Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
SUARA LEBAH
15
Suka
17,465
Dibaca

Perut kenyang, cuaca mendukung. Tidak ada hal lain yang ingin Susi lakukan selain tidur sampai jam istirahat berakhir. Tapi baru saja matanya terpejam, terdengar suara ribut seperti gaungan lebah. Sungguh memuakkan!

“Beneran, Rin?”

Susi melirik tak minat pada kerumunan lebah.

“Serius! Ana yang bilang sendiri ke aku sebelum dia pingsan,” ujar seorang wanita muda yang dipanggil Rin. Meyakinkan sekali. Tanpa sumpah, dia seolah berani bertaruh tersambar gledek di siang bolong.

Susi tidak kenal dia. Apalagi sampai tahu bekerja di area apa. Yang dia tahu, wanita itu tampak begitu menikmati menjadi pusat perhatian. Susi menyebutnya sebagai si Ratu Lebah.

“Apa, sih?” Ninda menyodok pinggang Susi. Penasaran.

“Tau!” Susi menyahut ketus.

“Ada penampakan katanya,” Isna yang menjawab.

“Penampakan? Di mana?”

“Area proses sih katanya.”

Susi mencibir, menggeleng pelan dan kembali memejamkan mata. Berusaha merayu lena agar menyumbat suara lebah di telinga.

“Ayo! Sepatunya digantung! Tata yang rapi!”

“Seragamnya dimasukin!”

Suara para petugas ruang ganti seperti tak kenal lelah. Tidak pula ambil pusing saat dikatai cerewet. Itu memang tugas mereka.

Sesudah Susi, Ninda dan Isna selesai memakai seragam, mereka menuju ruang sepatu boot. Dengan seragam lengkap, hanya tinggal bagian mata dan telapak tangan saja yang terlihat. Jika tidak lengkap, tentu saja dilarang masuk ke area kerja.

Susi berjalan yang paling akhir. Sedang Ninda dan Isna sudah menghilang di balik pintu bertirai plastik. Susi melangkah agak tergesa dan berusaha tidak bertabrakan dengan pekerja yang berlalu-lalang. Tapi saat hendak mencapai pintu, langkah Susi terhenti.

Diantara para pekerja yang sibuk, menyelip seorang wanita yang tidak mematuhi aturan. Wanita itu berambut sebahu, mengenakan dress putih tulang dan bertelanjang kaki. Berdiri membelakangi posisi Susi berada.

Susi bermaksud menegur, tapi urung. Dia merasa itu bukan urusannya, melainkan pengawas area. Susi pun kembali melangkah.

Namun, baru beberapa langkah, dia berhenti lagi. Keringat dingin terasa mengucur di balik seragam kerjanya. Otaknya kian melambat. Sedang suara-suara lebah bergaung dalam kepalanya. Hingga kemudian menjadi gelap. Susi tak sadarkan diri.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (6)
Rekomendasi dari Horor
Flash
SUARA LEBAH
Call Me W
Cerpen
Bronze
Iblis dan Tom Walker Washington Irving penerjemah : Ahmad muhaimin
Ahmad Muhaimin
Skrip Film
Horror Picnic
Cathy Rosella
Novel
Bronze
KUNCEN
Deeta Pratiwi
Novel
Gold
Fantasteen Scary: Daruma-San
Mizan Publishing
Flash
Menghilang
Retno Utama
Novel
Gold
Fantasteen Scary Red Eyes
Mizan Publishing
Novel
Gold
Clown Terror
Noura Publishing
Cerpen
Bronze
Pak Suryo
Christian Shonda Benyamin
Komik
Bronze
Me !
Willy Reichi
Cerpen
Bronze
Jumat Akhir Bulan Juli
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Gadis Bergaun Merah
JWT Kingdom
Novel
Gold
Fantasteen Hana dan Piano La
Mizan Publishing
Flash
LOSER
Rama Sudeta A
Novel
Bronze
Sixth Sense
Lucyana
Rekomendasi
Flash
SUARA LEBAH
Call Me W
Flash
PONSEL
Call Me W
Flash
PETELOT (Jawa)
Call Me W
Flash
KADO TERBAIK
Call Me W
Novel
Sang Penyihir
Call Me W
Flash
Kopi & Gorengan
Call Me W
Flash
Kalau Bukan Jodoh
Call Me W
Flash
BUJANGAN BAJINGAN
Call Me W
Flash
CERMIN ANTIK
Call Me W
Cerpen
Modus Operandi
Call Me W
Flash
PETELOT (PENSIL / INDO)
Call Me W
Flash
MUSTIKA ULAR
Call Me W
Flash
SHAMPOO
Call Me W