atsuka D
Flash
Yang Dibunuh Dunia
Atsuka D
Novel
Bronze
Ugly But Lovable
Atsuka D
Flash
Bacot!
Atsuka D
Flash
Ketika Iblis Tak Lagi Bermata Satu
Atsuka D
Flash
Sepasang Sayap di Jendela (2)
Atsuka D
Skrip Film
T(EAR)IMISSU
Atsuka D
Flash
Sepasang Sayap di Jendela (1)
Atsuka D
Novel
Aku Anak Ibuku Tapi Bohong
Atsuka D