Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Surga di telapak kaki Ibu
7
Suka
5,418
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Kumandang azan Subuh terdengar. Aku segera bangun dari tempat tidur dan melangkah ke kamar mandi untuk berwudu. Saat melintasi kamar Ibu, kulihat Ibu sedang melaksanakan salat sunah.

"Jangan lupa salat sunah dulu, Kak!" ucap Ibu ketika aku beranjak ke kamar lagi.

Namaku Sekar Ayu, yang biasa di panggil Kakak oleh Ibu. Dengan alasan agar terbiasa adikku memanggil seperti itu. Saat ini aku seorang pelajar SMA kelas 2.

Aku mempunyai seorang adik perempuan, Mutiara Ayu. Ia duduk di bangku kelas 2 SD. Kami berdua anak yatim. Ayah meninggal dalam suatu kecelakaan.

Ibuku Rosa. Orang biasa memanggil mamih Oca. Sebenarnya, aku sedikit risih dengan panggilan itu. Tapi, Ibu tidak merasa keberatan.

Ibu bekerja sebagai pemandu lagu di sebuah kafe. Sudah hampir lima tahun. Tepatnya semenjak Ibu menjadi orangtua tunggal dan harus menafkahi kami berdua.

Ibu juga harus membayar hutang bekas biaya pengobatan almarhum Nenek. Sungguh beban berat yang harus Ibu pikul.

Tidak mudah aku lalui hari-hari dengan menjadi anak yang Ibunya bekerja di kafe. Omongan dan cibiran yang tidak mengenakan hati, terpaksa aku dan adikku alami.

Pernah pada suatu hari, adikku bertengkar dengan teman-temannya. Hanya karena pekerjaan Ibu. Mereka bilang, bila surga di telapak kaki Ibu sudah tidak ada karena selalu pergi ke tempat maksiat.

Aku sebenarnya tidak mau ambil hati dengan omongan mereka. Karena masih kecil dan tidak tahu apa yang mereka bicarakan.

Tapi, melihat adikku menangis hati ini sakit dan tak tega. Karena jadi bahan omongan teman-temannya. Dan dalam perjalanan pulang ke rumah, orang-orang yang dewasa pun ikut-ikutan bergunjing. Mereka saling berbisik, namun terdengar juga di telingaku.

Sesampainya di rumah. Kutenangkan adikku. Dan ku ceritakan semua kejadian hari ini pada Ibu.

"Doakan Ibu ya, Kak. Agar bisa menuntun kalian sampai ke surga," balas Ibu dengan mengelus rambutku dengan tersenyum.

Meski Ibu bekerja di sebuah kafe, ia selalu mengingatkan aku untuk salat lima waktu, mengaji dan tidak berbicara kasar pada sesama.

Pada sepertiga malam, aku terbangun dan melaksanakan salat sunah tahajud. Ku panjatkan doa dan ampunan untuk Ibuku.

Menurut ajaran guru ngajiku, ada tiga amalan yang tak kan terputus hingga kita tiada. Salah satunya doa anak saleh.

Aku pun berdoa agar Ibu dapat pekerjaan yang lebih baik lagi, meski Ibu hanya lulusan SMP.

Semoga doa-doaku terkabul. Aamiin.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Religi
Flash
Surga di telapak kaki Ibu
Yulia Fahri
Novel
Gold
Muhasabah Cinta
Falcon Publishing
Novel
Anak anak Adam
me_filyas
Novel
Gold
Iblis Tidak Butuh Pengikut
Bentang Pustaka
Novel
Gold
Para Penentang Muhammad Saw
Mizan Publishing
Novel
Gold
Rahasia Nikmatnya Menghafal Al-Quran
Noura Publishing
Novel
Gold
Menjejak Amerika
Noura Publishing
Novel
Bronze
Wanita Yang Dirindukan Surga
HANA PUSPARINI
Novel
Gold
Perempuan yang Menggetarkan Surga
Mizan Publishing
Novel
Gold
Reclaim Your Heart
Noura Publishing
Flash
Air Hujan Surga
Vitri Dwi Mantik
Novel
Bronze
KISAH DARI TENGGARA
Ragiel JP
Novel
Senja untuk Alaska
Abell Istari
Novel
Gold
Ada Pelangi di Balik Hujan
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Faisal & Nisa ~ Karena Cinta Bukan Sebatas Kata-kata
Ummu Salamah Ali
Rekomendasi
Flash
Surga di telapak kaki Ibu
Yulia Fahri
Novel
Butterfly
Yulia Fahri
Novel
Kumandang Azan Pertama
Yulia Fahri
Flash
Pertama dan terakhir.
Yulia Fahri
Flash
Penyakit Pesantren
Yulia Fahri