Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Surga di telapak kaki Ibu
7
Suka
8,288
Dibaca

Kumandang azan Subuh terdengar. Aku segera bangun dari tempat tidur dan melangkah ke kamar mandi untuk berwudu. Saat melintasi kamar Ibu, kulihat Ibu sedang melaksanakan salat sunah.

"Jangan lupa salat sunah dulu, Kak!" ucap Ibu ketika aku beranjak ke kamar lagi.

Namaku Sekar Ayu, yang biasa di panggil Kakak oleh Ibu. Dengan alasan agar terbiasa adikku memanggil seperti itu. Saat ini aku seorang pelajar SMA kelas 2.

Aku mempunyai seorang adik perempuan, Mutiara Ayu. Ia duduk di bangku kelas 2 SD. Kami berdua anak yatim. Ayah meninggal dalam suatu kecelakaan.

Ibuku Rosa. Orang biasa memanggil mamih Oca. Sebenarnya, aku sedikit risih dengan panggilan itu. Tapi, Ibu tidak merasa keberatan.

Ibu bekerja sebagai pemandu lagu di sebuah kafe. Sudah hampir lima tahun. Tepatnya semenjak Ibu menjadi orangtua tunggal dan harus menafkahi kami berdua.

Ibu juga harus membayar hutang bekas biaya pengobatan almarhum Nenek. Sungguh beban berat yang harus Ibu pikul.

Tidak mudah aku lalui hari-hari dengan menjadi anak yang Ibunya bekerja di kafe. Omongan dan cibiran yang tidak mengenakan hati, terpaksa aku dan adikku alami.

Pernah pada suatu hari, adikku bertengkar dengan teman-temannya. Hanya karena pekerjaan Ibu. Mereka bilang, bila surga di telapak kaki Ibu sudah tidak ada karena selalu pergi ke tempat maksiat.

Aku sebenarnya tidak mau ambil hati dengan omongan mereka. Karena masih kecil dan tidak tahu apa yang mereka bicarakan.

Tapi, melihat adikku menangis hati ini sakit dan tak tega. Karena jadi bahan omongan teman-temannya. Dan dalam perjalanan pulang ke rumah, orang-orang yang dewasa pun ikut-ikutan bergunjing. Mereka saling berbisik, namun terdengar juga di telingaku.

Sesampainya di rumah. Kutenangkan adikku. Dan ku ceritakan semua kejadian hari ini pada Ibu.

"Doakan Ibu ya, Kak. Agar bisa menuntun kalian sampai ke surga," balas Ibu dengan mengelus rambutku dengan tersenyum.

Meski Ibu bekerja di sebuah kafe, ia selalu mengingatkan aku untuk salat lima waktu, mengaji dan tidak berbicara kasar pada sesama.

Pada sepertiga malam, aku terbangun dan melaksanakan salat sunah tahajud. Ku panjatkan doa dan ampunan untuk Ibuku.

Menurut ajaran guru ngajiku, ada tiga amalan yang tak kan terputus hingga kita tiada. Salah satunya doa anak saleh.

Aku pun berdoa agar Ibu dapat pekerjaan yang lebih baik lagi, meski Ibu hanya lulusan SMP.

Semoga doa-doaku terkabul. Aamiin.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Religi
Flash
Surga di telapak kaki Ibu
Yulia Fahri
Novel
Gold
Secangkir Teh dan Sepotong Ketupat
Mizan Publishing
Novel
Ya, Suatu Saat Nanti
Asya Ns
Novel
Bronze
Warga +62... Ramadhan Bersama Covid-19
St. Hafsah Nuradilah Hamzah
Flash
Kembalinya Theresia
Binar Bestari
Flash
Bronze
Semua Hari Baik
Sulistiyo Suparno
Flash
Karena Kehendak-Nya
Nuzulul Rahma
Cerpen
Bronze
Bos yang Salah, Hidayah yang Tepat
Rini Jumarni
Flash
Bronze
Sketsa Wajah Halwa
Binar Bestari
Novel
Bronze
365 Hari Bersama Sahabat Nabi
Biru Tosca
Novel
Anak Diujung Pelukan
Temu Sunyi
Novel
Gold
Sukses di Usia Muda, Harga Mati
Mizan Publishing
Novel
AIBEK GRY
Syami Ayyabi
Novel
Cinta Dari Allah
AnniF_
Novel
Yang Hilang Yang Ditemukan
Ningkrnt
Rekomendasi
Flash
Surga di telapak kaki Ibu
Yulia Fahri
Flash
Pertama dan terakhir.
Yulia Fahri
Novel
Butterfly
Yulia Fahri
Flash
Penyakit Pesantren
Yulia Fahri
Novel
Kumandang Azan Pertama
Yulia Fahri