Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Surga di telapak kaki Ibu
7
Suka
5,456
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Kumandang azan Subuh terdengar. Aku segera bangun dari tempat tidur dan melangkah ke kamar mandi untuk berwudu. Saat melintasi kamar Ibu, kulihat Ibu sedang melaksanakan salat sunah.

"Jangan lupa salat sunah dulu, Kak!" ucap Ibu ketika aku beranjak ke kamar lagi.

Namaku Sekar Ayu, yang biasa di panggil Kakak oleh Ibu. Dengan alasan agar terbiasa adikku memanggil seperti itu. Saat ini aku seorang pelajar SMA kelas 2.

Aku mempunyai seorang adik perempuan, Mutiara Ayu. Ia duduk di bangku kelas 2 SD. Kami berdua anak yatim. Ayah meninggal dalam suatu kecelakaan.

Ibuku Rosa. Orang biasa memanggil mamih Oca. Sebenarnya, aku sedikit risih dengan panggilan itu. Tapi, Ibu tidak merasa keberatan.

Ibu bekerja sebagai pemandu lagu di sebuah kafe. Sudah hampir lima tahun. Tepatnya semenjak Ibu menjadi orangtua tunggal dan harus menafkahi kami berdua.

Ibu juga harus membayar hutang bekas biaya pengobatan almarhum Nenek. Sungguh beban berat yang harus Ibu pikul.

Tidak mudah aku lalui hari-hari dengan menjadi anak yang Ibunya bekerja di kafe. Omongan dan cibiran yang tidak mengenakan hati, terpaksa aku dan adikku alami.

Pernah pada suatu hari, adikku bertengkar dengan teman-temannya. Hanya karena pekerjaan Ibu. Mereka bilang, bila surga di telapak kaki Ibu sudah tidak ada karena selalu pergi ke tempat maksiat.

Aku sebenarnya tidak mau ambil hati dengan omongan mereka. Karena masih kecil dan tidak tahu apa yang mereka bicarakan.

Tapi, melihat adikku menangis hati ini sakit dan tak tega. Karena jadi bahan omongan teman-temannya. Dan dalam perjalanan pulang ke rumah, orang-orang yang dewasa pun ikut-ikutan bergunjing. Mereka saling berbisik, namun terdengar juga di telingaku.

Sesampainya di rumah. Kutenangkan adikku. Dan ku ceritakan semua kejadian hari ini pada Ibu.

"Doakan Ibu ya, Kak. Agar bisa menuntun kalian sampai ke surga," balas Ibu dengan mengelus rambutku dengan tersenyum.

Meski Ibu bekerja di sebuah kafe, ia selalu mengingatkan aku untuk salat lima waktu, mengaji dan tidak berbicara kasar pada sesama.

Pada sepertiga malam, aku terbangun dan melaksanakan salat sunah tahajud. Ku panjatkan doa dan ampunan untuk Ibuku.

Menurut ajaran guru ngajiku, ada tiga amalan yang tak kan terputus hingga kita tiada. Salah satunya doa anak saleh.

Aku pun berdoa agar Ibu dapat pekerjaan yang lebih baik lagi, meski Ibu hanya lulusan SMP.

Semoga doa-doaku terkabul. Aamiin.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Religi
Flash
Surga di telapak kaki Ibu
Yulia Fahri
Flash
Bronze
Ibu Merindukanmu
Daud Farma
Novel
Ramadan Terakhir Ludwig: Ibu Teladan, Ayah Petualang, Anak Istimewa
Mahabb Adib-Abdillah
Novel
Gold
HIJABLICIOUS
Mizan Publishing
Novel
Bronze
MERINDU DI KOTA KAIRO
Embart nugroho
Novel
Gold
No More Broken Heart
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Semiotika Cinta
N. HIDAYAH
Novel
Gold
Jejak-Jejak Islam
Bentang Pustaka
Novel
Gold
Beramallah, Sekecil Apa Pun
Mizan Publishing
Novel
Bagaimana Aku Bertemu Kematian
Achi TM
Novel
Gold
Hanya dengan Mengingat-Mu, Aku Tenang
Mizan Publishing
Novel
Gold
Makelar Rezeki
Mizan Publishing
Novel
Jodoh Ning Ophi
Johar Edogawa
Novel
Gold
Menyusuri Jalan Cahaya
Bentang Pustaka
Novel
Katamu Aku Cantik
Farida Zulkaidah Pane
Rekomendasi
Flash
Surga di telapak kaki Ibu
Yulia Fahri
Novel
Butterfly
Yulia Fahri
Flash
Pertama dan terakhir.
Yulia Fahri
Flash
Penyakit Pesantren
Yulia Fahri
Novel
Kumandang Azan Pertama
Yulia Fahri