Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Surat Rindu Untuk Ibu
11
Suka
9,675
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Sejuk semilir angin menerpa wajahku. Aku duduk bersama ibuku sembari menatap lurus jalanan dari balkon kamar rawat inap lantai dua rumah sakit—tempat ibuku dirawat selama dua hari ini.

Kepalaku menoleh, melihat wajah ibuku yang terlihat memucat dan semakin kurus kian hari. Sorot matanya tampak memandangi setiap kendaraan yang sedang melintasi jalanan, seakan-akan dirinya sedang menghitung jumlah kendaraan yang melewati sapuan pandangnya.

“Besok aku mau ikut lomba itu,” ucapku, memecah keheningan yang menyelimuti kami selama hampir setengah jam berlalu.

Mendengarku berbicara padanya, Ibu pun menoleh, lalu bertanya, “Besok?”

Aku menganggukkan kepalaku. “Iya, besok.”

Ibu diam. Hanya semburat senyum hangat yang aku dapatkan darinya. Tatapan matanya pun tampak berbinar. Ada kerlipan cahaya bening yang seolah ingin jatuh membasuh pipi tirusnya.

“Ada apa?” tanyaku, pelan.

 

Ibu menggelengkan kepalanya. Ia semakin melebarkan senyumnya. Kemudian, tangannya tiba-tiba mengusap puncak kepalaku yang tertutup kerudung berwarna pastel.

“Kelak, jika kamu gagal dalam mencapai tujuanmu, jangan pernah putus asa, ya?”

Aku mengangguk menanggapinya, kemudian mengulas senyum tulus padanya.

“Apa pun yang kamu ingin coba lakukan dalam hidupmu, coba saja. Jangan ragu apalagi takut. Karena tidak ada yang tidak mungkin dalam kehidupan ini, selama kamu yakin pada diri kamu sendiri dan juga ... Allah, Sang Pencipta,” pesan Ibu, tiga tahun yang lalu.

Aku menghela napas pelan. Menatap pilu pusara yang sudah berkeramik abu-abu. Rasanya, baru kemarin aku begitu dekat dengannya. Rasanya, baru kemarin aku berbicara dan bercakap riang dengannya. Namun, siapa sangka, waktu ternyata telah banyak berlalu. Tiga tahun sudah dia pergi dari kehidupanku.

Aku mengusap sebuah novel hasil dari dukungan yang ibu berikan padaku kala itu. Sengaja aku membawa novel hasil perjuanganku selama tiga tahun ini untuk kutunjukkan pada ibu, berharap beliau melihatku dari tempat yang tak kutahu.

Dear, Cintaku. Yang telah mau mengandungku selama berpuluh-puluh minggu, yang telah mau berjuang melahirkanku dua puluh satu tahun yang lalu, yang dengan ikhlas memberikan ASI-mu padaku, dan yang telah sabar merawatku. Terima kasih untuk tujuh belas tahun lebih atas kenangan indah yang telah engkau torehkan pada memoriku kala itu.

Ibuku, tidak peduli sebanyak apa pun waktu berlalu. Tidak peduli sebanyak apa pun kenangan tentangmu terkikis oleh waktu, dan tidak peduli sebanyak apa bibirku ini memanggil ‘ibu’ pada wanita lain. Bagiku, kau adalah satu-satunya ibuku, yang mengandungku, melahirkanku, menyusuiku, dan yang paling tahu apa yang aku mau.

Ibuku, terima kasih atas pesanmu waktu itu, yang telah menjadi motto terbaik dalam hidupku. Ibuku, semoga engkau bahagia di sana.

Tiga tahun tanpamu, aku merindukanmu, Ibu.

April, 2021

TN

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@Hananto Damardanarto :') tengkyu dah baca
@Gita Eva Oktavia tengkyuu <3
Mengharu biru saya
@Siti Khodijah tengkyuu
❤🖤🖤🖤🖤
Rekomendasi dari Drama
Flash
Surat Rindu Untuk Ibu
Tiansetian
Novel
SOJU
A. Hadi
Flash
Kuning Langsat
Lisa
Novel
A Good Father
Lilian
Novel
Growing Up: Let's walk on flowers path together
Lilly Amundsen
Novel
Bronze
The Lost Puzzle
BOne
Flash
Gadis Tercantik di Sekolahku-Elissa
Elisabet Erlias Purba
Novel
Bronze
Dear, Sara
Carristevie
Novel
Chandlina
Al Szi
Novel
Penata Hati
Fani Fujisaki
Novel
sora
Leviosa S
Novel
Bronze
Tentang Cika
Diah Puspita Sari
Novel
Gold
Notes From Singapore
Mizan Publishing
Novel
Dolce Latte
Jenn
Novel
Bronze
Boys Shouldn't Cry
Ekkrisline
Rekomendasi
Flash
Surat Rindu Untuk Ibu
Tiansetian
Flash
Kartini
Tiansetian
Flash
Petrichor
Tiansetian
Flash
BELL
Tiansetian