Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Dua orang remaja berusia 16 tahun sepertinya tengah melakukan uji nyali. Bisa dilihat bagaimana salah satu diantaranya merengek minta pulang.
"Fatih, kamu sengaja membuka mata batinku?" rengek Jian yang sedari tadi melihat makhluk menyeramkan yang biasanya sering diceritakan di film horor. "Kenapa kita jalannya lama banget? Biasanya kalau pulang ke rumah, biar pun jalan kaki, tidak selama ini."
"Enak aja! Aku sih ogah buka mata batinmu!" sungut Fatih, seorang anak indigo yang bisa membuka mata batin seseorang walau sementara.
"Jangan bohong dong, Fatih! Aduh ... dingin. Kapan kita sampai ke rumah? Dari tadi muter melulu."
"Jihan, kita enggak akan pulang. Kita enggak bisa kumpul sama keluarga dan teman."
"Terus kita kemana?"
"Kita menunggu di dunia astral ini, sembari pihak kepolisian menemukan orang yang berani menabrak kita."
"Jadi .. aku lihat tubuh kita remuk saat menyebrang tadi ... itu bukan mimpi, ya? Terus kita jadi arwah gentayangan?"
"Iya. Mulai sekarang walau terlambat, aku akan mengajarimu untuk bertahan di dunia astral seperti ini. Jangan biarkan dendam mu membuat dirimu menjadi roh jahat. Paham?"
Jihan mengangguk sembari melempar senyum kepada Fatih. Hanya Fatih saja yang bisa Jihan andalkan saat ini.