Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Surga di telapak kaki Ibu
7
Suka
5,424
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Kumandang azan Subuh terdengar. Aku segera bangun dari tempat tidur dan melangkah ke kamar mandi untuk berwudu. Saat melintasi kamar Ibu, kulihat Ibu sedang melaksanakan salat sunah.

"Jangan lupa salat sunah dulu, Kak!" ucap Ibu ketika aku beranjak ke kamar lagi.

Namaku Sekar Ayu, yang biasa di panggil Kakak oleh Ibu. Dengan alasan agar terbiasa adikku memanggil seperti itu. Saat ini aku seorang pelajar SMA kelas 2.

Aku mempunyai seorang adik perempuan, Mutiara Ayu. Ia duduk di bangku kelas 2 SD. Kami berdua anak yatim. Ayah meninggal dalam suatu kecelakaan.

Ibuku Rosa. Orang biasa memanggil mamih Oca. Sebenarnya, aku sedikit risih dengan panggilan itu. Tapi, Ibu tidak merasa keberatan.

Ibu bekerja sebagai pemandu lagu di sebuah kafe. Sudah hampir lima tahun. Tepatnya semenjak Ibu menjadi orangtua tunggal dan harus menafkahi kami berdua.

Ibu juga harus membayar hutang bekas biaya pengobatan almarhum Nenek. Sungguh beban berat yang harus Ibu pikul.

Tidak mudah aku lalui hari-hari dengan menjadi anak yang Ibunya bekerja di kafe. Omongan dan cibiran yang tidak mengenakan hati, terpaksa aku dan adikku alami.

Pernah pada suatu hari, adikku bertengkar dengan teman-temannya. Hanya karena pekerjaan Ibu. Mereka bilang, bila surga di telapak kaki Ibu sudah tidak ada karena selalu pergi ke tempat maksiat.

Aku sebenarnya tidak mau ambil hati dengan omongan mereka. Karena masih kecil dan tidak tahu apa yang mereka bicarakan.

Tapi, melihat adikku menangis hati ini sakit dan tak tega. Karena jadi bahan omongan teman-temannya. Dan dalam perjalanan pulang ke rumah, orang-orang yang dewasa pun ikut-ikutan bergunjing. Mereka saling berbisik, namun terdengar juga di telingaku.

Sesampainya di rumah. Kutenangkan adikku. Dan ku ceritakan semua kejadian hari ini pada Ibu.

"Doakan Ibu ya, Kak. Agar bisa menuntun kalian sampai ke surga," balas Ibu dengan mengelus rambutku dengan tersenyum.

Meski Ibu bekerja di sebuah kafe, ia selalu mengingatkan aku untuk salat lima waktu, mengaji dan tidak berbicara kasar pada sesama.

Pada sepertiga malam, aku terbangun dan melaksanakan salat sunah tahajud. Ku panjatkan doa dan ampunan untuk Ibuku.

Menurut ajaran guru ngajiku, ada tiga amalan yang tak kan terputus hingga kita tiada. Salah satunya doa anak saleh.

Aku pun berdoa agar Ibu dapat pekerjaan yang lebih baik lagi, meski Ibu hanya lulusan SMP.

Semoga doa-doaku terkabul. Aamiin.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Religi
Flash
Surga di telapak kaki Ibu
Yulia Fahri
Novel
Bronze
SUAMI DARI SURGA
KUMARA
Novel
Gold
Kambing dan Hujan
Bentang Pustaka
Novel
I'm Ok Without You
IntifaahMochammad
Cerpen
Di Balik Tirai
Reda Rendha Deviasri
Novel
Theresia
Be. One
Novel
Syahadatmu Adalah Surgaku
Aishimazaki
Novel
Gold
Aku Bukan Siti Nurbaya
Mizan Publishing
Novel
KEMULIAAN CINTA
Umi Zaenab
Novel
A Blessing in Disguise
Bambang
Novel
Bronze
The Prophet
Khairul Azzam El Maliky
Novel
Bronze
Kumpulan Cerpen Islami
silvi budiyanti
Novel
Selepas Hujan
Makrifatul Illah
Flash
Suapan Terakhir
Sena N. A.
Novel
Gold
Para Pemimpin yang Menjaga Amanah
Bentang Pustaka
Rekomendasi
Flash
Surga di telapak kaki Ibu
Yulia Fahri
Flash
Pertama dan terakhir.
Yulia Fahri
Novel
Butterfly
Yulia Fahri
Flash
Penyakit Pesantren
Yulia Fahri
Novel
Kumandang Azan Pertama
Yulia Fahri