Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Menghidu aroma petrikor selalu terasa menyenangkan bagi Alexandra. Pemandangan tanah kering yang disiram titik-titik air yang turun berkejaran dari awan dengan bingkai langit mendung itu sungguh ciptaan Ilahi yang Maha sempurna yang menjadi favorit gadis itu sejak masih kanak-kanak. Jam kayu jati tua di pojok ruangan berdentang tujuh kali. Alexandra--perempuan muda berwajah indo dengan tubu ramping itu meregangkan tubuh, bersiap menghadapi rutinitas. Sekali lagi ia menarik napas panjang, menghidu aroma tanah basah dari balik jendela.
Tapi, eh ... apa ini? Alexandra mulai merasa heran. Kenapa kakinya tak bisa bergerak? Ia merasa seperti tersangkut pada sesuatu.
"Selamat pagi Ibu Sandra. Bagaimana tidurnya semalam, nyenyak? Dokter Adrian sebentar lagi visit, ya." Seorang perempuan berpakaian serba putih dengan list kerah hijau muda menghampirinya.
"Siapa kamu? Berani-beraninya masuk kamarku tanpa izin? Ini, siapa pula yang mengikat kakiku? Lancang! Ayo buka! Aku harus segera ke bandara. Besok ada show perdanaku di Italy."
"Tenang ya, Bu."
"Bu? Hey, aku bahkan belum menikah. Namaku Alexandra Fahira. Model yang akan segera go international setelah memenangkan kontes Indonesian Girl of The Year. Mana ... mana tiaraku?"
"Sabar, Mbak ... Sabar." Dengan sigap ia memencet tombol merah di samping ranjang.
Segera saja beberapa temannya dengan pakaian yang sama datang menghampiri dan memegangi tangan sang perempuan muda yang meronta hendak turun dari ranjang.
Sementara itu dokter Adrian, sang psikiater, menutup rekam medis dan bersiap visit ke kamar pasien setelah mendengar panggilan darurat dari perawat. Alexandra Fahira, pasien pertamanya pagi ini, adalah seorang model muda berbakat yang mengalami kecelakaan lalu lintas hingga mengakibatkan sebelah kakinya diamputasi. Tepat sehari sebelum keberangkatannya ke Italy untuk mewakili negeri ini dalam sebuah kontes kecantikan.